
Terletak di Jalan Lang Chuong, Komune Thanh Oai, sekitar 30 km selatan pusat kota Hanoi , Desa Chuong telah lama dikenal sebagai tempat lahirnya pembuatan topi kerucut tradisional.
Di sini, profesi pembuat topi telah ada selama ratusan tahun, erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat desa Chuong.

Topi kerucut Desa Chuong telah lama terkenal karena kecanggihan dan kelembutannya yang luar biasa. Menurut para pengrajin di sini, untuk membuat topi yang indah dan tahan lama, pengrajin tidak hanya membutuhkan tangan terampil, tetapi juga ketelitian dalam setiap langkah pemilihan.
Dari pemilihan cetakan agar bentuk topi simetris, atap harmonis, hingga pemilihan tiap lingkaran di sekeliling topi agar berbentuk bulat dan kokoh.

Daun, seludang bunga, cincin, tali pancing atau jarum – semua bahan harus indah, bersih dan memenuhi standar.
Sebuah topi kerucut Chuong yang lengkap harus melalui 7 tahap rumit, yang tiap tahap menunjukkan ketelitian dan dedikasi perajin.
Warga Desa Chuong mengatakan, daunnya diambil dari hutan Huong Son ( Ha Tinh ), lalu ditumbuk dengan pasir dan dijemur selama 2-3 hari di tanggul.

Setelah daun berwarna putih, langkah pertama adalah mengeringkannya dengan sulfur, melepaskannya, dan membelahnya. Ini melengkapi langkah pertama. Menyetrika daun adalah langkah kedua, melepaskan cincin (membuat kerucut berkilau) adalah langkah ketiga, memutar kerucut (membangun rangka kerucut) adalah langkah keempat, membentuk kerucut (menata daun pada rangka dan membentuknya) adalah langkah kelima, menyusun kerucut (menyisipkan selapis braktea atau kertas di antara dua lapis daun agar kerucut terhindar dari cahaya) adalah langkah keenam, dan terakhir adalah memecahkan kerucut (menjahit kerucut).
Biasanya dibutuhkan waktu sekitar 6 jam untuk membuat topi yang indah dan tahan lama.

Berkat ketelitian dan kewaspadaan para perajin, topi kerucut Chuong tidak hanya tahan lama dan indah tetapi juga memiliki penampilan yang anggun dan lembut.
Selain fungsinya untuk melindungi diri dari hujan dan terik matahari, dan menjadi benda yang terkait dengan kehidupan produktif para pekerja, kini topi kerucut telah menjadi simbol budaya, yang dikaitkan dengan citra wanita Vietnam yang anggun dan pekerja keras.
Dalam ao dai yang mengalir, di bawah topi kerucut yang miring, kecantikan tradisional sepenuhnya ditingkatkan.

Ibu Ta Thu Huong, seseorang yang masih menekuni profesi ini dan bersemangat menekuninya di sini, mengatakan bahwa ketika berbicara tentang wanita Vietnam, mustahil untuk tidak menyebut ao dai dan topi kerucut.
Di masa lalu, topi kerucut tradisional tidak hanya melindungi dari matahari dan hujan tetapi juga berfungsi sebagai kipas angin, gayung air, keranjang untuk menyimpan barang, dan sebagainya.

Hingga saat ini, wanita selalu dikaitkan dengan gaun panjang dengan warna senada dengan topi warna-warni.
Oleh karena itu, meskipun pembuatan topi tidak menghasilkan pendapatan sebanyak pekerjaan lain, banyak keluarga di desa Chuong masih bertahan dalam mempertahankan profesi tersebut seolah-olah melestarikan sebagian tanah air mereka.
Bagi mereka, setiap jarum dan benang bukan sekadar untuk membuat suatu produk, tetapi juga untuk melestarikan kenangan leluhur dan kebanggaan budaya.

“Saya lahir dan besar di desa kerajinan tradisional. Kakek-nenek dan orang tua saya punya profesi, dan ketika mereka menikah, mereka juga punya profesi. Saat berusia 7 tahun, saya mengikuti orang tua saya belajar membuat topi dan tahun ini saya berusia 57 tahun, 50 tahun dalam profesi ini,” ujar Ibu Ta Thu Huong.
Saat ini, pemerintah daerah dan organisasi seperti Persatuan Perempuan dan Persatuan Pemuda telah melaksanakan banyak program untuk memulihkan dan mempromosikan desa kerajinan, membawa topi Chuong ke pameran, program OCOP, dan wisata pengalaman.

Banyak anak muda juga mulai kembali menekuni kerajinan ini untuk belajar, membuka bengkel, serta menciptakan desain-desain topi baru seperti topi turis, topi hias, dan topi cenderamata guna membawa topi tradisional ke dunia modern.
Desa Chuong juga berorientasi menjadi destinasi wisata pengalaman, dengan model "Sehari menjadi pembuat topi", di mana pengunjung dapat menyetrika daun dan menjahit topi sendiri untuk lebih memahami karya para perajin kuno.

Di era digital, banyak perajin mulai mempromosikan topi kerucut Chuong di media sosial dan platform e-commerce, membuka pasar baru yang lebih berkembang dan terkini.
Beginilah cara topi kerucut terus bercerita di tengah kehidupan modern.
Sumber: https://baovanhoa.vn/van-hoa/giu-hon-non-chuong-giua-nhip-song-hien-dai-174625.html
Komentar (0)