Ketika musik membentuk rencana perjalanan
Selama dua tahun terakhir, pasar hiburan Vietnam telah menyaksikan ledakan berbagai acara musik berskala besar—mulai dari bintang internasional seperti BlackPink dan G-Dragon, hingga rangkaian konser domestik populer seperti Anh trai vu ngan cong gai dan Anh trai say Hi—yang menciptakan "demam konser" di seluruh negeri. Bersamaan dengan itu, festival musik generasi baru seperti Genfest atau Nhung Thanh Pho Mong telah memikat hati penonton muda, mengubah panggung pertunjukan langsung menjadi acara budaya ikonis. Seiring acara musik menjadi ruang untuk menjalin ikatan komunitas, tren pariwisata baru juga mulai terbentuk: masyarakat Vietnam rela bepergian hanya untuk "hidup" dalam suasana konser.
Data terbaru dari Booking.com menunjukkan bahwa bagi banyak wisatawan, acara musiklah yang memotivasi mereka untuk bepergian, bukan destinasi: Setelah G-Dragon mengumumkan konsernya di Hanoi , pencarian akomodasi di ibu kota selama konser (6-9 November) meningkat lebih dari 250% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ketika artis yang berpartisipasi dalam Y-CONCERT di Hanoi diumumkan, pencarian akomodasi pada hari-hari acara (19-20 Desember) meningkat sebesar 60% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tren ini juga meluas secara global: Ketika tiket BLACKPINK mulai dijual di Singapura, pencarian akomodasi untuk hari-hari konser (28-30 November) meningkat sebesar 115%.

Wisata musik muncul sebagai tren baru
Motivasi baru yang mendorong keputusan untuk bepergian
Musik menghubungkan orang-orang lintas batas dan menginspirasi perjalanan bagi mereka yang gemar menikmati musik. Menurut Laporan Tren Perjalanan 2025 Booking.com (dilakukan secara independen dengan sampel orang dewasa yang telah berlibur semalam dalam 12 bulan terakhir dan berencana untuk bepergian pada tahun 2025. Survei ini melibatkan 32.106 peserta di 32 pasar, dilakukan pada Januari 2025), 68% wisatawan Vietnam terinspirasi untuk bepergian melalui media sosial, sementara 33% dipengaruhi oleh film atau acara TV. Ini menunjukkan bahwa konten budaya secara langsung dan kuat memengaruhi niat perjalanan wisatawan. Budaya populer, yang dulunya hanya sebagai bentuk hiburan, kini telah menjadi katalisator yang kuat, memicu kegembiraan untuk bepergian. Konten yang ditonton, didengarkan, dan dibagikan orang secara online dengan cepat berubah menjadi keinginan untuk benar-benar mengalaminya dalam kehidupan nyata.
Hal ini paling jelas terlihat dalam tren wisata musik. 62% wisatawan Vietnam mengatakan mereka akan bepergian pada tahun 2024 untuk menghadiri acara seperti konser, sementara 38% menganggap musik dan festival sebagai faktor penting saat memilih destinasi.
Bagi banyak anak muda, menghadiri acara musik bukan sekadar untuk menyaksikan idola mereka tampil; tetapi juga kesempatan bagi mereka untuk membenamkan diri dalam atmosfer pertunjukan yang semarak dan emosional, sebuah energi yang hanya ada sesaat. Acara ini juga merupakan siklus penemuan emosional, dimulai dengan antusiasme dan kegembiraan, hingga berakhir dengan kisah-kisah yang tak terlupakan.

Ledakan pariwisata musik membawa peluang baru bagi kota-kota yang menjadi tuan rumah acara.
Ketika musik memudar, kenangan perjalanan tetap ada.
Ledakan pariwisata musik menghadirkan peluang baru bagi kota-kota penyelenggara acara. Kota-kota besar seperti Hanoi, Kota Ho Chi Minh, dan Da Nang – yang kerap menyelenggarakan konser berskala besar – dapat memanfaatkan peluang ini untuk menampilkan identitas lokal mereka yang unik kepada pengunjung. Konser di Hanoi dapat menjadi kesempatan bagi pengunjung untuk memperluas perjalanan menjelajahi destinasi dan kafe ikonis di ibu kota. Setiap pertunjukan dapat menjadi pintu gerbang bagi pengunjung untuk mengeksplorasi identitas unik masing-masing kota.
"Lonjakan pariwisata musik bukan sekadar tren, tetapi juga mencerminkan pergeseran budaya. Musik dan perjalanan, keduanya memiliki kemampuan untuk menghubungkan orang dan membangkitkan emosi mereka. Wisatawan Vietnam semakin mempersonalisasi perjalanan mereka, dengan 45% bersedia menghabiskan lebih banyak untuk aktivitas dan 48% bersedia menghabiskan lebih banyak untuk akomodasi guna meningkatkan pengalaman mereka. Hal ini menunjukkan generasi yang memandang perjalanan sebagai cara untuk mengekspresikan diri, merayakan kreativitas dan individualitas. Misi Booking.com adalah memudahkan orang-orang menjelajahi dunia dan terhubung dengan pengalaman serta budaya lokal," ujar Bapak Branavan Aruljothi, Country Manager Booking.com di Vietnam.
Sumber: https://bvhttdl.gov.vn/lan-song-du-lich-am-nhac-dang-lan-toa-trong-cong-dong-nguoi-ham-mo-viet-nam-20251029181440029.htm






Komentar (0)