Pada sore hari tanggal 23 September, Departemen Teknologi Informasi (Audit Negara) berkoordinasi dengan Perusahaan Keamanan Siber Viettel dan Perusahaan Saham Gabungan Peralatan Komunikasi NGS untuk menyelenggarakan konferensi tentang latihan praktis tentang keamanan informasi pada sistem teknologi informasi.
Pada Konferensi tersebut, Wakil Auditor Jenderal Negara Bui Quoc Dung menekankan bahwa sistem teknologi informasi Audit Negara merupakan infrastruktur data nasional yang penting, tidak hanya melayani kegiatan audit tetapi juga menyimpan sejumlah besar data tentang anggaran, keuangan, dan aset publik.
Badan Pemeriksa Keuangan telah membangun sistem pertahanan tiga lapis, tetapi masih ada risiko kehilangan keamanan jika diserang. "Sistem keamanan informasi dapat menjamin keamanan hingga 95%, tetapi masih ada risiko kehilangan keamanan karena pengguna menyadari adanya akses yang tidak aman, termasuk kebocoran kata sandi...", ujar Bapak Dung.

Wakil Auditor Jenderal Negara Bui Quoc Dung berbicara pada sore hari tanggal 23 September (Foto: KTNN).
Bapak Bui Quoc Dung menekankan bahwa di masa mendatang, Badan Pemeriksa Keuangan perlu memberikan prioritas utama pada investasi dalam menjamin keselamatan dan keamanan sistem informasi, meningkatkan sistem keamanan informasi, sekaligus memperkuat solusi kontrol akses dan menyelenggarakan pelatihan guna meningkatkan kesadaran keamanan bagi seluruh industri.
Lebih dari 8,5 juta akun dicuri pada paruh pertama tahun ini
Bapak Pham Huy Thong, Wakil Direktur yang bertanggung jawab atas Departemen Teknologi Informasi, mengatakan bahwa dalam konteks transformasi digital yang kuat, risiko ketidakamanan dan ketidakamanan jaringan terus meningkat baik dalam skala maupun kecanggihan.
“Pada paruh pertama tahun 2025, Vietnam mencatat lebih dari 8,5 juta akun dicuri, hampir 530.000 serangan DDoS (penolakan layanan terdistribusi), dan 191 kebocoran data dengan lebih dari 3 miliar data terdampak - 3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024. Serangan ransomware juga menyebabkan kerugian puluhan juta dolar AS, dengan terabita data terenkripsi,” ujarnya.

Bapak Pham Huy Thong berbicara pada sore hari tanggal 23 September (Foto: KTNN).
Menurut Bapak Pham Huy Thong, Vietnam termasuk di antara 10 negara teratas yang paling banyak diserang siber di dunia. Banyak sistem penting di bidang keuangan, perbankan, telekomunikasi, dan bahkan lembaga negara telah menjadi target, yang secara langsung memengaruhi keamanan ekonomi dan kehidupan sosial.
"Contoh tipikal adalah serangan peretas terhadap Pusat Informasi Kredit Nasional (CIC) di bawah Bank Negara, yang menunjukkan tanda-tanda perampasan data pribadi. Hal ini telah dikonfirmasi oleh VNCERT di bawah Departemen Keamanan Siber dan Pencegahan Kejahatan Berteknologi Tinggi (A05, Kementerian Keamanan Publik ) dan sedang diselidiki," ujar Bapak Thong.
Menurut orang tersebut, angka-angka dan peristiwa di atas bukan sekadar lonceng peringatan, tetapi juga pengingat bahwa menjaga keamanan informasi telah menjadi tugas mendesak, yang terkait langsung dengan stabilitas dan perkembangan setiap lembaga dan organisasi.
"BPK selalu menganggap keselamatan dan keamanan sistem informasi sebagai tugas yang sangat penting, yang berkaitan langsung dengan kualitas dan reputasi Industri. Sistem informasi BPK bukan hanya alat untuk kegiatan audit, tetapi juga menyimpan sejumlah besar data penting terkait pengelolaan anggaran, keuangan publik, dan aset publik," tegasnya dalam Konferensi tersebut.
Sumber: https://dantri.com.vn/kinh-doanh/hon-85-trieu-tai-khoan-bi-danh-cap-canh-bao-an-ninh-mang-viet-nam-20250923210551509.htm






Komentar (0)