Mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra diperkirakan tiba di Bandara Don Mueang, Thailand pada 10 Agustus setelah bertahun-tahun diasingkan.
| Mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra. (Sumber: AFP) | 
Mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra dapat mengajukan permohonan pengampunan kerajaan pada hari pertama penahanannya, demikian disampaikan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Kehakiman Thailand, Wissanu Krea-ngam, pada 27 Juli. Berdasarkan hukum, semua narapidana berhak mengajukan permohonan pengampunan kerajaan pada hari pertama penahanan mereka. Namun, jika pengampunan tidak diberikan, permohonan pengampunan berikutnya baru akan diajukan dua tahun setelah tanggal permohonan sebelumnya.
Bapak Wissanu mencatat bahwa ketika mantan Perdana Menteri Thaksin kembali ke Vietnam, beliau harus hadir di pengadilan untuk menerima hukuman penjara dalam tiga kasus yang telah disidangkan, dengan total hukuman 10 tahun penjara. Saat ini, sejumlah kasus lain yang terkait dengan Bapak Thaksin telah berakhir masa berlakunya, tetapi beberapa kasus belum diajukan ke pengadilan, termasuk pengasingannya di Inggris untuk menghindari tuntutan hukum.
Sebelumnya, pada 26 Juli, Ketua Partai Pheu Thai Paetongtarn Shinawatra mengatakan mantan Perdana Menteri akan tiba di Bandara Don Mueang, Thailand pada 10 Agustus.
Dalam unggahan di media sosialnya, ia berbagi: “(Keluarga kami) senang sekaligus khawatir, tetapi kami selalu menghormati keputusan ayah kami.”
Menurut Paetongtarn, salah satu dari tiga kandidat perdana menteri dari Partai Pheu Thai, Thaksin adalah perdana menteri yang diakui telah memberikan kontribusi terbesar bagi negara, tetapi ia juga harus menghadapi berbagai kesulitan. Sejak pemerintahan militer dibentuk pada tahun 2006, Thaksin telah hidup dalam pengasingan di luar negeri dan hanya kembali ke Thailand sekali untuk perjalanan singkat pada tahun 2008.
Baru-baru ini, tak lama setelah pemilu Thailand berakhir, politisi ini menyatakan keinginannya untuk pulang kampung guna mematuhi dan siap mematuhi putusan pengadilan.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)