Di tengah kehidupan modern, setiap toples Ruou Can tak hanya menghadirkan cita rasa pegunungan dan hutan, tetapi juga mengandung sentimen, keramahan, dan identitas berkelanjutan masyarakat Jrai. Ruou Can merupakan minuman wajib di hari raya, Tet, pernikahan, upacara keagamaan, atau kegiatan komunitas.

Untuk melestarikan keindahan budaya ini, pada bulan November 2022, Serikat Perempuan Desa Kte Nho (Komune Phu Thien) mendirikan model "Ragi Anggur Kaleng" untuk membantu para perempuan berbagi pengalaman mereka dalam membuat ragi daun tradisional dan meningkatkan pendapatan mereka.
Ibu Ksor H'Bu, salah satu anggota model "Ragi Anggur Kaleng", mengatakan: "Kami secara rutin mendorong para perempuan untuk mengawetkan bahan-bahan pembuatan Ragi Anggur Kaleng, dan memberikan instruksi kepada mereka tentang cara mengolahnya agar lezat sekaligus menyehatkan.
Menurut adat Jrai, arak beras selalu ada di acara-acara penting desa. Kami sedang menyeduh banyak arak beras untuk Tahun Baru Binh Ngo 2026.” Kami pergi ke rumah Ibu Ksor H'Doai (Desa Kte Nho, Kecamatan Phu Thien), yang terkenal sebagai pembuat arak beras.
Ibu H'Doai mengatakan bahwa untuk menghasilkan sebotol anggur beras lezat yang dibuat dengan cara tradisional, langkah paling penting adalah membuat ragi daun, faktor yang menentukan rasa dan keberhasilan anggur.
Sebelum menyeduh anggur, ia pergi ke hutan untuk mencari akar dan kulit berbagai pohon berharga. Bahan-bahan tersebut dicuci, dicincang, dicampur dengan tepung beras halus, diremas dengan air, dibentuk menjadi kue ragi bulat, ditutup, dan dijemur selama beberapa hari sebelum digunakan.
Setelah ragi selesai, ia memulai proses fermentasi: Nasi dimasak, ditaruh di atas nampan hingga dingin, lalu dicampur dengan ragi dan sekam padi. Campuran ini dimasukkan ke dalam stoples, disegel, dan disimpan di tempat yang sejuk. Anggur biasanya difermentasi setidaknya selama 2 minggu hingga matang; semakin lama didiamkan, semakin manis dan kaya rasanya.
Menurut Ibu H'Doai, selain bahan-bahan alami, kualitas anggur juga bergantung pada cuaca dan keahlian pembuatnya. Setiap keluarga memiliki resep rahasianya sendiri, yang menciptakan cita rasa yang unik.
"Saya sudah tahu cara membuat anggur toples sejak kecil. Keluarga saya selalu punya beberapa toples anggur toples untuk menjamu tamu. Saat Tet, saya membuat banyak untuk diberikan kepada saudara dan kerabat. Anggurnya bisa diminum setelah 7 hari fermentasi, tetapi semakin lama difermentasi, semakin enak rasanya," kata Ibu H'Doai.

Seperti banyak keluarga lainnya, Ibu Rlan Loan (Desa C, Kelurahan Gao) juga sibuk membuat arak toples di akhir tahun untuk persiapan Tet. Ia menanam beberapa hektar sawah untuk mendapatkan bahan baku secara proaktif.
Setiap toples yang ia buat bisa menghasilkan 6-10 liter arak. Selain untuk keluarganya, ia juga menjualnya seharga 300.000-500.000 VND/toples. Berkat kelezatan araknya, pelanggan dari dalam dan luar provinsi datang untuk membelinya. Saat Tahun Baru Imlek tahun lalu, ia berhasil menjual 100 toples arak.
"Sebelumnya, saya membuat anggur dari singkong, tetapi rasanya kurang enak. Kemudian, saya beralih menggunakan beras ketan rumahan dan mencampurnya dengan ragi, sehingga anggurnya jauh lebih harum dan manis," ujar Ibu Loan.
Bapak Siu Khek - Sekretaris Sel Partai dan Kepala Desa C - mengatakan: Desa ini memiliki 112 rumah tangga, 98 di antaranya adalah Jrai dan sebagian besar dari mereka tahu cara membuat anggur guci, terutama pada hari raya dan Tet. Di antara mereka, ada orang-orang yang membuat anggur berkualitas, yang banyak dipesan oleh pelanggan dari jauh seperti Ibu Rlan Loan.
Di Desa Quy Tan (Kelurahan Ia Pa), keluarga Bapak Rcom Chom telah melestarikan profesi pembuatan anggur botol selama 3 generasi. Di akhir tahun, keluarganya memproduksi ragi dan anggur botol dalam jumlah besar untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Pak Chom berkata: Untuk menghasilkan setoples anggur yang baik, Anda harus teliti mulai dari pemilihan bahan hingga pengolahannya. Raginya terbuat dari akar tanaman obat yang berharga di hutan... Semuanya digiling, dicampur dengan tepung beras, air, dan sekam padi, kemudian diinkubasi selama 3 hari 3 malam, lalu dikeringkan selama 10 hari untuk digunakan sebagai ragi anggur.
Setiap bulan, keluarganya rata-rata memproduksi lebih dari 2 ton ragi anggur agar pelanggan dapat membeli dan menyeduh anggur sendiri. Selain membuat ragi, Pak Chom juga menyeduh anggur untuk dijual seharga 250.000-350.000 VND/toples anggur, tergantung ukurannya.
"Anggur dan ragi buatan keluarga saya membuat semua orang memujinya, rasanya manis dan tidak membuat pusing. Banyak orang memesannya saat liburan Tet ini, rasanya menyenangkan sekaligus melestarikan kerajinan leluhur kami," kata Pak Chom penuh semangat.
Sumber: https://baogialai.com.vn/giu-nghe-truyen-thong-tao-thu-nhap-tu-ruou-can-post571573.html






Komentar (0)