
Seberapa bebas AI menghabiskan data pribadi Anda?
Di era digital, AI telah menjadi alat yang familiar, mulai dari menulis email, menerjemahkan teks, hingga membuat gambar hanya dalam hitungan detik. Banyak platform "memberikan" pengalaman gratis kepada pengguna, tetapi pertanyaan besar yang jarang ditanyakan orang adalah: berapa harga dari pengalaman gratis tersebut? Dan apakah data pribadi, mulai dari kalimat yang Anda ketik hingga emosi saat mengobrol, dieksploitasi dengan cara yang tidak Anda duga?
Harga AI "gratis "
AI tidak ada dalam ruang hampa. Untuk berkembang, model perlu belajar dari data yang diberikan pengguna.
Saat Anda mengetik teks, CV, atau bahkan menempelkan dokumen kerja, kemungkinan besar dokumen tersebut akan menjadi bahan baku pelatihan AI. Artinya, ketika Anda tidak membayar dengan uang tunai, pada dasarnya Anda membayar dengan data pribadi.
Ke mana perginya data pribadi setelah dimasukkan ke AI?
Dalam kebanyakan kasus, data dikirim langsung ke server penyedia, seperti OpenAI, Google, atau Anthropic, untuk penyimpanan, analisis, dan penyempurnaan model. Sebagian data mungkin dibagikan dengan pihak ketiga, seringkali untuk analisis perilaku, periklanan, atau penelitian.
Beberapa perusahaan mengklaim hanya menyimpan data sementara dan tidak merekam percakapan, tetapi pada kenyataannya sulit untuk memverifikasi tingkat transparansi.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah risiko kebocoran. Pada tahun 2023, ChatGPT Plus mengalami insiden kebocoran informasi kartu kredit pengguna, menunjukkan bahwa risiko tersebut selalu ada.
Fakta yang jarang diketahui

AI bahkan dapat menganalisis cara Anda mengetik dan mengubahnya menjadi data.
Yang menakutkan bukan hanya data yang Anda masukkan secara aktif. Beberapa platform AI juga menganalisis cara Anda mengetik, kecepatan, latensi, dan kesalahan ejaan untuk menyimpulkan usia, kebiasaan, atau suasana hati.
Data yang dipromosikan sebagai “anonim” sebenarnya tidak aman, karena penelitian menunjukkan bahwa hanya dengan beberapa informasi dasar seperti usia, jenis kelamin, dan lokasi, sistem dapat mengidentifikasi ulang hingga 90% individu.
Fakta lain yang jarang diketahui adalah banyak aplikasi AI gratis sebenarnya "diberi makan" oleh data media sosial publik. Banyak aplikasi dapat secara otomatis memberikan saran berdasarkan postingan Facebook atau TikTok pribadi Anda, meskipun Anda tidak pernah mengizinkannya.
Data juga dapat melintasi batas negara dalam sekejap. Sebuah paragraf yang Anda ketik di Vietnam dapat berakhir di server di AS atau Tiongkok, di luar jangkauan hukum domestik.
Tren penambangan data emosional juga muncul, dengan beberapa AI percakapan tidak hanya menganalisis tulisan tangan, tetapi juga “membaca” nada suara dan kecepatan respons untuk menentukan kondisi mental pengguna.
Kisah Nyata yang Kontroversial
Kontroversi internasional telah menyoroti sensitivitas isu ini. Pada tahun 2023, Zoom menghadapi reaksi keras ketika ketentuan layanannya mengungkapkan bahwa perusahaan dapat menggunakan data panggilan untuk melatih AI.
Samsung sebelumnya pernah mengalami insiden di mana seorang karyawan secara tidak sengaja membocorkan dokumen rahasia dengan memasukkannya ke dalam ChatGPT, sehingga memaksa perusahaan untuk mengeluarkan larangan mutlak pada aplikasi tersebut.
JPMorgan Chase, salah satu lembaga keuangan terbesar di dunia , juga memblokir semua akses ChatGPT untuk karyawan, untuk mencegah risiko kebocoran data pelanggan.

Keamanan data selalu menjadi pertanyaan besar bagi AI gratis
Mengapa orang Vietnam rentan terhadap "pencurian data"?
Di Vietnam, pengguna cenderung memilih aplikasi "100% gratis", bahkan mengunduh aplikasi tiruan atau mengakses situs web yang meniru platform terkenal.
Aplikasi-aplikasi ini hampir tidak memiliki kebijakan privasi yang jelas, sehingga data pribadi mudah "tersedot" ke server-server asing. Kenyataan ini menciptakan celah keamanan siber yang dapat dimanfaatkan oleh para penjahat siber untuk mendapatkan keuntungan.
Apa yang dapat dilakukan pengguna untuk melindungi diri mereka sendiri?
Pengguna individu dapat meminimalkan risiko dengan membaca kebijakan privasi secara cermat sebelum digunakan, meskipun hal ini sering diabaikan karena panjang dan rumitnya.
Yang lebih penting, Anda tidak boleh memasukkan informasi sensitif seperti nomor ID, kartu kredit, atau dokumen internal.
Untuk pekerjaan yang sangat penting, versi AI berbayar atau paket perusahaan dengan komitmen privasi yang jelas merupakan pilihan yang lebih aman.
Selain itu, perlu untuk benar-benar memisahkan penggunaan AI gratis untuk kebutuhan pribadi dan penanganan pekerjaan profesional, untuk menghindari risiko kebocoran data.
Privasi di era AI

Penggunaan AI harus menjamin keselamatan dan keamanan
Di seluruh dunia, hak atas perlindungan data pribadi telah dianggap penting dalam regulasi AI, dengan Uni Eropa memimpin dengan regulasi yang kuat seperti GDPR dan Undang-Undang AI.
Di Vietnam, Keputusan 13/2023 tentang perlindungan data pribadi telah berlaku sejak 2023, tetapi sebagian besar pengguna masih kurang berminat untuk memasang atau menggunakan aplikasi AI gratis.
Di masa depan, "AI yang aman" dan "AI yang terjamin" akan menjadi poin penting dalam persaingan, karena seiring dengan semakin pentingnya privasi, pengguna akan bersedia meninggalkan platform apa pun yang menganggapnya remeh.
Gratis tidak pernah benar-benar gratis. Di era AI, data pribadi adalah mata uang baru. Semakin cepat pengguna menyadari hal ini, semakin baik mereka dapat melindungi diri dari jejak digital yang tidak diinginkan.
Dan mungkin pertanyaan terpenting yang perlu Anda tanyakan kepada diri sendiri setiap kali membuka aplikasi AI gratis adalah: data apa yang bersedia Anda bayar?
Source: https://tuoitre.vn/du-lieu-ca-nhan-cua-ban-dang-troi-di-dau-khi-dung-ai-mien-phi-20250917112031735.htm






Komentar (0)