KTT ASEAN ke-47 menandai berbagai tonggak bersejarah, termasuk upacara pengibaran bendera yang secara resmi menyambut Timor Leste sebagai anggota penuh ke-11 keluarga besar ASEAN. Peristiwa ini membuka babak baru bagi kawasan Asia Tenggara, mewujudkan komunitas ASEAN yang bersatu, inklusif, dan bersatu. Selain itu, KTT ini juga menyaksikan berbagai kegiatan penting lainnya, termasuk upacara penandatanganan perjanjian perdamaian khusus antara Thailand, Kamboja, dan Amerika Serikat, serta perayaan 50 tahun hubungan dialog ASEAN-Selandia Baru (dengan Vietnam sebagai koordinator hubungan tersebut).

Perdana Menteri Republik Sosialis Vietnam Pham Minh Chinh dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim
Konferensi ini juga mengadopsi dan mengakui sejumlah besar dokumen di berbagai bidang. Khususnya, keempat bidang budaya, olahraga, pariwisata, dan informasi memiliki dokumen-dokumen penting yang disetujui dan diakui oleh para pemimpin senior ASEAN, sehingga menciptakan kerangka kerja politik dan orientasi strategis untuk kerja sama khusus.
Di bidang kebudayaan, para Pemimpin ASEAN mengadopsi Deklarasi Melaka tentang Penciptaan Nilai Warisan Budaya. Dokumen ini menegaskan komitmen ASEAN untuk memaksimalkan potensi sosial-ekonomi warisan budaya, mendorong model ekonomi baru yang menghubungkan konservasi warisan dengan pengembangan industri kreatif dan pariwisata berkelanjutan.

Timor Leste menjadi anggota penuh ke-11 keluarga ASEAN
Di bidang olahraga, KTT tersebut menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) antara ASEAN dan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Dokumen ini menetapkan kerangka kerja sama selama lima tahun ke depan, yang bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan sepak bola guna mendorong pembangunan sosial-ekonomi, terutama di bidang-bidang seperti sepak bola sekolah, integritas olahraga, dan promosi gaya hidup sehat.
Di sektor pariwisata, dua Deklarasi penting telah diadopsi. Pertama, Deklarasi Pemimpin ASEAN tentang Pariwisata Berkualitas, yang memberikan definisi umum tentang "pariwisata berkualitas" sebagai pengelolaan yang berkelanjutan, inklusif, dan bertanggung jawab, serta mendorong investasi dalam infrastruktur pariwisata di destinasi sekunder dan tersier untuk memastikan pemerataan pembangunan. Kedua, Deklarasi Pemimpin Bersama ASEAN-India tentang Pariwisata Berkelanjutan, sebuah inisiatif India dalam rangka Tahun Pariwisata ASEAN-India 2025, yang menekankan komitmen kerja sama berdasarkan tiga pilar: keberlanjutan lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya.

Perdana Menteri Pham Minh Chinh dan Wakil Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Ta Quang Dong menghadiri acara tersebut (foto: VNA)
Di bidang informasi, dua Deklarasi diadopsi untuk menjawab tantangan era digital. Deklarasi Bandar Seri Begawan menegaskan kembali komitmen para Menteri Informasi terhadap kemajuan strategis, beradaptasi dengan lanskap media yang berkembang pesat. Deklarasi ini juga memandu upaya untuk mendukung transformasi digital dan mengatasi masalah umum seperti misinformasi. Sementara itu, Deklarasi Kuala Lumpur tentang Penggunaan Platform Media Sosial yang Aman dan Bertanggung Jawab secara langsung menjawab tantangan penyalahgunaan media sosial seperti berita palsu dan ujaran kebencian, menuju lingkungan daring yang aman dan tepercaya, terutama melindungi kelompok rentan dan meningkatkan literasi digital.

Malaysia secara resmi telah menyerahkan palu Kepemimpinan ASEAN kepada Filipina, yang akan mengambil alih Kepemimpinan ASEAN pada tahun 2026.
Selain dokumen-dokumen yang telah diadopsi, para Pemimpin Senior juga mencatat tiga dokumen strategis penting yang menjadi pedoman bagi pengembangan industri pariwisata regional dalam lima tahun ke depan. Dokumen-dokumen tersebut adalah Rencana Sektor Pariwisata ASEAN 2026-2030 (ATSP), yang memandu pengembangan pariwisata ASEAN yang berkelanjutan, inklusif, digital, dan tangguh. Bersamaan dengan itu, terdapat pula Strategi Pemasaran Pariwisata ASEAN 2026-2030 (ATMS), sebuah kerangka kerja promosi bersama untuk memposisikan Asia Tenggara sebagai destinasi terpadu berkelas dunia, dengan fokus pada pemasaran berbasis data dan pengembangan produk berkelanjutan. Para Pemimpin juga mencatat Prospek Pariwisata ASEAN 2025, sebuah laporan komprehensif yang memberikan analisis tren dan arah pengembangan pariwisata pascapandemi, yang menekankan peran transformasi digital, perilaku wisatawan baru, dan kebutuhan akan pengalaman yang bermakna.

Perdana Menteri Pham Minh Chinh, Wakil Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Ta Quang Dong serta para dosen dan mahasiswa Akademi Tari Vietnam mendapat kehormatan untuk tampil di Program Seni guna menyambut KTT.
Penerapan dan pengakuan sejumlah dokumen penting ini menunjukkan tekad politik ASEAN yang kuat dalam memajukan kerja sama khusus, berkontribusi dalam penegasan peran aktif dan proaktif Vietnam secara umum serta Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata dalam integrasi internasional, dan membangun Komunitas ASEAN yang kohesif, mandiri, dan berkembang secara berkelanjutan.
Pada sesi penutupan, Malaysia secara resmi menyerahkan palu Kepemimpinan ASEAN kepada Filipina, yang akan mengambil alih peran Ketua ASEAN pada tahun 2026.
Sumber: https://bvhttdl.gov.vn/hoi-nghi-cap-cao-asean-47-nhieu-van-kien-ve-van-hoa-the-thao-du-lich-va-thong-tin-duoc-thong-qua-20251029153101853.htm






Komentar (0)