Baru-baru ini, Majelis Nasional mengesahkan Undang-Undang Perumahan (amandemen) dan Undang-Undang Usaha Properti (amandemen). Kedua undang-undang ini akan berlaku mulai 1 Januari 2025.
Dibandingkan dengan peraturan sebelumnya, Undang-Undang Perumahan dan Undang-Undang Usaha Properti yang baru memiliki banyak peraturan baru dan mengakhiri beberapa kontroversi belakangan ini.
Transaksi real estat tidak harus melalui lantai.
Misalnya, Undang-Undang tentang Usaha Properti tidak mengharuskan transaksi properti untuk melalui lantai bursa sebagaimana diatur dalam rancangan sebelumnya untuk mendapatkan komentar.
Jika transaksi diperlukan melalui bursa, akan muncul banyak prosedur administratif. (Foto: DPO)
Bapak Nguyen Hong Chung, Ketua DVL Ventures, mengatakan bahwa ini bukanlah peraturan baru karena sudah tertuang dalam Undang-Undang Usaha Properti tahun 2007 dan telah dihapus pada tahun 2014.
Dalam proses penyusunan Undang-Undang tersebut, Kementerian Konstruksi terus mengusulkan regulasi yang mengharuskan transaksi real estat dilakukan melalui lantai bursa agar dapat mengatur kegiatan perdagangan real estat.
"Alasan Kementerian Konstruksi mengajukan usulan ini adalah karena dari tahun 2014 hingga sebelum 2022, pasar properti berkembang pesat, yang menyebabkan banyak konsekuensi. Namun, jika transaksi diwajibkan melalui lantai bursa, akan banyak prosedur administratif yang muncul. Oleh karena itu, saya rasa wajar jika Undang-Undang yang baru menghapus peraturan ini dan membiarkan pasar yang mengaturnya," ujar Bapak Chung.
Sementara itu, Bapak Nguyen Anh Que, anggota Asosiasi Real Estat Vietnam, mengatakan bahwa untuk negara-negara yang maju dalam hal hukum dan ekonomi , ada peraturan khusus tentang transaksi real estat yang berlaku.
“Secara pribadi, saya mendukung transaksi melalui bursa, tetapi sosialisasi dan implementasi kebijakan hukum Vietnam masih membutuhkan waktu untuk menyempurnakan hukum secara bertahap dan menjangkau masyarakat secara bertahap,” ujar Bapak Que.
Perketat pengelolaan aktivitas lantai perdagangan properti
Di samping ketentuan di atas, Undang-Undang Usaha Properti yang baru juga memperketat pengaturan kegiatan lantai perdagangan properti, termasuk mengatur ketentuan bagi pengelola dan operator lantai perdagangan properti.
Mengomentari hal ini, para ahli mengatakan bahwa peraturan tersebut bertujuan untuk mengatasi keterbatasan di masa lalu mengenai kegiatan usaha lantai perdagangan real estat yang dibiarkan tanpa pengawasan, tanpa informasi, dan para pengelola lantai tidak memiliki pengetahuan, yang menyebabkan badan-badan negara tidak dapat mengelola kegiatan perdagangan, sehingga menimbulkan banyak kasus penipuan yang mempengaruhi pasar...
Mengenai persyaratan pendirian lantai perdagangan properti, Undang-Undang tahun 2013 menetapkan bahwa minimal harus ada dua orang yang memiliki sertifikat praktik pialang properti. Saat ini, berdasarkan Undang-Undang yang telah diubah, minimal satu orang saja yang diwajibkan memiliki sertifikat pialang properti. Selain itu, Undang-Undang tersebut juga menetapkan bahwa orang yang menjalankan praktik pialang properti harus memenuhi sejumlah persyaratan.
Peraturan ini berarti bahwa pialang real estat tidak diperbolehkan berpraktik secara bebas.
Undang-Undang Bisnis Properti yang baru telah memperketat pengelolaan aktivitas perdagangan properti. (Foto: DM)
Selain itu, individu yang telah mendapatkan sertifikat pialang properti wajib menyelesaikan dan memiliki sertifikat penyelesaian pelatihan manajemen dan pelatihan pengetahuan pialang properti yang diterbitkan oleh lembaga pelatihan. Hal ini juga merupakan tambahan materi baru dibandingkan dengan ketentuan dalam Undang-Undang tentang Usaha Properti tahun 2013.
Sebagian besar pendapat sepakat bahwa peraturan tersebut sangat sesuai dengan praktik saat ini dan bertujuan untuk mengelola kegiatan perantara perdagangan properti dengan baik, memberikan tanggung jawab kepada perantara dalam bertransaksi, dan membatasi kasus penipuan dalam transaksi properti seperti yang terjadi akhir-akhir ini.
Khusus untuk orang yang berhak mengikuti ujian sertifikasi profesi pialang properti, syaratnya harus memiliki sertifikat tanda selesainya pelatihan wajib. Dengan demikian, seseorang akan memiliki bekal pengetahuan dasar dan peraturan perundang-undangan serta etika profesi yang memadai, sehingga dapat menjadi seorang pialang properti yang profesional.
Menurut Bapak Nguyen Anh Que, pengurangan jumlah individu dari 2 menjadi 1 merupakan arah yang terbuka bagi perusahaan dengan fungsi pialang, dan menciptakan kondisi untuk membatasi pialang independen tanpa organisasi. Beliau memperkirakan bahwa mulai tahun 2025 akan terjadi ledakan pendirian bisnis dengan fungsi pialang real estat dan tahun 2024 akan menjadi tahun di mana pelatihan sertifikasi pialang akan mendapat perhatian.
"Hal ini akan meningkatkan profesionalisme broker properti serta etika dan keahlian profesi ini. Namun, hal ini masih terbatas dan perlu diklarifikasi dan ditransparansikan melalui langkah-langkah propaganda hukum agar sejalan," ujar Bapak Que.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)