Menteri pertahanan Israel memperingatkan bahwa militer Tel Aviv akan mendorong Hizbullah mundur dari daerah perbatasan jika Lebanon tidak bertindak.
"Situasi di perbatasan utara Israel harus berubah. Waktu untuk solusi diplomatik semakin menipis. Jika dunia dan pemerintah Lebanon tidak bertindak untuk menghentikan penembakan di wilayah permukiman di Israel utara dan menarik Hizbullah menjauh dari wilayah perbatasan, tentara Israel akan melakukannya," ujar Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz pada 27 Desember.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pihaknya menargetkan sumber tembakan dari Lebanon setelah sirene serangan udara berbunyi di Rosh HaNikra, Israel barat laut.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz dalam konferensi pers pada 29 November. Foto: Times of Israel
Letnan Jenderal Herzi Halevi, Kepala Staf IDF, mengatakan militer Israel "sangat siap" untuk menghadapi meningkatnya pertempuran di utara. "Tugas pertama kami adalah memulihkan keamanan dan rasa aman bagi masyarakat di utara. Ini akan membutuhkan waktu," ujarnya.
Selama kunjungan ke daerah dekat perbatasan pada tanggal 27 Desember, Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengatakan Tel Aviv dapat menargetkan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, sebuah langkah yang hampir pasti akan memicu konflik yang lebih besar dengan kelompok bersenjata tersebut.
"Kami tetap berusaha memprioritaskan solusi diplomatik. Jika tidak berhasil, semua opsi lain tersedia," ujarnya.
Komentar pejabat Israel telah menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik di Jalur Gaza akan meluas menjadi konflik regional.
Lokasi Israel dan Lebanon. Grafik: AFP
Pertempuran di perbatasan Israel-Lebanon telah menyebabkan puluhan ribu orang di kedua belah pihak mengungsi. Di pihak Israel, setidaknya empat warga sipil dan sembilan tentara tewas. Lebih dari 100 orang tewas di Lebanon, sebagian besar anggota Hizbullah, tetapi juga warga sipil dan jurnalis.
Hizbullah, sebuah kelompok militan Muslim Syiah, menguasai sebagian ibu kota Beirut, Lebanon selatan, dan sebagian besar Lembah Beqaa. Didanai oleh Iran, kelompok ini merupakan salah satu pasukan militer non-negara dengan persenjataan terlengkap di dunia.
Pada tahun 2006, perang skala penuh meletus antara Hizbullah dan Israel setelah kelompok militan tersebut melakukan serangan perbatasan, yang mendorong Tel Aviv untuk mengirim pasukan ke Lebanon selatan. Pertempuran berhenti setelah gencatan senjata yang ditengahi PBB mulai berlaku pada pertengahan Agustus 2006 dan secara resmi berakhir pada awal September tahun yang sama ketika Israel mencabut blokade lautnya terhadap Lebanon.
Thanh Tam (Menurut CNN, Al Jazeera, BBC )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)