Perkembangan beragam di pasar komoditas
Pasar komoditas mencatat perkembangan yang beragam pada sesi perdagangan 30 Oktober, dengan tekanan beli mendominasi kelompok energi sementara tekanan jual meningkat pada produk pertanian. Faktor-faktor makro, terutama perjanjian perdagangan antara AS dan Tiongkok serta keputusan suku bunga Federal Reserve (Fed) AS, sangat memengaruhi sentimen investor.

Pasar energi sedang berkembang pesat
Harga minyak mentah dunia mencatat sedikit peningkatan. Di akhir sesi, harga minyak Brent naik 0,12% menjadi 65 dolar AS/barel. Demikian pula, harga minyak WTI juga naik sekitar 0,15%, ditutup pada 60,57 dolar AS/barel.
Dampak perjanjian perdagangan AS-Tiongkok
Pendorong utama pasar adalah kesepakatan dagang baru antara dua ekonomi terbesar dunia. Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengurangan tarif timbal balik atas barang-barang Tiongkok menjadi 47%. Sebagai imbalannya, Beijing berjanji untuk melanjutkan impor kedelai AS, mempertahankan ekspor tanah jarang, dan mengendalikan perdagangan fentanil. Namun, banyak analis yakin ini mungkin hanya kesepakatan sementara untuk meredakan ketegangan, alih-alih solusi jangka panjang.
Keputusan suku bunga Fed
Faktor pendukung lainnya adalah keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga sebesar 0,25%, sehingga mencapai kisaran 3,75-4%. Langkah ini diharapkan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi. Namun, Ketua The Fed, Jerome Powell, bersikap hati-hati dan mengatakan bahwa ini bisa menjadi pemangkasan suku bunga terakhir pada tahun 2025.
Harga bensin domestik disesuaikan naik
Mengikuti tren pasar dunia, harga eceran bensin domestik telah disesuaikan untuk meningkat tajam pada periode operasional akhir Oktober. Khususnya:
- Minyak solar naik 1.318 VND/liter (naik 7,37%).
- Bensin E5RON92 naik 710 VND/liter (naik hampir 4%).
- Bensin RON95 naik 762 VND/liter (naik hampir 4%).
Dalam penyesuaian ini, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan - Kementerian Keuangan memutuskan untuk tidak menyisihkan dan tidak menggunakan Dana Stabilisasi Harga Minyak Bumi.
Harga jagung melemah akibat tekanan pasokan
Berbeda dengan pasar energi, harga jagung berbalik arah setelah tiga sesi berturut-turut mengalami kenaikan. Kontrak jagung Desember di Chicago Board of Trade (CBOT) turun 0,8% dan ditutup pada harga $169/ton.

Pasokan global yang melimpah
Alasan utama tekanan kenaikan harga adalah pasokan global yang diperkirakan akan tetap tinggi. Dewan Gandum Internasional (IGC) mempertahankan proyeksi produksi jagung dunia pada 2025-2026 di angka 1,297 miliar ton, naik 4,7% dari musim sebelumnya. Prospek panen di belahan bumi selatan juga positif, dengan produksi Brasil diperkirakan mencapai 137 juta ton dan Afrika Selatan diperkirakan meningkat sebesar 27%.
Permintaan etanol di AS melambat.
Selain itu, permintaan jagung untuk produksi etanol di AS menunjukkan tanda-tanda melambat. Laporan dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan bahwa produksi etanol pekan lalu turun menjadi 7,64 juta barel, sementara persediaan meningkat 2% menjadi 22,37 juta barel. Hal ini melemahkan permintaan jagung dalam jangka pendek.
Kehati-hatian investor juga meningkat karena rincian spesifik mengenai komitmen perdagangan pertanian dalam kesepakatan AS-Tiongkok belum diumumkan, sehingga pasar menunggu sinyal yang lebih jelas.
Sumber: https://baolamdong.vn/gia-dau-tang-nhe-ngo-quay-dau-giam-sau-tin-tuc-my-trung-399174.html



![[Foto] Da Nang: Air berangsur surut, pemerintah daerah memanfaatkan pembersihan](https://vphoto.vietnam.vn/thumb/1200x675/vietnam/resource/IMAGE/2025/10/31/1761897188943_ndo_tr_2-jpg.webp)

![[Foto] Perdana Menteri Pham Minh Chinh menghadiri Upacara Penghargaan Pers Nasional ke-5 tentang pencegahan dan pemberantasan korupsi, pemborosan, dan negativitas](https://vphoto.vietnam.vn/thumb/1200x675/vietnam/resource/IMAGE/2025/10/31/1761881588160_dsc-8359-jpg.webp)






































































Komentar (0)