Garis pantai kotamadya Sermersooq, Greenland - Foto: UNSPLASH
Akibat pemanasan suhu, gletser di tepi Greenland mencair dan mundur ke daratan, memperlihatkan ribuan kilometer garis pantai yang sebelumnya tertutup es.
Menurut IFLScience pada 26 Maret, sebuah tim peneliti internasional menggunakan citra satelit untuk menganalisis perubahan gletser pasang surut (sungai glasial yang bersentuhan dengan laut) di Belahan Bumi Utara. Kemudian, mereka menghitung panjang garis pantai yang baru terekspos setelah gletser mencair pada periode 2000-2020.
Tim menemukan bahwa sekitar 2.466 km garis pantai baru tersingkap selama periode 20 tahun ini, 66% di antaranya terjadi di Greenland. "Proporsi garis pantai tersingkap akibat lelehan gletser terbesar ada di Greenland," tulis para penulis studi.
Selain memperlihatkan lebih banyak daratan, gletser yang mencair juga mengungkap 35 pulau baru yang luasnya lebih dari 0,5 kilometer persegi selama periode 2000-2020. Dari jumlah tersebut, 29 pulau berada di Greenland dan enam pulau berada di kepulauan Svalbard di ujung utara Norwegia dan Arktik Rusia.
Tiga belas dari 35 pulau belum pernah muncul di peta sebelumnya, termasuk 12 di Greenland dan satu di Kutub Utara Rusia.
Menariknya, lima dari 35 pulau baru tersebut dipetakan pada tahun 1960-an sebelum gletser meluas dan menguburnya. Pulau-pulau tersebut baru muncul kembali setelah es mencair dan menyusut dalam beberapa dekade terakhir.
Penelitian baru ini merupakan pengingat bagaimana perubahan iklim akan terus membentuk kembali geografi Bumi, serta kekuatan geopolitik yang berusaha mengendalikannya.
Perubahan iklim dapat mengungkap lahan dan sumber daya baru, yang berpotensi menimbulkan konflik dan ketegangan geopolitik di area ini.
Saat es Arktik mencair, lahan yang sebelumnya tidak dapat diakses yang kaya akan sumber daya alam (seperti minyak, gas, dan mineral) akan menjadi dapat diakses, mendorong negara-negara untuk berupaya menegaskan klaim teritorial dan mengendalikan sumber daya di sana.
Persaingan ini belakangan semakin nyata di Arktik dengan adanya pergerakan dari negara-negara seperti Rusia, Kanada, dan Amerika Serikat. Greenland, misalnya, telah menjadi titik api karena wilayah tersebut telah menarik perhatian (yang tidak diinginkan) dari Presiden AS Donald Trump, yang berpendapat bahwa kendali atas wilayah Arktik sangat penting bagi kepentingan keamanan AS.
Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Climate Change .
Sumber: https://tuoitre.vn/duong-bo-bien-greenland-tang-them-1-620km-ly-do-bat-ngo-20250328124428409.htm
Komentar (0)