
Kementerian Keuangan susun pedoman akuntansi untuk rumah tangga usaha dan badan usaha perorangan
Rancangan Surat Edaran ini mengusulkan panduan akuntansi bagi rumah tangga usaha dan badan usaha perorangan. Rumah tangga usaha dan badan usaha perorangan dengan pendapatan tahunan di atas 3 miliar VND wajib melakukan akuntansi sesuai panduan ini atau sesuai dengan rezim akuntansi usaha mikro.
Berdasarkan rancangan tersebut, perwakilan rumah tangga bisnis atau badan usaha perorangan dapat mengelola pembukuan sendiri, menunjuk akuntan, atau menyewa jasa akuntansi untuk rumah tangga bisnis atau badan usaha perorangan tersebut. Perwakilan rumah tangga bisnis atau badan usaha perorangan dapat menunjuk ayah kandung, ibu kandung, ayah angkat, ibu angkat, istri, suami, anak kandung, anak angkat, saudara laki-laki, saudara perempuan kandungnya untuk menjadi akuntan bagi rumah tangga bisnis atau badan usaha perorangan tersebut, atau menunjuk manajer, eksekutif, penjaga gudang, bendahara, atau orang yang ditugaskan untuk membeli dan menjual aset secara berkala untuk merangkap jabatan sebagai akuntan bagi rumah tangga bisnis atau badan usaha perorangan tersebut.
Kementerian Keuangan menyatakan bahwa draf Surat Edaran ini sedang disusun berdasarkan rancangan Undang-Undang tentang Administrasi Perpajakan, rancangan Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi (PPh), dan rancangan Peraturan Pemerintah yang mengatur pengelolaan perpajakan bagi rumah tangga badan usaha dan badan usaha perorangan yang sedang disusun oleh Kementerian Keuangan. Selain itu, draf ini juga memberikan panduan mengenai beberapa kasus hipotetis yang mungkin timbul terkait kebijakan perpajakan bagi rumah tangga badan usaha dan badan usaha perorangan. Sebagai contoh:
Bagian 2 untuk rumah tangga bisnis dan bisnis perorangan dengan pendapatan tahunan antara 200 juta VND hingga 3 miliar VND juga memberikan panduan akuntansi untuk kedua situasi hipotetis:
Rumah tangga bisnis dan individu bisnis membayar pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penghasilan pribadi sebesar persentase tertentu dari pendapatan (Pasal 5).
Rumah tangga bisnis dan individu membayar PPN dengan metode pengurangan dan pajak penghasilan pribadi sebesar persentase pendapatan (Pasal 6).
Bagian 3 untuk rumah tangga bisnis dan bisnis perorangan dengan pendapatan tahunan lebih dari 3 miliar VND juga memberikan panduan akuntansi untuk kedua situasi hipotetis:
Rumah tangga bisnis dan individu membayar PPN sebesar persentase pendapatan dan pajak penghasilan pribadi atas penghasilan kena pajak (Pasal 8).
Rumah tangga bisnis dan orang pribadi bisnis membayar PPN dengan metode pemotongan dan pajak penghasilan pribadi atas penghasilan kena pajak (Pasal 9).
Namun, ketika kebijakan perpajakan untuk rumah tangga bisnis dan bisnis perorangan dikeluarkan oleh otoritas yang berwenang, rancangan Surat Edaran ini akan memperbarui instruksi akuntansi sesuai dengan kebijakan perpajakan untuk rumah tangga bisnis dan bisnis perorangan sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.
Akuntan untuk rumah tangga bisnis dan individu dengan pendapatan tahunan 200 juta VND atau kurang
Berdasarkan rancangan tersebut, rumah tangga bisnis dan individu bisnis menggunakan Buku Rincian Pendapatan Penjualan Barang dan Jasa (Formulir No. S1a-HKD) berikut untuk mencatat pendapatan penjualan barang dan jasa, khususnya:

Cara perekaman diinstruksikan sebagai berikut:
- Kolom A: Catat tanggal dan bulan entri;
- Kolom B: Mencatat transaksi penjualan barang dan jasa;
- Kolom 1: Catat jumlah barang dan jasa yang terjual.
Akuntan untuk rumah tangga bisnis dan individu dengan pendapatan tahunan dari 200 juta VND hingga 3 miliar VND
Berdasarkan rancangan tersebut, rumah tangga usaha dan perorangan usaha wajib mendasarkan metode pembayaran PPN dan pajak penghasilan pribadi untuk melakukan akuntansi pada salah satu dari dua hal berikut:
Kasus 1: Jika rumah tangga bisnis dan individu membayar PPN dan pajak penghasilan pribadi sebesar persentase dari pendapatan
Dokumen akuntansi yang digunakan adalah Faktur Penjualan.
Terkait dengan pembukuan akuntansi, rumah tangga usaha dan perorangan usaha menggunakan Buku Rincian Pendapatan Penjualan Barang dan Jasa (Formulir No. S2a-HKD) berikut ini untuk mencatat pendapatan penjualan barang dan jasa:

Buku ini dibuka untuk mencatat pendapatan penjualan barang dan jasa menurut masing-masing kelompok lini bisnis dengan tarif PPN dan pajak penghasilan pribadi yang sama.
Metode perekaman:
- Kolom A, B: Catat nomor faktur, tanggal, dan bulan;
- Kolom C: Mencatat transaksi pendapatan penjualan barang dan jasa menurut industri dengan tarif pajak yang sama;
- Kolom 1: Diisi dengan jumlah penjualan barang dan jasa oleh masing-masing lapangan usaha untuk dijadikan dasar penetapan besarnya penghasilan dari penjualan barang dan jasa oleh masing-masing lapangan usaha dan profesi dengan tarif pajak yang sama;
- Kolom 2 dan 4: Catat tarif PPN dan pajak penghasilan pribadi untuk setiap lini usaha;
- Kolom 3, 5: Catat PPN dan pajak penghasilan pribadi yang terutang.
Kasus 2: Apabila rumah tangga usaha dan perorangan membayar PPN dengan metode pemotongan dan pajak penghasilan pribadi sebesar persentase dari pendapatan
Dokumen akuntansi adalah faktur PPN dan faktur penjualan.
Rumah tangga bisnis dan individu menggunakan buku akuntansi sesuai dengan daftar berikut:
STT | Nama buku akuntansi
| Simbol
|
1 | Buku untuk melacak kewajiban PPN terhadap anggaran Negara | Formulir No. S2b- HKD
|
2 | Buku rinci pendapatan penjualan barang dan jasa | Formulir No. S2a- HKD |
Formulir buku pelacakan kewajiban PPN pada APBN:
Rumah tangga pelaku usaha dan perorangan pelaku usaha menggunakan buku pelacakan kewajiban PPN berikut dengan anggaran Negara sebagai dasar penentuan kewajiban PPN:

Rumah tangga bisnis dan individu bisnis membuka buku ini untuk memantau pelaksanaan kewajiban PPN terhadap anggaran Negara.
Dasar dan metode pencatatan:
- Kolom A, B: Catat nomor dan tanggal faktur PPN;
Kolom C: Catatlah isi transaksi ekonomi yang terjadi. Saldo awal didasarkan pada saldo akhir sebelumnya yang telah dipindahbukukan;
- Kolom 1: Mencerminkan jumlah PPN masukan atas barang dan jasa yang dibeli;
- Kolom 2: Mencerminkan jumlah PPN keluaran barang dan jasa yang dijual;
- Kolom 3: Mencerminkan jumlah PPN yang dikembalikan;
- Kolom 4: Mencerminkan jumlah PPN yang dapat dikurangkan;
- Kolom 5: Mencerminkan jumlah PPN yang terutang;
- Kolom 6: Mencerminkan jumlah PPN yang dibayarkan selama periode tersebut.
Rumah tangga bisnis dan perorangan bisnis menggunakan buku rinci pendapatan penjualan barang dan jasa sesuai formulir No. S2a-HKD di atas (kecuali kolom 4,5 - PPN) sebagai dasar untuk menentukan kewajiban pajak penghasilan pribadi terhadap anggaran Negara.
Akuntansi untuk rumah tangga bisnis dan individu dengan aktivitas penyewaan properti dan e-commerce
Rancangan undang-undang ini dengan jelas menyatakan bahwa dalam hal rumah tangga usaha dan perorangan terlibat dalam kegiatan penyewaan properti atau perdagangan elektronik, PPN dibayarkan sebesar persentase tertentu dari pendapatan dan jumlah pajak penghasilan pribadi yang terutang ditentukan dengan mengalikan tarif pajak dengan pendapatan. Rumah tangga usaha dan perorangan wajib menggunakan buku akuntansi (formulir No. S2a-HKD) sesuai dengan petunjuk di atas sebagai dasar untuk menentukan kewajiban PPN dan pajak penghasilan pribadi terhadap anggaran negara.
Kementerian Keuangan meminta komentar mengenai rancangan ini pada Portal Informasi Elektronik Kementerian./.
Sumber: https://baochinhphu.vn/huong-dan-ke-toan-cho-cac-ho-kinh-doanh-ca-nhan-kinh-doanh-10225110515352537.htm






Komentar (0)