
Pada malam tanggal 27 November, Aula Rumah Budaya Universitas Kebudayaan Hanoi menjadi ruang istimewa, tempat ratusan mahasiswa hidup bersama dalam irama patriotisme yang sama. Pemutaran film "Tanah Air di Hati: Film Konser" , perhentian kedua dalam perjalanan Unitour, tidak hanya menghadirkan pengalaman artistik yang emosional, tetapi juga memperdalam rasa bangga dan tanggung jawab terhadap Tanah Air di hati setiap anak muda.
Ketika Lagu Kebangsaan dimainkan – momen ketika hati tertuju pada Vietnam
Begitu lampu aula meredup, alunan Lagu Kebangsaan yang familiar mulai mengalun. Ratusan mahasiswa dan dosen meletakkan tangan di dada kiri—tempat jantung mereka berdetak, tempat Tanah Air selalu hadir. Saat itu, seluruh aula terasa mengalir sakral, khidmat sekaligus emosional.
Banyak siswa bercerita bahwa ini pertama kalinya mereka menyanyikan Lagu Kebangsaan di ruang seni sinema seperti ini, dan suasananya sungguh "tersentuh". Gema lagu, berpadu dengan warna merah bendera bintang kuning, membuat suasana terasa cerah dan penuh kebanggaan. Mata berbinar dan wajah-wajah penuh emosi menciptakan suasana pembukaan yang khidmat dan meninggalkan kesan yang mendalam bagi pemutaran film.
Suara dari Hati: Emosi Sejati di Balik Film
Jika musik dalam film membangkitkan emosi, berbagi pasca-pemutaran membuat ketukan itu lebih jelas dan lebih nyata.
Bermusik dengan lantang: Saat guru dan siswa selaras
Suasana di aula semakin meriah ketika lagu-lagu dari Konser " Tanah Air di Hati" dimainkan. Musik yang semarak, melodi heroik, dan lirik tentang Tanah Air mengubah seluruh aula menjadi panggung besar.
Banyak kelompok mahasiswa berdiri, bertepuk tangan mengikuti irama, dan bernyanyi bersama lagu-lagu yang familiar tanpa ragu. Beberapa bahkan berpegangan tangan, membentuk lingkaran kecil, dan menari di ruangan yang dipenuhi antusiasme anak muda. Para dosen pun tak luput dari suasana tersebut; beberapa dosen tersenyum dan mengangguk kecil mengikuti alunan musik, beberapa melambaikan tangan untuk bergabung dalam sorak-sorai mahasiswa.
Saat itu, semua jarak seakan terhapus. Guru dan murid, mata kuliah, orang-orang yang baru pertama kali bertemu,… semuanya menjadi komunitas yang dipersatukan oleh musik, oleh cinta untuk Vietnam.
Apa yang tersisa di balik lampu: Irama bersama untuk Tanah Air
Setelah pemutaran film berakhir, banyak siswa berlama-lama untuk berfoto, mengobrol, dan merekam emosi yang baru saja mereka alami. Tak seorang pun ingin meninggalkan aula terlalu cepat, seolah-olah emosi itu tersimpan lama dalam setiap tatapan dan senyuman.

Yang paling istimewa bukanlah tepuk tangan atau musik yang meriah, melainkan rasa "irama bersama" - detak jantung anak-anak muda yang berdetak bersama untuk Vietnam. Film, lagu, momen menyanyikan Lagu Kebangsaan bersama,… semuanya telah menciptakan ikatan yang tak kasat mata namun kuat antara setiap anak muda dan Tanah Air.
Malam tanggal 27 November bukan sekadar program film, tetapi juga pengingat lembut bahwa Vietnam selalu ada di hati setiap orang, bahwa patriotisme tidak jauh, tetapi dibangun dari momen-momen emosional seperti ini - dari musik, dari mata, dari tangan yang diletakkan di hati.
Tanah Air di Hati akan melanjutkan perjalanannya, tetapi jejak malam ini pasti akan membekas dalam ingatan para mahasiswa Universitas Kebudayaan Hanoi untuk waktu yang lama: Kebahagiaan, kebanggaan, dan keyakinan bahwa setiap anak muda dapat berkontribusi untuk menjadikan Vietnam yang lebih baik.
Sumber: https://nhandan.vn/hanh-trinh-unitour-to-quoc-trong-tim-sinh-vien-dai-hoc-van-hoa-ha-noi-bung-no-cam-xuc-va-tu-hao-dan-toc-post926425.html






Komentar (0)