
Tarif angkutan laut meningkat tajam, pelaku usaha sebaiknya pertimbangkan alternatif transportasi. - Foto ilustrasi
Pada sore hari tanggal 19 Juni, pada konferensi pers reguler kuartal kedua Kementerian Perindustrian dan Perdagangan , Bapak Tran Thanh Hai, Wakil Direktur Departemen Impor-Ekspor, mengatakan bahwa mulai tanggal 2 April, Amerika Serikat mengumumkan pengenaan tarif timbal balik pada semua negara; namun, pada tanggal 9 April, ada keputusan untuk menunda sementara penerapan selama 90 hari.
Hal ini memungkinkan negara-negara, termasuk Vietnam, untuk terus mengekspor. Sedangkan untuk Tiongkok, tarif pajak tertinggi yang diusulkan Amerika Serikat adalah 145%. Namun, setelah perjanjian pada 12 Mei, tarif pajak ini diturunkan menjadi 30%. Inilah saatnya menciptakan "pusaran" ketika bisnis Tiongkok memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Serikat.
Menurut Bapak Hai, dorongan Tiongkok untuk meningkatkan ekspor telah menyebabkan tingginya konsentrasi barang, kapal, dan kontainer di wilayah ini, yang menyebabkan tarif pengiriman meningkat tajam. Situasi serupa terjadi selama pandemi COVID-19.
Selain itu, kekurangan kontainer lokal juga mulai terlihat, tidak hanya di Tiongkok atau Vietnam, tetapi juga di negara-negara pengekspor lainnya seperti Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Namun, berdasarkan pemantauan situasi yang dilakukan oleh Kementerian Perindustrian dan Perdagangan serta Administrasi Maritim Vietnam ( Kementerian Konstruksi ), kekurangan kontainer di Vietnam belum meluas. Mungkin ada kesulitan di beberapa tempat, tetapi tidak separah selama pandemi COVID-19.
Selain itu, konflik di Timur Tengah juga memengaruhi aktivitas pelayaran internasional. Jika kapal-kapal pengiriman harus menghindari wilayah ini dan berlayar memutari Afrika, biaya pengiriman akan terus meningkat, yang akan memengaruhi biaya ekspor ke Eropa dan Pantai Timur AS.
Dalam situasi ini, Bapak Tran Thanh Hai merekomendasikan agar pelaku usaha memperbarui situasi untuk berkoordinasi dengan mitra impor atau ekspor. Berdasarkan pembelajaran sebelumnya, perlu lebih berhati-hati dalam menandatangani kontrak terkait transportasi, logistik, dan pengiriman barang untuk meminimalkan risiko, terutama dalam konteks situasi yang tidak biasa seperti keterlambatan kedatangan kapal atau terdampak konflik.
Selain itu, pelaku bisnis juga perlu mempertimbangkan opsi transportasi alternatif. Khususnya, jalur kereta api intermodal ke Eropa masih tersedia dan merupakan solusi potensial.
"Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, bersama dengan Kementerian Konstruksi dan Kementerian Keuangan, terus memantau perkembangan pasar logistik untuk memberikan rekomendasi yang tepat dan mendukung bisnis," tegas Bapak Tran Thanh Hai.
Anh Tho
Sumber: https://baochinhphu.vn/gia-cuoc-van-tai-bien-tang-manh-doanh-nghiep-nen-can-nhac-phuong-an-thay-the-102250619181459262.htm






Komentar (0)