Dalam jumpa pers pengumuman hasil Sidang ke-5 Majelis Permusyawaratan Rakyat Angkatan ke-15 pada sore hari tanggal 24 Juni, pers mempertanyakan apakah persyaratan yang ditetapkan dalam resolusi umum sidang ini cukup untuk mengatasi situasi kelengahan, pengelakan, dan kurangnya tanggung jawab sejumlah kader dan pegawai negeri sipil dalam melaksanakan tugas publik.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Majelis Nasional Bui Van Cuong menyatakan bahwa dalam resolusi bersama sidang tersebut, Majelis Nasional meminta dilakukan peninjauan ulang terhadap sistem dokumen hukum, dengan fokus pada peraturan perundang-undangan tentang penawaran, pelelangan, perencanaan, pengelolaan, pemanfaatan lahan, aset publik, anggaran pendapatan dan belanja negara, kemitraan publik-swasta, sosialisasi pelayanan publik, penanaman modal, konstruksi, usaha properti, perbankan, keuangan, surat berharga, obligasi, badan usaha...
Sekretaris Jenderal Majelis Nasional Bui Van Cuong.
Disamping itu, bidang penilaian, valuasi dan bidang-bidang lainnya telah banyak direkomendasikan, diusulkan atau telah banyak menghadapi permasalahan serta rekomendasi dari berbagai daerah, masyarakat dan pelaku usaha melalui lembaga-lembaga pemeriksaan, pengawasan, audit, penyidikan, penuntutan, pengadilan dan eksekusi.
Menurut Sekretaris Jenderal Majelis Nasional, melalui pekerjaan ini, kita akan menemukan dan mengidentifikasi secara spesifik peraturan perundang-undangan yang kontradiktif, tumpang tindih, celah hukum, dan tidak memadai, serta permasalahan dalam undang-undang dan dokumen turunannya yang terkait, dan melaporkan hasil penelaahannya kepada Majelis Nasional pada Sidang ke-6 Majelis Nasional Angkatan ke-15.
Bersamaan dengan itu, segera mengarahkan perubahan dan penambahan peraturan perundang-undangan yang sudah tidak sesuai lagi dengan kewenangannya atau mengusulkan kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk mengubah, menambah, dan menetapkan peraturan perundang-undangan baru yang relevan.
Bapak Bui Van Cuong menambahkan bahwa Majelis Nasional juga meminta untuk mendorong desentralisasi dan pendelegasian wewenang yang tepat disertai penguatan inspeksi, pengawasan, dan pemantauan; meningkatkan tanggung jawab para pemimpin, segera dan efektif mengatasi situasi pengelakan, penghindaran, dan kurangnya tanggung jawab di antara sejumlah kader dan pegawai negeri sipil, serta menangani pelanggaran secara tegas.
" Maka solusinya relatif cukup untuk membatasi situasi penghindaran dan ketakutan tanggung jawab sejumlah PNS, " ujar Sekjen MPR.
Lebih lanjut dijelaskan Bapak Trinh Xuan An - Anggota Panitia Pembela Pertahanan dan Keamanan DPR, bahwa baru kali ini DPR mencatat hal tersebut dalam sebuah resolusi resmi DPR.
Mengutip penilaian Majelis Nasional dalam resolusi tersebut: " Secara khusus, situasi yang mendorong, menghindari, dan kurangnya tanggung jawab sejumlah kader dan pegawai negeri sipil dalam melaksanakan tugas publik menyebabkan stagnasi dalam penyelesaian pekerjaan, yang menimbulkan kebencian di masyarakat ", Bapak Trinh Xuan An mengakui bahwa ini adalah penilaian yang sangat langsung dan mengelak.
Terkait solusinya, Bapak Trinh Xuan An menyampaikan bahwa Majelis Nasional meminta agar segera mengusulkan diundangkan atau mengesahkan di bawah kewenangannya dokumen-dokumen yang memuat mekanisme untuk mendorong dan melindungi kader-kader yang berani berpikir, berani berbuat, dan berani bertanggung jawab terhadap kepentingan bersama.
Menurut Bapak Trinh Xuan An, ketika dokumen ini diterbitkan, maka akan menyelesaikan masalah dorongan, penghindaran, dan kurangnya tanggung jawab dalam melaksanakan tugas publik.
Menyampaikan pendapat pribadinya, delegasi Majelis Nasional Trinh Xuan An juga mengatakan perlu diterapkan metode manajemen yang sama seperti perusahaan di lembaga negara, yaitu mengontrak produk, menetapkan norma, target, dan penjualan sehingga semua tingkatan, kader, dan pegawai negeri sipil harus melaksanakannya, menghindari pengabaian tanggung jawab.
“ Selain itu, perlu diterapkan mekanisme kontrak belanja secara menyeluruh, siapa yang bekerja lebih banyak akan mendapat lebih banyak, dan membangun mekanisme penghargaan bagi mereka yang bekerja efektif, ” kata Bapak Trinh Xuan Anh.
Bahasa inggris
Berguna
Emosi
Kreatif
Unik
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)