Beijing menginginkan “komitmen yang jelas dari Australia, sebaiknya publik” bahwa Canberra akan mendukung upaya Tiongkok untuk bergabung dengan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans -Pasifik (CPTPP) dan “menolak keanggotaan Taiwan,” selama kunjungan Menteri Luar Negeri Australia Don Farrell ke Beijing pada 12 Mei, menurut South China Morning Post , mengutip orang-orang di pihak Australia yang mengetahui tindakan Canberra.
Menteri Perdagangan Australia Don Farrell dan Menteri Perdagangan Tiongkok Wang Wentao di Beijing pada 12 Mei.
Partisipasi Tiongkok dalam CPTPP merupakan salah satu agenda utama dalam perundingan antara Beijing dan Canberra di tengah membaiknya hubungan mereka, tetapi sebuah sumber mengatakan " pemerintah Australia tidak akan dapat secara terbuka mendukung keanggotaan Tiongkok selama sanksi perdagangan masih berlaku".
"Australia tidak menentang Tiongkok menjadi anggota CPTPP, tetapi hal itu harus didasarkan pada kepatuhan Tiongkok terhadap standar perdagangan CPTPP," kata salah satu sumber.
"[Bapak] Farrell mengatakan kepada [Beijing] bahwa Australia tidak mendukung keanggotaan Taiwan," tambah sumber tersebut. Tahun lalu, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan Canberra kemungkinan besar tidak akan mendukung upaya Taiwan untuk bergabung dengan CPTPP.
Tiongkok mengajukan permohonan untuk bergabung dengan CPTPP pada September 2021, dan Taiwan mengikutinya segera setelahnya.
Para pejabat dari 11 negara anggota CPTPP sepakat pada 31 Maret 2023 untuk mengizinkan Inggris bergabung dalam perjanjian tersebut, Nikkei Asia melaporkan, mengutip pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan daring. Langkah ini akan menjadikan Inggris sebagai anggota non-pendiri pertama CPTPP sejak diluncurkan pada 2018.
Negara-negara anggota CPTPP, termasuk Jepang, Singapura, Malaysia, Vietnam, Brunei, Australia, Selandia Baru, Kanada, Meksiko, Peru dan Chili, serta Inggris berencana untuk secara resmi menandatangani perjanjian pada pertemuan tingkat menteri di bulan Juli.
CPTPP adalah perjanjian luas yang menghapuskan tarif perdagangan antar negara anggota dan menetapkan aturan terkait isu-isu seperti investasi lintas batas, perdagangan elektronik, hak kekayaan intelektual, badan usaha milik negara, dan ketenagakerjaan. CPTPP mulai berlaku pada tahun 2018 setelah Amerika Serikat menarik diri dari Kemitraan Trans-Pasifik (TPP).
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)