Secara spesifik, harga minyak mentah Brent turun sebesar 1,17 dolar AS, setara dengan 1,4%, menjadi 81,38 dolar AS/barel. Harga minyak WTI AS turun sebesar 1,23 dolar AS, setara dengan 1,6%, menjadi 76,64 dolar AS/barel.
Persediaan minyak mentah AS meningkat tajam sebesar 12 juta barel menjadi 439,5 juta barel minggu lalu, jauh melampaui ekspektasi analis sebesar 2,6 juta barel, menurut Badan Informasi Energi AS.
Secara terpisah, produksi kilang minyak mentah turun 298.000 barel per hari (bph) menjadi 14,5 juta bph minggu lalu, dan pemanfaatan kilang turun 1,8 poin persentase menjadi 80,6% dari total kapasitas.
Sementara itu, ketua Komite Intelijen DPR AS memperingatkan adanya ancaman keamanan nasional yang serius, yang membuat beberapa investor minyak khawatir.
John Kilduff, mitra di Again Capital yang berpusat di New York, berkomentar bahwa risiko perang atau terorisme di luar wilayah produksi akan menyebabkan harga minyak turun karena permintaan diperkirakan akan terpengaruh.
Faktor geopolitik juga turut membebani pasar minyak, termasuk konflik di Timur Tengah dan Rusia-Ukraina, serta berkembangnya pandangan bahwa pemotongan suku bunga AS akan dimulai nanti.
Di dalam negeri, siang ini, harga eceran bensin dan minyak akan disesuaikan oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan dalam periode pengaturan harga berkala. Kemungkinan besar, harga bensin dan minyak akan naik tajam di kisaran 500-700 VND/liter (kg) akibat kenaikan tajam harga bensin dan minyak dunia pekan lalu.
Harga eceran bensin dalam negeri pada tanggal 15 Februari adalah sebagai berikut: bensin E5 RON 92 tidak lebih dari VND 22.120/liter; bensin RON 95-III tidak lebih dari VND 23.260/liter; minyak solar tidak lebih dari VND 20.700/liter; minyak tanah tidak lebih dari VND 20.580/liter; minyak mazut tidak lebih dari VND 15.590/kg.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)