Wakil Menteri Keuangan Nguyen Duc Chi baru saja memberikan wawancara di Portal Informasi Elektronik Kementerian Keuangan tentang Rancangan Undang-Undang yang mengubah dan melengkapi sejumlah pasal dalam Undang-Undang Sekuritas, Undang-Undang Akuntansi, Undang-Undang Audit Independen, Undang-Undang Anggaran Negara, Undang-Undang tentang Pengelolaan dan Penggunaan Aset Publik, Undang-Undang Administrasi Perpajakan, dan Undang-Undang Cadangan Nasional (RUU Proyek 1 yang mengubah 7 undang-undang).

SHB Bank.jpg
Kementerian Keuangan menyatakan bahwa proses, prosedur, dan koordinasi yang ada antara kantor pajak dan kantor pajak dalam memproses restitusi pajak dapat memakan waktu lama. Foto: Nam Khanh

Terkait usulan perubahan peraturan tentang kewenangan memutus restitusi pajak dalam Undang-Undang Administrasi Perpajakan yang telah direvisi, Bapak Chi mengatakan, "Berdasarkan Undang-Undang Administrasi Perpajakan yang berlaku saat ini, hanya kepala dinas pajak provinsi dan kabupaten/kota yang berada di bawah kendali pusat yang berwenang mempertimbangkan dan memutus restitusi pajak. Namun, kenyataannya, kita tidak hanya memungut pajak dan memproses data pajak di dinas pajak, tetapi juga di kantor-kantor pajak."

"Jika restitusi pajak dilaksanakan sesuai ketentuan saat ini, proses, prosedur, dan koordinasi antara dinas pajak dan kantor pajak dalam memproses restitusi pajak mungkin membutuhkan waktu lebih lama. Dengan desentralisasi kewenangan kepada kantor pajak dan kepala kantor pajak untuk meninjau dan merestitusi pajak atas catatan pajak yang ditugaskan untuk mereka kelola, hal ini akan menciptakan kondisi yang lebih menguntungkan bagi pelaku usaha, mempersingkat waktu peninjauan restitusi pajak, dan meningkatkan tanggung jawab tingkat manajemen pajak yang secara langsung mengelola wajib pajak," Wakil Menteri Keuangan menganalisis.

Menurut Bapak Chi, menyadari bahwa penerapan desentralisasi dan pendelegasian wewenang seperti itu akan menimbulkan tantangan, Kementerian Keuangan harus memperkuat pemeriksaan dan pengawasan proses pelaksanaan di kantor pajak dan kantor cabang pajak, sekaligus meningkatkan kapasitas dan kualifikasi petugas pajak di kantor cabang untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan dengan baik, menghindari risiko atau praktik praktik suap dalam proses restitusi pajak. Hal ini telah diusulkan dalam rancangan amandemen Undang-Undang Administrasi Perpajakan.

“Jika Direktur Direktorat Jenderal Pajak Badan Usaha Besar berwenang melakukan restitusi pajak, badan usaha besar dan wajib pajak cukup bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pajak Badan Usaha Besar dalam menjalankan prosedur restitusi pajak, sehingga dapat mempersingkat waktu restitusi pajak dan mengurangi prosedur administrasi,” tambah Bapak Chi.