Namun, urutan pembentukan planet-planet berikutnya tetap menjadi bahan perdebatan di kalangan ilmuwan selama beberapa dekade.
Planet manakah yang muncul pertama kali di Tata Surya?
Meskipun para ilmuwan telah menganalisis materi organik dari luar angkasa, melakukan beberapa pendaratan di Bulan, dan mengirim wahana ke Mars, pertanyaan tentang “urutan kemunculan” delapan planet di Tata Surya masih belum terjawab.

Para ilmuwan terbagi dalam pendapat, berkisar pada dua hipotesis utama untuk menjelaskan "urutan kelahiran" planet-planet di Tata Surya (Foto: Live Science).
"Tidak ada jawaban sederhana untuk menentukan waktu di alam semesta. Ini adalah salah satu pertanyaan tersulit dalam astronomi," ujar Michael Meyer, kepala Departemen Astronomi di Universitas Michigan (AS), kepada Live Science.
Penjelasan yang paling populer saat ini adalah teori akresi, ketika partikel debu dan gas bertabrakan, mereka saling menempel, membentuk planet karena gravitasi yang secara bertahap semakin kuat seiring waktu.
Dari teori ini, NASA meyakini bahwa planet-planet raksasa terbentuk terlebih dahulu.
Ketika massanya meningkat, mereka menjauh dari Matahari, memberi ruang bagi planet terestrial yang lebih kecil seperti Bumi, Mars, dan Venus untuk terbentuk kemudian.
"Kami menduga planet gas terbentuk lebih dulu, karena jika proses ini tidak terjadi cukup cepat, gas akan menghilang, sehingga mustahil tercipta planet gas raksasa," ujar Meyer.
Namun, hipotesis lain menunjukkan bahwa urutannya mungkin terbalik sepenuhnya.
Menurut model ketidakstabilan aliran, planet dapat mengumpulkan massa lebih cepat dan acak, menyebabkan planet berbatu muncul lebih dulu.
"Saya pikir mungkin saja planet berbatu terbentuk terlebih dahulu, kemudian planet gas terbentuk, dan baru berhenti ketika tidak ada cukup material tersisa," kata Associate Professor Cauê Borlina, yang mengambil jurusan Ilmu Planet di Universitas Purdue.
Cara menentukan usia planet
“Ada dua cara untuk menentukan usia sebuah planet,” ujar Gaia Stucky de Quay, seorang ilmuwan planet di Institut Teknologi Massachusetts (MIT), kepada Live Science.
Menurutnya, alih-alih hanya menentukan usia awal pembentukan, banyak ilmuwan berfokus pada usia permukaan planet.
Hipotesis ini menunjukkan bahwa beberapa permukaan mungkin sangat kuno, terpelihara utuh, sementara planet yang masih aktif secara geologis memiliki permukaan yang lebih muda.
Salah satu cara paling umum untuk memperkirakan usia permukaan adalah dengan menghitung jumlah kawah tumbukan meteorit.
Menurut metode ini, Bumi adalah planet "termuda", karena permukaannya terus berubah akibat aktivitas tektonik dan erosi.

Bumi mungkin merupakan planet termuda di Tata Surya (Foto: UCLA).
Berikutnya adalah Venus dan Mars.
Namun, metode penanggalan planet saat ini masih memiliki kesalahan yang sangat besar, penyimpangan kecil setara dengan jutaan tahun dalam sejarah kosmik.
Para peneliti masih mengumpulkan lebih banyak data untuk merekonstruksi garis waktu yang lebih tepat tentang bagaimana planet terbentuk.
“Jika kita ingin mendapatkan gambaran lengkap tentang bagaimana dan kapan planet terbentuk, sangat penting untuk mengumpulkan dan membawa sampel kembali ke Bumi,” ujar Borlina.
Sumber: https://dantri.com.vn/khoa-hoc/hanh-tinh-nao-gia-nhat-va-tre-nhat-trong-he-mat-troi-20251013194613263.htm






Komentar (0)