Staf meteorologi melakukan tugas pengamatan dengan tenang. |
Saya sebagai orang yang berkecimpung di bidang Meteorologi dan Hidrologi, tidak akan pernah saya lupakan masa-masa ini, ketika rekan-rekan sekalian, meski banyak rumah warga yang terendam air, tetap bekerja tanpa kenal lelah tanpa meninggalkan posisinya, berpacu melawan setiap muka air, setiap hujan, setiap ganasnya alam.
Mengejar banjir bukan hanya sebuah kewajiban, tetapi juga perintah hati. Ketika berita datang: "Stasiun terisolasi, air menggenang di mana-mana", saudara-saudara hanya bisa bergegas mengantarkan buku dan dokumen profesional ke rumah-rumah terdekat. Rumah mereka bisa saja terendam banjir, barang-barang mereka bisa hanyut, tetapi data—satu-satunya senjata untuk meramalkan dan memperingatkan banjir—harus dilindungi dengan segala cara.
Seorang suami menelepon istrinya, telepon berdering di tengah hujan deras. Ujung telepon berkata: "Saya dan Paman Tuan masih menyusuri trotoar untuk menandai ketinggian air. Hujan masih turun tanpa henti. Kami belum makan atau minum obat sejak pagi. Saya merasa sangat lelah!" Saat itu, yang bisa saya lakukan hanyalah berdoa.
Kami bertugas 24/7 di kantor, memperbarui data setiap jam, dan terus mengeluarkan prakiraan tambahan berdasarkan perubahan banjir dan hujan yang cepat dan tak terduga. Dari sana, kami berdiri berdampingan dengan masyarakat di wilayah-wilayah tersulit.
Saat banjir datang, banyak petugas hidrometeorologi sedang bertugas dan kehilangan harta benda, rumah mereka terendam banjir. Beberapa mengesampingkan kekhawatiran mereka tentang keluarga dan anak-anak mereka yang berada di rumah tanpa makanan, dan fokus pada buku data mereka. Hujan deras, banjir naik dengan cepat, tidak ada makanan atau air, tetapi mereka tetap memeluk alat ukur mereka, membungkus data dengan erat dalam plastik untuk dibawa ke tempat yang aman.
Jas hujan tipis, beberapa baterai cadangan, namun tetap mampu bertahan melewati malam tanpa tidur di tengah banjir, bukan karena keberanian, melainkan karena tanggung jawab. Karena tanpa data, tanpa peringatan dini, rakyatlah yang akan paling menderita.
Seruan mendesak: "Ha, kita tidak bisa masuk untuk memasok Duyen dan Lan Anh!" atau "Airnya terlalu deras, kita tidak bisa saling menghubungi"... menimbulkan kekhawatiran besar. "Apakah airnya masih naik?!" Pertanyaan yang berulang-ulang itu merupakan kekhawatiran warga, sekaligus perintah agar kami terus bekerja tanpa henti.
80 tahun, orang-orang terdiam di tengah badai. Industri Meteorologi-Hidrologi memang tak punya prestasi gemilang. Tapi kami punya berita terkini, nilai akurat. Angka-angka itu, kalau tak ada yang mencatat, tak ada yang mengukur, tak akan ada.
Meskipun banjir menyapu hampir semua pakaian dan barang-barang mereka di Stasiun dan mereka mungkin menghadapi bahaya, 3 petugas Stasiun Hidrologi Ha Giang , Kelas I, provinsi Tuyen Quang tidak meninggalkan posisi mereka dan menyelesaikan pekerjaan mereka dengan baik. |
Mengejar banjir, mengamankan buku, mengumpulkan data, memperbarui prakiraan cuaca setiap jam adalah tugas yang tak henti-hentinya. Setiap berita yang dimuat hanyalah setetes keringat, tidur yang tak nyenyak, mata yang kering karena menonton layar data semalaman. Dan di balik semua itu, ada kekhawatiran dan pengorbanan para istri, suami, dan anak-anak yang menunggu di tempat-tempat yang banjirnya belum surut.
Bencana alam semakin intens, dengan hujan ekstrem, banjir bandang, dan tanah longsor, semuanya merupakan tanda nyata perubahan iklim global. Setahun telah berlalu, badai demi badai, banjir demi banjir, dan para ahli hidrometeorologi harus belajar beradaptasi, memodernisasi teknologi, meningkatkan keahlian mereka, tetapi yang terpenting, menjaga keutuhan hati mereka.
Demi negara yang tak seorang pun tertinggal, sektor Meteorologi dan Hidrologi tidaklah sendirian. Kita adalah bagian dari upaya bersama seluruh negeri, bersama pasukan penanggulangan bencana, TNI, Polri, kesehatan , media... untuk melindungi rakyat, melindungi negara di setiap musim hujan dan badai.
Dalam rangka peringatan 80 tahun Hari Peringatan Sektor Meteorologi dan Hidrologi Vietnam (3 Oktober 1945 - 3 Oktober 2025), kami tidak mendoakan sesuatu yang luar biasa, kami hanya berharap langit segera cerah, rakyat tetap hangat, sejahtera, dan aman, serta lebih banyak orang yang "MEmahami, merasakan, dan mendukung" perjalanan sunyi ini. Karena jika ada satu hal yang membuat kita tetap bertahan melewati setiap banjir dan badai, itu adalah: "Tanggung Jawab kepada Rakyat - bukan slogan, melainkan alasan untuk hidup".
Saya berharap masyarakat di daerah terdampak banjir segera pulih dan kembali menjalani kehidupan yang damai. Saya mendoakan kesehatan dan kesuksesan rekan-rekan sekalian, dan semoga industri KTTV terus maju.
Le Thi Ha - Peramal Stasiun Hidro-Meteorologi Tuyen Quang
Sumber: https://baotuyenquang.com.vn/xa-hoi/202510/giua-lu-du-giu-trai-tim-khong-lui-buoc-c4a2a44/
Komentar (0)