Setelah musim 2024-2025 yang kurang memuaskan, Real Madrid kembali menunjukkan performa gemilang di musim baru dengan hasil positif beruntun di semua kompetisi. Namun, performa "Burung Nasar Putih" tiba-tiba melambat dalam dua pertandingan terakhir, dan hal ini menjadi peringatan bagi pelatih Alonso.

Mbappe saat ini adalah penyerang utama Real Madrid.
Dalam dua pertandingan terakhir, Real Madrid kalah 0-1 dari Liverpool (Liga Champions) dan ditahan imbang tanpa gol oleh Rayo Vallecano (La Liga). Tentu saja, itu bukan krisis, tetapi ini menunjukkan fakta bahwa tim asuhan pelatih Xabi Alonso sangat bergantung pada Kylian Mbappe.
Musim ini, Mbappe telah mencetak 18 gol dalam 16 pertandingan, angka yang jelas menunjukkan peran sentralnya dalam setiap strategi serangan yang dibangun pelatih Alonso di Real Madrid. Jika ia terus bersinar, tak akan ada yang perlu dibanggakan. Namun, masalahnya, setiap kali penyerang Prancis itu gagal mencetak gol, Real Madrid menjadi tak berdaya bagi pertahanan lawan.
Pertandingan terakhir melawan Vallecano menjadi buktinya. Para pemain Real Madrid melepaskan 21 tembakan, tetapi hanya 5 yang tepat sasaran dan menciptakan hanya satu peluang emas. Mantan bintang AS Monaco dan PSG itu sendiri tidak melepaskan satu tembakan pun yang mengarah ke gawang lawan.
Sementara itu, Vinicius masih berusaha membuktikan perannya, tetapi usahanya belum banyak membuahkan hasil. Nama-nama lain di lini serang seperti Rodrygo belum cukup mumpuni untuk memimpin serangan saat tim sedang kesulitan. Mbappe bagaikan "roda gigi" saat ini, dan setiap gerakannya membantu tim Real Madrid beroperasi dengan lancar. Namun, ketika "roda gigi" itu macet, seluruh sistem akan berhenti.
Masalahnya terletak pada struktur taktis itu sendiri. Alonso menerapkan gaya sepak bola yang ketat dan mengandalkan serangan balik, tetapi ketika transisi bola dihalangi lawan, Real kehilangan dinamismenya. Pelatih asal Basque itu sendiri mengakui: "Kami kurang mampu menciptakan peluang melalui serangan balik." Pengakuan ini menunjukkan bahwa Real tidak memiliki "Rencana B" yang sesungguhnya.

Pelatih Alonso perlu menemukan seseorang untuk "berbagi semangat" dengan Mbappe.
Menurut statistik, Vinicius adalah pencetak gol terbanyak Real Madrid musim ini (kecuali Mbappe) dengan hanya 5 gol. Guler dan Bellingham masing-masing mencetak 3 gol, Brahim dan Mastantuono masing-masing mencetak 1 gol, ditambah gol-gol dari lini pertahanan.
Di bawah asuhan Zinedine Zidane atau yang lebih baru, Ancelotti, Real Madrid masih memiliki penyerang-penyerang top seperti Bale, Ronaldo, atau Benzema. Namun, sumber gol mereka tidak bergantung pada siapa pun. Real Madrid dapat merobek gawang lawan dari posisi mana pun. Mereka bisa menang dengan tembakan jarak jauh, sundulan, atau bola mati. Namun saat ini, Real hanya punya satu formula untuk mencetak gol, yaitu "menunggu Mbappe". Hal ini membuat mereka lebih mudah diprediksi daripada sebelumnya.
Alonso telah tampil baik sejak tiba di Real Madrid, membantu tim menjaga stabilitas segera setelah pergantian pelatih.
Namun, lini serang – yang merupakan simbol tim Kerajaan – menjadi posisi yang paling rentan. Jika pelatih Alonso tidak segera menemukan solusi, Real Madrid kemungkinan akan kesulitan menaklukkan La Liga dan Liga Champions.
Sumber: https://baoxaydung.vn/hlv-xabi-alonso-coi-chung-gap-kho-o-real-madrid-vi-cai-ten-nay-192251111164806154.htm







Komentar (0)