Peran penting
Menurut Master Tu Huu Cong dari Universitas Binh Duong : Pendidikan selalu menjadi kebijakan nasional utama, penggerak utama pembangunan manusia dan bangsa. Dalam konteks transformasi digital dan globalisasi yang kuat, Vietnam membutuhkan model pendidikan yang tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membantu peserta didik mengetahui cara bertindak, berpikir, dan berkreasi.
Rancangan Program Aksi Komite Sentral Partai untuk melaksanakan Resolusi Kongres Delegasi Nasional ke-14 menekankan pembangunan pendidikan nasional yang modern, yaitu pendidikan yang "terbuka, fleksibel, dan menghubungkan pembelajaran dan praktik, sekolah dan kehidupan sosial".
Pada tataran strategis, pendidikan STEAM merupakan demonstrasi konkret dari orientasi tersebut: Mengintegrasikan pengetahuan interdisipliner, memupuk kreativitas, dan mengembangkan manusia yang komprehensif. STEAM bukan hanya metode pengajaran yang canggih, tetapi juga sebuah filosofi pengembangan pendidikan, di mana pengetahuan ilmiah dikaitkan dengan seni, pemikiran logis dipadukan dengan emosi estetis, dan kreativitas menjadi kapasitas sentralnya.
Di tengah revolusi industri 4.0, ketika pengetahuan manusia berkembang pesat, pendidikan STEAM membantu siswa mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, berpikir kritis, kolaborasi, dan inovasi—kualitas inti warga dunia. Jika sebelumnya, kelas-kelas berfokus pada hafalan, kini siswa dapat "belajar melalui tindakan". Dalam pembelajaran STEAM, siswa dapat membuat robot, merakit model rumah pintar, menanam sayuran hidroponik menggunakan sensor, atau merancang simulasi energi angin-matahari.
Setiap proyek pembelajaran membantu siswa merasakan peran sebagai pencipta, bukan lagi penerima pengetahuan yang pasif. STEAM tidak hanya membantu siswa mencintai mata pelajaran, tetapi juga menjembatani teori dan praktik, antara sekolah dan masyarakat. Ketika pengetahuan menjadi hidup, pembelajaran menjadi menyenangkan, dan sekolah benar-benar menjadi "tempat pembibitan" kecerdasan dan kreativitas.

Empat prinsip pengorganisasian pendidikan STEAM
Sejak 2018, banyak sekolah di Vietnam telah menerapkan program percontohan pendidikan STEAM. "Festival Kreatif", "Klub Sains Remaja", atau "Kelas Pintar" telah menarik banyak siswa untuk berpartisipasi. Namun, agar kegiatan ini benar-benar efektif, empat prinsip dasar perlu dipatuhi.
Pertama, pembelajaran berjalan seiring dengan praktik, pengetahuan terhubung dengan produk. Setiap pembelajaran dan proyek harus memiliki hasil yang spesifik, baik berupa model maupun ide, agar siswa dapat mengalami siklus kreatif yang utuh.
Kedua, berpusat pada peserta didik. Guru adalah pembimbing, bukan pemaksa, melainkan inspirator. Siswa didorong untuk bertanya, berdiskusi, bereksperimen, gagal, dan mencoba lagi – itulah esensi kreativitas.
Ketiga, menghubungkan sekolah, keluarga, dan bisnis. Ketika bisnis berkolaborasi, proyek pembelajaran akan lebih mudah diterapkan, membantu siswa memvisualisasikan nilai praktis dari pengetahuan dan membangkitkan semangat kewirausahaan sejak dini.
Keempat, manfaatkan teknologi digital. Model kelas virtual, laboratorium daring, atau pembelajaran berbasis AI membantu siswa di daerah terpencil tetap memiliki akses ke metode pembelajaran modern.
Pendidikan STEAM hanya benar-benar berkelanjutan jika diimplementasikan secara sinkron, tidak hanya di tingkat sekolah, tetapi juga di tingkat kebijakan, dengan partisipasi seluruh masyarakat. Dalam model pendidikan tradisional, guru memainkan peran sentral, dan siswa adalah penerimanya. Namun, dalam pendidikan STEAM, guru menjadi pembimbing kreatif, membantu siswa menemukan jawaban mereka sendiri, alih-alih memberikan solusi siap pakai.
Untuk memenuhi persyaratan tersebut, guru perlu dilatih dalam desain pembelajaran terpadu, penerapan teknologi, dan pemikiran desain. Sekolah pedagogis harus berinovasi dalam program pelatihan mereka, termasuk STEAM, teknologi pendidikan, dan mata kuliah pembelajaran berbasis proyek dalam pengajaran resmi.

Menilai siswa berdasarkan kemampuan
Salah satu perbedaan utama pendidikan STEAM adalah pendidikan ini berbasis kompetensi, bukan hanya nilai. Berpikir kreatif dan pemecahan masalah merupakan kompetensi inti dalam pendidikan STEAM, yang ditunjukkan melalui kemampuan siswa untuk mengajukan ide-ide baru, memilih pendekatan unik untuk setiap situasi pembelajaran atau tantangan praktis. Alih-alih mencari jawaban yang sudah jadi, siswa didorong untuk bertanya "mengapa" dan "bagaimana jika", sehingga menghasilkan beragam solusi.
Proses coba-coba membantu siswa untuk tidak takut akan risiko, menganalisis penyebab, dan menemukan solusi optimal. Inilah fondasi untuk menumbuhkan pemikiran inovatif, menciptakan generasi warga negara kreatif yang berani berpikir dan bertindak di era pengetahuan.
Selain itu, siswa perlu dibimbing untuk mematuhi prinsip-prinsip kerja sama dan komunikasi—kerja tim, presentasi, dan keterampilan berdebat. Dalam proyek STEAM, siswa sering kali harus memberikan tugas, bertukar ide, dan memecahkan masalah bersama, sehingga melatih keterampilan mendengarkan, menghargai perbedaan, dan berkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama.
Mempresentasikan dan mempertahankan produk mereka di depan kelompok juga membantu siswa mengekspresikan diri dengan percaya diri, berargumen, berdebat, dan membujuk orang lain. Keterampilan ini merupakan soft skills yang penting bagi siswa untuk beradaptasi dan meraih kesuksesan dalam lingkungan belajar dan kerja yang modern, multikultural, dan global.
Penerapan pengetahuan interdisipliner merupakan ciri utama pendidikan STEAM, yang ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengintegrasikan dan menerapkan pengetahuan dari berbagai bidang seperti sains, teknik, seni, dan matematika untuk memecahkan masalah tertentu. Selama proses pembelajaran, siswa tidak lagi mempelajari pengetahuan dari mata pelajaran yang terpisah, melainkan mampu menghubungkan, mentransformasikan, dan menginterpretasikan pengetahuan.
Misalnya, untuk merancang model rumah pintar, siswa harus menerapkan fisika untuk memahami mekanisme sensor, matematika untuk menghitung dimensi, teknologi untuk pemrograman, dan seni untuk menciptakan bentuk-bentuk estetis. Perpaduan ini membantu siswa mengembangkan pemikiran yang sistematis, fleksibel, dan kreatif – fondasi keterampilan pemecahan masalah di abad ke-21.
Nilai praktis suatu produk merupakan tolok ukur penting dalam pendidikan STEAM, yang mencerminkan tingkat penerapan dan kemampuannya untuk mengabdi kepada masyarakat melalui capaian pembelajaran. Sebuah produk STEAM dianggap berhasil tidak hanya ketika menunjukkan pemikiran kreatif, tetapi juga ketika dapat diterapkan dalam kehidupan nyata—bahkan dalam skala kecil.
Dari model hemat energi, perangkat peringatan banjir, hingga produk daur ulang ramah lingkungan, siswa belajar bagaimana mengubah ide menjadi tindakan, dan pengetahuan menjadi solusi. Melalui ini, mereka memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang tanggung jawab sosial, semangat komunitas, dan makna belajar sambil praktik, yang merupakan tujuan inti pendidikan modern.
Metode penilaian ini membantu guru menilai kemampuan siswa secara komprehensif, sekaligus memotivasi mereka untuk mengembangkan kreativitas individual. Faktanya, di sekolah yang menerapkan model ini, siswa lebih tertarik, berani, dan belajar lebih efektif.
Peran bimbingan karir dalam pendidikan STEAM
Di era baru, batasan antarprofesi semakin kabur. Seorang insinyur bisa menjadi desainer, seorang programmer bisa menciptakan seni digital. Pendidikan STEAM membantu siswa mengidentifikasi kekuatan mereka sejak dini dan mengarahkan karier mereka dengan tepat melalui pengalaman praktis.
Proyek STEAM seperti desain produk teknologi, model bisnis kecil, atau penemuan ramah lingkungan membantu siswa memahami bahwa pengetahuan hanya benar-benar bermakna jika diterapkan dalam kehidupan. Ini juga merupakan langkah persiapan penting untuk pendidikan karier dan kewirausahaan dini, membantu siswa memasuki pasar tenaga kerja masa depan dengan percaya diri dan kreatif.
Pendidikan STEAM merupakan bagian dari perjalanan jangka panjang membangun masyarakat pembelajar, di mana setiap warga negara dibangkitkan potensi kreatifnya, pembelajaran sepanjang hayat, dan kontribusinya kepada masyarakat. Ini merupakan visi strategis dalam membangun manusia Vietnam yang modern, terintegrasi, dan kreatif; sebuah pergeseran dari pendidikan "akademis" menuju pendidikan "terbuka", dari memberikan pengetahuan menjadi mengembangkan kapasitas, dari belajar untuk menguji menjadi belajar untuk mencipta.
Menurut Guru Tu Huu Cong: Untuk mewujudkan tujuan "pendidikan modern, kreatif, dan terpadu", perlu dilakukan penerapan solusi secara serentak: Menyempurnakan kerangka kebijakan nasional pendidikan STEAM, dengan mengidentifikasinya sebagai pilar inovasi metode pengajaran di pendidikan umum; Berinvestasi dalam infrastruktur teknologi dan ruang kelas digital di sekolah, terutama di daerah pedesaan, terpencil, dan terisolasi untuk menjamin keadilan akses; Menghubungkan dunia usaha, sekolah, dan daerah, membangun jaringan untuk mendukung kegiatan STEAM dan usaha rintisan mahasiswa; Mengorganisir forum, pameran, dan kompetisi kreativitas pemuda untuk menyebarkan semangat penelitian dan inovasi ilmiah di kalangan mahasiswa; Mengembangkan basis data nasional tentang STEAM, berbagi materi pembelajaran terbuka, contoh ceramah, dan model-model tipikal untuk mendukung guru di seluruh negeri.
Source: https://giaoducthoidai.vn/giao-duc-steam-huong-di-chien-luoc-trong-doi-moi-can-ban-toan-dien-post755249.html






Komentar (0)