Catatan genom manusia kita mungkin masih kehilangan puluhan ribu “gen gelap” yang terkait dengan berbagai penyakit.
Menurut Science Alert, tim peneliti multinasional telah mengidentifikasi "gen gelap" yang tak terhitung jumlahnya yang tersembunyi di wilayah DNA yang dulunya dianggap "DNA sampah" karena dianggap tidak mampu mengkode protein.
Faktanya, materi genetik yang sulit dipahami ini dapat mengkode protein kecil dan terlibat dalam berbagai proses patologis, dari kanker hingga kekebalan.
DNA manusia masih memiliki banyak "gen gelap" tersembunyi - Ilustrasi AI: ANH THU
Sebuah tim penulis yang dipimpin oleh Dr. Eric Deutsch dari Institut Biologi Sistem (AS) menemukan gudang besar protein kecil yang dipengaruhi oleh "gen gelap" melalui lebih dari 95.000 percobaan.
Ini termasuk penelitian yang menggunakan spektrometri massa untuk mempelajari protein kecil, serta katalog fragmen protein yang dideteksi oleh sistem kekebalan tubuh kita.
Alih-alih kode panjang yang lazim digunakan untuk memulai proses membaca instruksi DNA guna membuat protein, "gen gelap" ini direpresentasikan oleh versi yang lebih pendek sehingga para ilmuwan tidak dapat mendeteksinya.
Meskipun mengandung "kerangka baca terbuka nonstandar" (ncORF), mereka masih digunakan sebagai cetakan untuk membuat RNA, dan beberapa RNA ini kemudian digunakan untuk membuat protein kecil dengan hanya beberapa asam amino.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa sel kanker mengandung ratusan protein kecil yang serupa.
Penemuan baru ini menjanjikan terobosan dalam ilmu biomedis, yang dapat membuka jalan bagi imunoterapi kanker, termasuk terapi sel dan vaksin terapeutik.
Selain itu, "gen gelap" ini juga dapat memengaruhi banyak penyakit lainnya, dan juga menjadi titik tumpu bagi para ilmuwan untuk mencari pengobatan di masa mendatang.
Dari ribuan "gen gelap" yang diidentifikasi oleh penelitian ini, setidaknya seperempatnya mampu menghasilkan protein menggunakan mekanisme yang disebutkan di atas. Para penulis menduga masih ada puluhan ribu gen lainnya, yang semuanya terlewatkan oleh teknik-teknik sebelumnya.
"Tidak setiap hari kita membuka lini penelitian baru. Kita bisa memiliki kelas obat yang benar-benar baru untuk pasien," ujar ahli saraf John Prensner dari Universitas Michigan (AS) kepada Science.
[iklan_2]
Source: https://giadinh.suckhoedoisong.vn/gien-toi-an-trong-dna-con-nguoi-lan-dau-duoc-tiet-lo-172241129071714398.htm
Komentar (0)