Timnas U-23 Indonesia kalah 0-1 dari U-23 Korea tadi malam (9 September), di kandang sendiri di Sidoarjo. Kekalahan ini membuat U-23 Indonesia hanya mengoleksi 4 poin setelah 3 pertandingan kualifikasi, menempati posisi kedua Grup J. U-23 Indonesia resmi tereliminasi.
Yang lebih penting, setelah kehilangan kesempatan untuk berpartisipasi dalam Kejuaraan AFC U-23 2026, pelatih Gerald Vanenburg (Belanda) timnas U-23 Indonesia mengatakan: "Proses naturalisasi pemain asal Eropa di sepak bola Indonesia bukanlah solusi fundamental. Jika pemain naturalisasi tidak bermain secara reguler di klub asal mereka, mereka akan menurun, dan tim nasional juga akan menurun."

Pelatih Gerald Vanenburg (Foto: CNN Indonesia).
"Sepak bola Indonesia bertekad untuk membawa pemain-pemain asal Belanda ke tim nasional mereka. Namun, yang terpenting adalah para pemain ini datang ke sini untuk bermain. Jika mereka tidak mendapatkan tempat reguler di tim masing-masing, langkah terbaik adalah mengeluarkan mereka dari tim nasional," tambah pelatih Gerald Vanenburg.
Timnas U-23 Indonesia telah gagal secara beruntun pada dua turnamen terakhir, meski mereka memiliki keuntungan bermain di kandang sendiri pada kedua turnamen tersebut.
Pada bulan Juli, timnas U-23 Indonesia kalah dari timnas U-23 Vietnam di turnamen U-23 Asia Tenggara. Dan baru-baru ini, mereka juga tersingkir dari turnamen U-23 Asia.
Di kualifikasi Asia, timnas U-23 Indonesia tidak hanya kalah dari timnas U-23 Korea, tetapi juga bermain imbang 0-0 melawan timnas U-23 Laos. Skuad U-23 Indonesia di dua turnamen internasional terakhir sama-sama diperkuat pemain naturalisasi asal Belanda.
Namun, performa pemain naturalisasi seperti Jens Raven dan Rafael Struick tidak memuaskan pelatih Gerald Vanenburg. Rafael Struick, khususnya, memang sempat masuk ke dalam skuad U-23 Indonesia sebelum kualifikasi U-23 Asia, tetapi striker ini juga yang paling mengecewakan.

Pemain naturalisasi Indonesia U-23 mengecewakan (Foto: CNN Indonesia).
Pelatih Gerald Vanenburg mengatakan: "Jika saya hanya berbicara tentang Rafael Struick, itu tidak adil baginya dan seluruh tim. Saya hanya akan berkomentar seperti ini, jika Rafael Struick tidak bermain secara teratur di klub, performanya pasti akan menurun."
"Hal ini juga umum terjadi pada pemain muda Indonesia. Banyak pemain kita yang tidak bisa bermain secara reguler di turnamen domestik," tambah pelatih asal Belanda yang saat ini memimpin timnas U-23 Indonesia.
Pelatih Gerald Vanenburg juga mengusulkan penyelenggaraan turnamen untuk tim-tim muda di Indonesia, yang paralel dengan kejuaraan nasional. Namun, usulan ini belum didukung oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Presiden PSSI, Erick Thohir, mengatakan: "Menciptakan liga khusus untuk pemain berusia 23 tahun di Indonesia sangat sulit. Saya akan mempelajari lebih lanjut tentang cara mendorong klub untuk menggunakan pemain muda di liga yang lebih rendah seperti Liga 2, Liga 3, dan Liga 4."
"Tim U-17 dan U-20 Indonesia memiliki hasil yang baik, tetapi tim U-21 dan U-23 belum berada dalam performa terbaiknya. PSSI akan mempertimbangkan rencana untuk meningkatkan liga domestik dan tim nasional," tambah Bapak Erick Thohir.
Pernyataan pimpinan Persatuan Sepakbola Indonesia (PSSI) di atas menunjukkan bahwa masa depan pelatih Gerald Vanenburg di timnas U-23 Indonesia masih belum pasti.
Sumber: https://dantri.com.vn/the-thao/hlv-u23-indonesia-phat-bieu-soc-ve-cau-thu-nhap-tich-co-the-mat-viec-20250910131325508.htm
Komentar (0)