Hamas mengusulkan rencana gencatan senjata tiga tahap yang berlangsung selama 135 hari untuk bertukar sandera dan mengakhiri permusuhan di Gaza.
Pada tahap pertama, semua sandera, termasuk perempuan, laki-laki di bawah 19 tahun, lansia, dan orang sakit, akan dibebaskan dengan imbalan pembebasan perempuan dan anak-anak Palestina dari penjara-penjara Israel. Tel Aviv harus menarik pasukannya dari daerah-daerah berpenduduk selama tahap ini.
Para sandera laki-laki akan dibebaskan pada tahap kedua. Hamas telah menekankan bahwa para pihak harus menyepakati tuntutan untuk mengakhiri permusuhan sebelum tahap ini dimulai.
Dalam bagian tambahan proposal tersebut, Hamas ingin Israel membebaskan 1.500 tahanan, sepertiganya dipilih dari daftar warga Palestina yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh Israel.
Anak-anak Palestina di tengah reruntuhan kota Rafah, Gaza selatan pada 7 Februari. Foto: AFP
Hamas juga menuntut peningkatan pengiriman makanan dan bantuan lainnya kepada orang-orang yang putus asa di Gaza, yang menghadapi kelaparan dan kekurangan parah kebutuhan pokok.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Israel pada 6 Februari setelah bertemu dengan para pemimpin Qatar dan Mesir, dalam upaya diplomatik paling serius untuk mencapai gencatan senjata yang langgeng di Gaza.
Huyen Le (Menurut Reuters )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)