Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Warga Singapura 'mendidih' karena pariwisata Singapura melonjak berkat Taylor Swift

VnExpressVnExpress01/03/2024

[iklan_1]

Seorang pejabat Filipina mengatakan Singapura "bermain tidak adil" dengan memonopoli konser Taylor Swift, sementara Thailand bergegas memperkenalkan kebijakan untuk menarik bintang-bintang papan atas.

Swiftonomics atau ekonomi Taylor Swift adalah istilah baru yang pertama kali disebutkan oleh Federal Reserve AS pada Juli 2023. Konser Taylor Swift tidak hanya merupakan acara musik tetapi juga bertindak sebagai kekuatan pendorong bagi pengembangan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi lokal.

Singapura telah memanfaatkan sepenuhnya ekonomi khusus ini. Mereka berhasil meyakinkan Taylor Swift untuk memilih Singapura sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang akan menggelar 6 pertunjukan The Eras Tour, mulai 2 Maret.

Ratusan ribu penggemar dari seluruh penjuru wilayah berbondong-bondong ke pertunjukan tersebut, membawa ledakan pariwisata ke Singapura dan meraup keuntungan jutaan dolar. Lebih dari 300.000 tiket untuk enam pertunjukan di Stadion Nasional Singapura terjual habis. Tiket VIP berharga lebih dari $900.

Taylor Swift dalam Tur Eras pada 23 Februari di Sydney, Australia. Foto: AFP

Taylor Swift dalam Tur Eras pada 23 Februari di Sydney, Australia. Foto: AFP

Menurut para pengamat, kesepakatan eksklusif ini telah "memicu kecemburuan" di antara negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara. Banyak negara "marah" ketika mengetahui bahwa Singapura "mengeluarkan dana sponsor" untuk meyakinkan Taylor Swift. Saat ini, Singapura belum mengumumkan jumlah sponsor untuk Taylor Swift, tetapi menurut pengungkapan Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin pada 16 Februari, jumlahnya hampir mencapai 3 juta dolar AS.

Beberapa politisi dan penggemar di kawasan tersebut mengkritik Singapura karena "bermain curang." Joey Salceda, anggota DPR Filipina, menyebut langkah Singapura pada 28 Februari sebagai "bukan hal yang seharusnya dilakukan oleh tetangga yang baik." Salceda menekankan bahwa kesepakatan itu penting karena Taylor Swift setuju untuk "tidak mengadakan konser lagi di tempat lain di kawasan ini." Ia mengatakan akan mendesak Departemen Luar Negeri Filipina untuk meminta penjelasan dari Kedutaan Besar Singapura mengenai kesepakatan eksklusif tersebut.

Pandangan Salceda memecah belah. Beberapa orang menyebutnya "picik". Alih-alih meminta Singapura menjelaskan perjanjian tersebut, Filipina seharusnya berfokus pada peningkatan infrastruktur, transportasi, dan fasilitas untuk menarik wisatawan.

Sementara yang lain sepakat bahwa klausul eksklusivitas Singapura telah menghalangi Filipina dan negara-negara lain di kawasan tersebut untuk mendapatkan dorongan pariwisata yang sangat dibutuhkan. Namun, analis politik mengatakan hubungan Singapura-Filipina tidak memburuk karena hal ini.

Perdana Menteri Srettha Thavisin juga mengumumkan langkah-langkah baru untuk menarik para artis papan atas. "Kita bisa mendatangkan artis-artis papan atas dan kelas dunia ke Thailand," ujar Thavisin. Beberapa langkah tersebut antara lain pembebasan visa, perubahan peraturan konsumsi alkohol di konser, dan penyesuaian jam operasional tempat hiburan.

Di Indonesia, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno mengatakan pemerintah membutuhkan "apa yang telah dilakukan Singapura, yaitu mendatangkan kembali Taylor Swift." "Kita membutuhkan Swiftonomics di Indonesia," kata Uno, seraya menambahkan bahwa Dana Pariwisata senilai hampir $130 juta telah dibentuk. untuk mendukung acara musik, olahraga, dan budaya untuk menarik pengunjung internasional.

Pengamat Singapura mengatakan sponsor pemerintah terhadap tur Taylor Swift adalah "strategi umum" untuk menarik artis internasional besar.

Dylan Loh, pakar kebijakan luar negeri di Nanyang Technological University di Singapura, mengatakan hubungan negaranya dengan negara-negara Asia Tenggara "sangat kuat." Loh yakin insiden Taylor Swift tidak akan menimbulkan dampak negatif antarnegara di kawasan tersebut.

Alan Chong, peneliti senior di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam, juga menunjukkan bahwa ada banyak faktor lain yang membuat Taylor Swift memilih Singapura sebagai satu-satunya tempat di Asia Tenggara untuk The Eras Tour. "Singapura adalah tujuan yang strategis. Kami memiliki koneksi udara, darat, dan laut yang sangat baik ke sebagian besar negara Asia Tenggara," ujar Chong, seraya menambahkan bahwa menggelar 6 konser di Singapura merupakan pilihan yang masuk akal.

Namun, Singapura mungkin akan mengambil pendekatan berbeda terhadap aktivitas selebritas papan atas di masa mendatang. Pemerintah akan lebih peka terhadap bagaimana orang lain memandang isu ini, menurut Chong. "Namun, kami pikir jika hal itu memajukan kepentingan nasional, kami akan tetap melakukannya," ujar Chong.

Anh Minh (Menurut SCMP )


[iklan_2]
Tautan sumber

Komentar (0)

No data
No data

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

Pagi musim gugur di tepi Danau Hoan Kiem, warga Hanoi saling menyapa dengan mata dan senyuman.
Gedung-gedung tinggi di Kota Ho Chi Minh diselimuti kabut.
Bunga lili air di musim banjir
'Negeri Dongeng' di Da Nang memukau orang, masuk dalam 20 desa terindah di dunia

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

Angin dingin 'menyentuh jalanan', warga Hanoi saling mengundang untuk saling menyapa di awal musim

Peristiwa terkini

Sistem Politik

Lokal

Produk