Pertandingan final SEA Games 32 antara U-22 Thailand dan U-22 Indonesia menghadirkan segudang emosi bagi penonton. U-22 Indonesia berhasil menjuarai SEA Games untuk pertama kalinya setelah penantian 32 tahun, sementara U-22 Thailand terus diliputi kekecewaan ketika menyaksikan lawan mereka dinobatkan sebagai juara untuk ketiga kalinya berturut-turut.
Namun, semua aspek atau statistik teknis final SEA Games ke-32 hampir tertutupi oleh perkelahian antara kedua tim. Pada menit-menit awal perpanjangan waktu pertama, setelah U-22 Indonesia mencetak gol yang memperkecil kedudukan menjadi 3-2, kedua tim saling serang dan banyak aksi tak sedap dipandang terjadi. Banyak surat kabar di wilayah tersebut bahkan sampai menggunakan frasa "perkelahian yang menghancurkan antara kedua tim telah merusak pertandingan" untuk menggambarkan pertandingan ini.
Pertandingan antara U.22 Thailand dan U.22 Indonesia sempat diwarnai tawuran antar kedua tim.
Pada pagi hari tanggal 17 Mei, FAT mengunggah status untuk membahas insiden ini. FAT menyatakan penyesalan atas apa yang terjadi dan meminta maaf sedalam-dalamnya kepada para penonton. Bersamaan dengan itu, FAT mengumumkan bahwa mereka akan menyelidiki individu-individu yang terlibat dan memberikan hukuman yang sesuai ketika U.22 Thailand kembali ke tanah air.
Postingan FAT pada pagi hari tanggal 17 Mei
FAT mengunggah pengumuman di laman Facebook resminya dengan isi sebagai berikut: "Mengenai hasil kompetisi, kami yakin Thailand dapat berkembang lebih jauh di masa mendatang. Meskipun hanya meraih medali perak, mungkin hasilnya tidak sesukses yang diharapkan para atlet dan pelatih, tetapi sepak bola adalah olahraga kompetitif, pasti ada pemenang dan pecundang. Kami kalah dan harus bangkit untuk memperbaikinya, mempersiapkan diri untuk masa depan."
Namun, selain penampilan di lapangan, kami juga ingin menyampaikan kekecewaan dan permintaan maaf atas kekacauan yang terjadi di luar lapangan selama pertandingan. Munculnya citra buruk di hadapan penonton, baik saksi langsung maupun penggemar sepak bola di seluruh dunia , telah menyebabkan kerusakan besar bagi sepak bola Thailand.
Kami ingin menginformasikan bahwa Komite Investigasi akan dibentuk untuk menyelidiki semua pihak yang terlibat, segera mengungkap kebenaran, dan akan menghukum berat pihak-pihak yang menyebabkan insiden ini. Proses ini akan dimulai segera setelah tim kembali ke Thailand, tanpa ampun.
Federasi ingin menyampaikan belasungkawa kepada para penggemar sepak bola Thailand, masyarakat Thailand, dan mereka yang terlibat dan sangat terdampak oleh peristiwa ini.
Orang-orang yang menyebabkan insiden tersebut akan dihukum berat oleh FAT.
Selain menyampaikan permohonan maaf dan mengumumkan pembentukan panitia investigasi, FAT juga tak lupa mengingatkan staf kepelatihan Timnas U-22 Thailand.
Terutama staf pelatih, yang dianggap sebagai personel yang harus menjaga citra dan mewakili rakyat Thailand. Setiap menit dalam tugas mereka, mereka harus menyadari kedewasaan dan kemampuan mereka untuk menahan godaan di bawah tekanan persaingan yang begitu tinggi. Namun, kami tidak melakukannya dengan baik.
Staf pelatih U-22 Thailand juga diingatkan oleh FAT.
Para pemain dan staf pelatih U-22 Thailand diperkirakan akan pulang pada 17 Mei. Tak hanya gagal di laga final SEA Games 2019, U-22 Thailand juga menuai banyak kritik atas perilaku tidak pantas mereka di laga sebelumnya.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)