Pada pagi hari tanggal 24 November, Majelis Nasional membahas rancangan Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di aula. Turut memberikan komentar, Wakil Tran Thi Thu Hang (delegasi Dak Nong ) mengusulkan penambahan konten untuk memprioritaskan pengembangan angkutan penumpang umum terkait dengan peta jalan pembatasan kendaraan pribadi di kota-kota besar guna mengurangi kemacetan dan berkontribusi pada perlindungan lingkungan.
Delegasi Nguyen Hai Dung (delegasi Nam Dinh ) menyarankan perlunya meninjau kembali kebijakan prioritas pengembangan angkutan penumpang umum dengan bus. Karena di masa mendatang, tidak hanya bus, tetapi juga moda transportasi lain akan digunakan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. "Jika prioritas diberikan kepada bus, potensi kemacetan lalu lintas di kota-kota besar akan tetap ada, karena bus harus bersaing dengan mobil pribadi dan sepeda motor," ujar Bapak Dung, seraya mengusulkan agar kebijakan prioritas tersebut diimbangi dengan kereta layang dan kereta bawah tanah untuk mengurangi kemacetan lalu lintas perkotaan.
Delegasi Dung juga menyatakan keprihatinannya bahwa peraturan tentang bus sekolah diterapkan baik dalam Undang-Undang Lalu Lintas maupun Undang-Undang Keselamatan Lalu Lintas. "Bus sekolah diatur oleh dua undang-undang, sehingga dalam praktiknya akan merepotkan dan menyulitkan baik bagi penyelenggara usaha angkutan, sekolah, maupun instansi terkait. Peraturan tentang senioritas pengemudi bus sekolah perlu dimasukkan dalam Undang-Undang Keselamatan Lalu Lintas," ujar Delegasi Dung.
Selain itu, dalam diskusi tersebut, Menteri Perhubungan Nguyen Van Thang menegaskan perlunya pemungutan tol pada jalan tol milik negara. Pemungutan tol akan didasarkan pada prinsip penggunaan layanan yang lebih tinggi, biaya yang lebih tinggi, dan hak untuk memilih rute paralel. Negara-negara seperti Tiongkok, Jepang, dan AS telah menerapkan prinsip ini. "Saat ini, pemungutan tol hanya memenuhi 35-40% kebutuhan pemeliharaan. Oleh karena itu, jika sistem jalan tol dibangun, diselesaikan, dan dioperasikan tanpa kita memungut tol, akan sulit untuk mendapatkan dana pemeliharaan yang besar," ujar Bapak Thang.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)