
Pasien menderita pendarahan otak akibat hipertensi. Saat dirawat, pasien lemah dan lumpuh, dan menerima perawatan stabil di Departemen Neurologi. Kemudian, pasien tiba-tiba mengalami sesak napas, nyeri dada, hipotensi, gagal napas akut, dan syok kardiogenik.
Pasien dirawat di Unit Perawatan Intensif (ICU). Diagnosis menunjukkan emboli paru akut berat akibat trombus dari ekstremitas bawah yang bermigrasi ke atas, menyebabkan obstruksi hampir total pada kedua arteri paru.
Situasinya kritis karena pasien mengalami hematoma besar di otak, sehingga terapi trombolitik atau antikoagulan menjadi tidak mungkin. Para dokter segera mengadakan konsultasi multidisiplin dan sepakat untuk melakukan trombektomi melalui sistem DSA, dengan memasang filter vena cava inferior untuk mencegah emboli ulang. Ini adalah satu-satunya pilihan yang dapat menyelamatkan nyawa pasien sekaligus mengendalikan risiko perdarahan otak.
Berkat intervensi yang tepat waktu dan akurat, tekanan darah dan kadar oksigen dalam darah pasien membaik dengan cepat, dan fungsi jantung serta paru-parunya stabil.
Setelah tiga hari, pasien dilepas dari ventilator, bernapas secara mandiri dan melakukan gerakan ringan, menunjukkan kemajuan neurologis dan pernapasan yang baik.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/cuu-song-benh-nhan-nguoi-campuchia-bi-xuat-huyet-nao-thuyen-tac-phoi-cap-post817996.html






Komentar (0)