Minggu lalu, penyedia telekomunikasi AS AT&T mengumumkan akan menutup tujuan belanja utamanya di pusat kota San Francisco.
"Kebiasaan belanja konsumen terus berubah, dan kami beradaptasi dengan hal itu. Perusahaan akan melayani pelanggan di mana pun mereka berada melalui kombinasi toko ritel, saluran digital, dan tim layanan pelanggan melalui telepon," ujar seorang perwakilan AT&T.
Langkah salah satu penyedia layanan telekomunikasi terbesar di AS ini mencerminkan tren pengetatan belanja pelanggan pasca-pandemi. Sebelumnya, pada bulan April, AT&T mengumumkan laporan bisnis untuk tiga bulan pertama tahun 2023 yang kurang positif, karena gagal memenuhi ekspektasi para pakar Wall Street terkait estimasi pasar maupun pendapatan kuartalan.
Secara khusus, selama kuartal pertama, operator AS menambahkan 424.000 pelanggan telepon pascabayar - angka yang setara dengan perkiraan Factset sebanyak 422.800 pelanggan, tetapi merupakan level terendah dalam dua tahun terakhir.
Demikian pula, Verizon Communications juga mengalami kehilangan pelanggan seluler, karena warga Amerika terkena dampak inflasi.
Faktor ekonomi makro yang tidak pasti, bersama dengan meningkatnya suku bunga, dikatakan menyebabkan konsumen menunda peningkatan perangkat dan mencari paket yang lebih murah.
Verizon kehilangan 127.000 pelanggan telepon seluler dalam tiga bulan pertama tahun ini. Total pendapatan operator turun 1,9% menjadi $32,9 miliar, di bawah perkiraan analis sebesar $33,57 miliar.
T-Mobile melaporkan penurunan pendapatan kuartalan sebesar 2,4% menjadi $19,63 miliar pada periode yang sama. Operator tersebut menambahkan 538.000 pelanggan bulanan pada kuartal tersebut, dibandingkan dengan 927.000 pada kuartal Desember.
(Menurut Reuters)
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)