(NLDO)- Menurut Wakil Menteri Pendidikan dan Pelatihan Pham Ngoc Thuong, semangat ujian kelas 10 tahun 2025 akan mencakup 2 mata pelajaran: sastra dan matematika, mata pelajaran ketiga akan dipilih oleh departemen.
Berbicara di sela-sela Konferensi tentang merangkum organisasi ujian kelulusan sekolah menengah untuk periode 2020-2024 dan mempersiapkan ujian kelulusan sekolah menengah dari tahun 2025, pada tanggal 31 Oktober, Wakil Menteri Pendidikan dan Pelatihan Pham Ngoc Thuong mengatakan bahwa rencana ujian kelas 10 saat ini sedang meminta pendapat. Semangat ujian kelas 10 dari tahun 2025 akan mencakup 2 mata pelajaran: sastra dan matematika, mata pelajaran ke-3 akan dipilih oleh departemen dari mata pelajaran yang tersisa, yang akan dinilai berdasarkan skor. Pemilihan mata pelajaran ke-3 didasarkan pada prinsip perubahan tahunan untuk menghindari pembelajaran yang bias, pembelajaran hafalan, sehingga siswa memiliki kapasitas dan kualitas yang cukup untuk mengikuti ujian masuk sekolah menengah atau beralih ke pelatihan kejuruan. Jika mata pelajaran ke-3 ditetapkan untuk ujian kelas 10 seperti sebelumnya, di sekolah-sekolah dengan manajemen kepala sekolah yang baik, situasi pembelajaran yang bias tidak akan terjadi.
Kenyataannya, banyak daerah ingin mempertahankan tiga mata pelajaran ujian kelas 10 tetap stabil: matematika, sastra, dan bahasa Inggris. Mengenai hal ini, Wakil Menteri Pendidikan dan Pelatihan mengatakan bahwa hal ini dapat dengan mudah menimbulkan konsekuensi karena banyak sekolah sejak awal tahun ajaran hanya berfokus pada tiga mata pelajaran ujian kelas 10, sementara mata pelajaran lain tidak diminati, padahal pengetahuan geografi, sejarah, dan sains sangat penting bagi siswa. Oleh karena itu, mengubah mata pelajaran ujian akan membuat siswa harus mempelajari mata pelajaran yang sama, kecuali dua mata pelajaran sains dasar.
Wakil Menteri Pendidikan dan Pelatihan Pham Ngoc Thuong
Menurut Bapak Pham Ngoc Thuong, tujuan Program Pendidikan Umum 2018 adalah mengembangkan kualitas dan kemampuan siswa. Pengembangan kualitas dan kemampuan siswa tidak hanya difokuskan pada tiga mata pelajaran, yaitu sastra, matematika, dan bahasa Inggris, tetapi juga ditunjukkan pada mata pelajaran lainnya. Namun, dalam proses ujian, hanya 3 mata pelajaran yang dipilih, sehingga siswa diwajibkan mempelajari semua mata pelajaran secara merata agar dapat meraih nilai ujian yang baik.
Pak Thuong menyampaikan bahwa banyak orang menganggap pengundian untuk ujian kelas 10 hanya soal keberuntungan dan dapat diulang. Oleh karena itu, mengganti mata pelajaran ketiga setiap tahun akan menghindari situasi seperti itu.
Menanggapi pendapat bahwa untuk menghindari situasi pembelajaran yang timpang dan pembelajaran hafalan, perlu dilakukan pengawasan dan ujian oleh badan pengelola, bukan mata pelajaran ujian kelas 10, Bapak Thuong mengemukakan bahwa selama proses pengawasan dan ujian yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Pelatihan serta berbagai instansi lainnya, banyak ditemukan rambu-rambu dan pelanggaran, dan fenomena tersebut pun sudah diperbaiki, namun permasalahan tersebut belum tuntas.
"Ujian kelas 10 memiliki dampak yang sangat besar terhadap masyarakat, sehingga tidak ada solusi yang dapat sepenuhnya memuaskannya. Oleh karena itu, kami memilih solusi optimal dan menganggapnya paling tepat dan sesuai untuk memastikan faktor-faktor pendidikan dan kapasitas bagi siswa berkebutuhan khusus sesuai Program Pendidikan Umum 2018. Melalui sains dan praktik, untuk membentuk kapasitas dan kualitas siswa, hal tersebut harus didasarkan pada berbagai mata pelajaran," ujar Bapak Thuong.
[iklan_2]
Sumber: https://nld.com.vn/bo-gd-dt-dia-phuong-boc-tham-mon-thi-thu-3-vao-lop-10-de-tranh-hoc-lech-196241031151006937.htm
Komentar (0)