85% Gen Z menggambarkan diri mereka "akrab" dengan teknologi AI, sementara 20% mengatakan mereka memiliki pemahaman yang baik tentang cara kerja AI, dan 65% sisanya memahami konsep-konsep dasarnya. Keakraban dan kepercayaan yang mendalam ini membuat mereka memandang AI bukan hanya sebagai alat, tetapi juga sebagai pendamping yang tak tergantikan dalam perjalanan mereka.
Branavan Aruljothi, Country Manager Booking.com di Vietnam, mengatakan bahwa ini merupakan hasil riset terbaru tentang kecerdasan buatan (AI) dari platform perjalanan online Booking.com. Hasil ini menunjukkan bahwa kecerdasan buatan (AI) memainkan peran penting dan memengaruhi kebiasaan bepergian Gen Z. Generasi muda saat ini tumbuh besar dengan AI sebagai bagian penting dalam kehidupan sehari-hari mereka, tidak hanya menggunakan teknologi untuk merencanakan perjalanan, tetapi juga menerapkannya di setiap tahapan perjalanan.
Kebiasaan penggunaan AI Gen Z
“ AI mengubah kebiasaan bepergian, mulai dari perencanaan hingga menikmati aktivitas,” ujar Branavan Aruljothi. “Generasi Z menunjukkan kepada kita bagaimana teknologi ini dapat terintegrasi secara alami ke dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari hasil pencarian yang dipersonalisasi hingga rekomendasi yang lebih cerdas. Dengan wisatawan Gen Z yang menetapkan ekspektasi baru, kami akan terus memanfaatkan AI untuk tidak hanya menyederhanakan pilihan, tetapi juga menginspirasi dan meningkatkan kepercayaan diri untuk menciptakan perjalanan yang bermakna bagi semua orang.”
Menurut para ahli, AI merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Survei Booking.com menemukan bahwa Gen Z berinteraksi dengan perangkat AI beberapa kali sehari, baik untuk bekerja maupun bermain.

Setiap hari, hingga 75% orang Gen Z menggunakan mesin pencari terintegrasi AI; 66% menggunakan alat AI generatif seperti ChatGPT, Gemini atau Claude; 59% mengandalkan alat rekomendasi bertenaga AI pada platform streaming seperti Netflix atau Spotify; 70% berinteraksi dengan perangkat pintar (kamera keamanan, pengontrol suhu, pengenalan wajah...).
Keakraban ini bahkan meluas ke pilihan gaya hidup, dengan 48% menggunakan AI untuk memantau kesehatan mereka, 43% menerima rekomendasi belanja cerdas, dan 37% menggunakan AI untuk merekomendasikan restoran. Dengan AI menjadi bagian integral dari pilihan sehari-hari, tidak mengherankan jika 44% Gen Z menggunakan AI untuk menemukan inspirasi perjalanan dan membantu memesan perjalanan.
Bagaimana Gen Z menerapkan AI dalam pariwisata?
Bagi Gen Z, AI adalah bagian dari keseluruhan perjalanan mereka. Kepercayaan ini tercermin dalam cara mereka bepergian dan bagaimana mereka menggunakan AI di setiap tahap perjalanan. Sebelum bepergian, hampir semua Gen Z (99%) menggunakan AI untuk mempersiapkan perjalanan mereka, mulai dari mendapatkan rekomendasi yang dipersonalisasi berdasarkan kebutuhan spesifik mereka (42%) hingga mencari destinasi baru dan waktu terbaik untuk pergi (40%).
Selama perjalanan, 99% Gen Z juga memercayai AI di destinasi mereka, terutama untuk menerjemahkan bahasa lokal, rambu, menu, atau percakapan (53%) dan mendapatkan informasi menarik tentang objek wisata di sepanjang perjalanan (47%). Setelah perjalanan, 96% Gen Z terus menggunakan AI untuk mendapatkan rekomendasi personal untuk perjalanan mendatang (49%) atau menulis ulasan (46%).

Di masa depan, 99% Gen Z mengharapkan AI untuk membantu mereka merencanakan perjalanan baru, mulai dari meneliti destinasi (42%), menyarankan pengalaman lokal (40%) hingga merekomendasikan restoran yang tepat (38%).
Meskipun menjadi penggerak utama AI, Gen Z masih mendekati teknologi tersebut dengan kehati-hatian tertentu dan harapan yang jelas tentang bagaimana penyedia teknologi beroperasi, dengan mengutamakan keadilan, akuntabilitas, dan transparansi.
Meskipun percaya pada AI, hampir semua (93%) Generasi Z memiliki beberapa kekhawatiran tentang AI, termasuk: risiko AI menggantikan pekerjaan manusia, termasuk pekerjaan mereka sendiri (51%); privasi pribadi dan bagaimana perusahaan menggunakan data mereka (46%); potensi AI untuk menimbulkan bias atau ketidakadilan dalam pengalaman (44%); wisatawan dengan anggaran lebih rendah dapat diturunkan peringkatnya (49%); merasa tidak nyaman dengan AI yang membuat keputusan yang sepenuhnya independen (18%).
Hasil ini menunjukkan bahwa Gen Z terbuka terhadap kemajuan teknologi dan cerdas dalam penerapannya. Bagi industri pariwisata, hal ini membuka arah masa depan di mana pengembangan AI harus praktis dan mudah diakses, sekaligus memastikan kenyamanan, kemudahan, dan kelengkapan.
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/gen-z-dang-su-dung-ai-de-kham-pha-va-trai-nghiem-du-lich-the-nao-post1061183.vnp
Komentar (0)