Embrio yang "berhibernasi" selama 11.148 hari membawa kebahagiaan menjadi orang tua bagi pasangan Lindsey dan Tim Pierce - Ilustrasi: FREEPIK
Pada bulan Juli 2025, bayi Thaddeus Pierce lahir di Ohio dari embrio yang telah dibekukan sejak tahun 1994. Embrio ini telah "berhibernasi" selama 11.148 hari, setara dengan hampir 31 tahun, sebelum berhasil tertanam di rahim ibunya, Lindsey Pierce.
Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah bahwa embrio yang diawetkan begitu lama dapat berkembang menjadi bayi yang sehat.
Ini adalah hasil dari suatu bentuk yang disebut "adopsi embrio," suatu metode langka pengobatan infertilitas di mana pasangan infertil menggunakan embrio yang disumbangkan oleh orang lain.
Secercah harapan yang bertahan selama tiga dekade
Lindsey dan Tim Pierce telah berjuang melawan infertilitas selama bertahun-tahun. Setelah dirujuk ke bank embrio, mereka memutuskan untuk menggunakan tiga embrio yang dibekukan pada tahun 1994, hasil fertilisasi in vitro (IVF) dari seorang wanita bernama Linda Archerd, yang kini berusia 62 tahun.
"Saya selalu merasa ketiga embrio kecil itu pantas untuk hidup," ungkap Linda.
Linda menjalani program bayi tabung pada tahun 1994 dan menghasilkan empat embrio, tetapi hanya menggunakan satu untuk mengandung anak perempuan. Setelah perceraiannya, ia berhenti berusaha untuk hamil dan menghabiskan bertahun-tahun memikirkan apa yang terjadi pada embrio yang tersisa.
Setelah puluhan tahun merasa cemas dan khawatir mengenai meningkatnya biaya penyimpanan, Linda beralih ke Snowflakes, sebuah program adopsi embrio di bawah Nightlight Christian Adoptions yang memungkinkan para donatur menetapkan kriteria untuk memilih keluarga angkat.
"Saya ingin menjadi bagian dari kehidupan anak ini," kata Linda. "Saya juga ingin mengenal orang-orang yang akan menjadi orang tuanya."
Mendonorkan embrio tidaklah mudah. Linda harus menghubungi mantan dokternya di Oregon, mencari dokumen dari tahun 1990-an, lalu mentransfer embrio ke Rejoice Fertility di Knoxville, Tennessee, yang dikenal tidak menghancurkan embrio beku, meskipun disimpan dengan peralatan yang sudah usang.
Catatan medis dan pertanyaan besar
Dari tiga embrio yang didonorkan Linda, satu tidak bertahan dalam proses pencairan. Dua sisanya ditransfer ke Lindsey, tetapi hanya satu yang berhasil ditanamkan dan menjadi bayi Thaddeus.
Menurut Dr. John David Gordon, yang merawat keluarga Pierce, ini adalah kelahiran embrio beku terlama di dunia . Ia juga berpartisipasi dalam pemegang rekor sebelumnya: bayi kembar Lydia dan Timothy Ridgeway, yang lahir dari embrio yang dibekukan selama 30 tahun.
"Kisah-kisah seperti ini memang memikat imajinasi. Namun, kisah-kisah ini juga memunculkan pertanyaan penting: Mengapa begitu banyak embrio tersimpan di bank?" kata Dr. John.
Di AS, hanya sekitar 2% kelahiran yang merupakan hasil fertilisasi in vitro, dan hanya sebagian kecil yang menggunakan embrio donor. Namun, para ahli memperkirakan saat ini terdapat 1,5 juta embrio yang disimpan, banyak di antaranya berada dalam status "menunggu" di mana orang tua kandung belum memutuskan apakah akan menggugurkan, mendonorkan, atau tetap menyimpannya.
Kisah ini semakin rumit dengan putusan kontroversial Mahkamah Agung Alabama pada tahun 2024 yang menyatakan bahwa embrio beku memiliki status hukum anak-anak. Meskipun negara bagian kemudian mengeluarkan perintah sementara yang melindungi klinik dari tuntutan hukum, pertanyaan tentang nasib embrio tersebut masih belum terjawab.
Terlepas dari masalah hukum, bagi Linda Archerd, perjalanan donasi embrio bagaikan roller coaster emosi, mulai dari lega karena embrio telah menemukan rumah hingga sedih karena ia tidak dapat membesarkannya. Ia juga gembira dengan prospek bertemu keluarga Pierce dan anak yang telah ia bantu lahirkan.
Saya cuma berharap mereka mengirim lebih banyak foto. Saya dapat beberapa foto setelah bayinya lahir. Tapi kalau saya bisa bertemu langsung dengan mereka, seluruh keluarga dan bayinya, itu akan jadi mimpi yang jadi kenyataan.
Adapun keluarga Pierce, mereka bersikeras bahwa alasan mereka melakukan ini sangat sederhana. "Kami tidak berpikir untuk memecahkan rekor apa pun. Kami hanya ingin punya anak dan menjadi orang tua," ujar Lindsey Pierce.
Sementara dunia menyaksikan kemajuan medis yang luar biasa, kisah Thaddeus adalah bukti nyata akan potensi luar biasa yang dihadirkan embrio beku, tidak hanya sebagai masalah teknologi, tetapi juga sebagai kisah kehidupan, harapan, dan hubungan manusia.
Sumber: https://tuoitre.vn/em-be-chao-doi-tu-phoi-thai-dong-lanh-31-nam-2025080211424601.htm
Komentar (0)