
Informasi terkini di jejaring sosial telah membantu banyak korban mengakses pasukan penyelamat dengan cepat, menegaskan peran penting platform ini dalam pencegahan dan pengendalian bencana.
Meminta bantuan saat banjir
Pada sore hari tanggal 27 Oktober, banjir bandang dari hulu datang dengan deras, mengisolasi keluarga Ibu Tran Thi Hien (warga komune Nong Son). Dengan dua anak kecil dan barang-barang yang belum dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi, Ibu Hien terpaksa meminta bantuan di media sosial.
Di laman pribadinya, Ibu Hien mengunggah permohonan mendesak: "Ada dua anak kecil di rumah, jika ada yang punya kano, tolong bantu mereka menyeberang jalan. Keluarga ini tidak punya perahu untuk menyelamatkan diri, adakah yang bisa membantu?", disertai foto rumah yang terendam banjir, airnya hampir menyentuh tiang gerbang.
Postingan tersebut dengan cepat menjadi viral. Banyak orang membagikan nomor telepon tim penyelamat di Nong Son, Dai Loc, dan Duy Xuyen; sementara yang lain menghubungi pihak berwenang secara langsung untuk mengoordinasikan penyelamatan.
Sekitar satu jam kemudian, sebuah kapal penyelamat lokal tiba dan membawa keluarga Ibu Hien ke tempat aman. Ibu Hien dengan penuh emosi berbagi: "Saya mengunggah ini saat sedang panik. Saya tidak menyangka hanya beberapa menit kemudian, banyak orang akan membagikannya, menelepon untuk bertanya, memberi instruksi, dan membantu menghubungi tim penyelamat. Ketika kapal tiba, saya sangat bahagia hingga tidak bisa berkata-kata."

Senada dengan itu, Ibu Nguyen Thi Tuyet (warga komune Duy Xuyen) juga mencari dukungan melalui media sosial. Setelah selesai bekerja pukul 16.30, karena khawatir jalan pulang akan banjir, ia mengunggah pertanyaan: "Mohon informasikan tentang banjir di Duy Xuyen, khususnya komune Duy Son yang lama. Mana jalan pulang yang aman?"
Postingan Ibu Tuyet menerima hampir 100 komentar, disertai banyak video , peta area banjir, dan nomor telepon orang-orang yang memiliki perahu untuk membantu. Berkat itu, ia dapat menentukan rute pulang yang aman.
Tak hanya warga, pemerintah desa juga aktif memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi. Biasanya, kanal Facebook desa Thu Bon mengunggah ajakan untuk membantu peternakan Bapak Tran Tuyen yang hampir memiliki 700 sapi dan terendam banjir. Unggahan tersebut langsung menarik perhatian warga, sehingga warga sekitar segera berdatangan untuk membantu memindahkan kawanan sapi ke tempat yang aman, sehingga meminimalkan kerugian bagi keluarga tersebut.
Menurut ringkasan tim penyelamat setempat, selama banjir baru-baru ini, nomor telepon darurat seperti 112, SOS Quang Nam (0777.494115), Tim Kano Sungai Thu Bon (0905.617329), atau koordinator Tran Quyet Thang (0949.987888) tersebar luas di Facebook dan Zalo. Informasi yang tersebar ini membantu tim penyelamat dengan mudah menerima permintaan, menemukan korban, dan menjangkau mereka jauh lebih cepat daripada saluran tradisional.
Membentuk jaringan peringatan
Tidak hanya berhenti pada meminta bantuan, jejaring sosial juga telah menjadi alat untuk memperingatkan dan mengirimkan informasi dengan cepat dan akurat di banyak tempat.
Bapak Pham Phu Thai, seorang pakar di Kantor Komite Rakyat Komune Nong Son, dengan pengalaman bertahun-tahun di Komite Komando Pencegahan Bencana Alam serta Pencarian dan Penyelamatan, telah menjadi saluran informasi terpercaya bagi masyarakat.
Pak Thai bercerita: "Setiap kali hujan deras, orang-orang sering mengirim pesan kepada saya untuk menanyakan perkembangan situasi. Saya menganggapnya sebagai tanggung jawab saya. Setiap 2-3 jam, saya mengunggah informasi tentang ketinggian air, area yang terendam banjir, dan jalan yang tidak dapat dilalui. Orang-orang mengikuti untuk lebih proaktif dalam bepergian. Dalam banyak kasus, setelah mengunggah pesan darurat, hanya sepuluh menit kemudian, pasukan tiba untuk membantu."
Pada saat yang sama, tim sukarelawan SOS dan pasukan penyelamat profesional juga aktif beroperasi di jejaring sosial sebagai saluran koordinasi yang efektif. Kelompok-kelompok seperti "Central Rescue", "SOS Quang Nam - Da Nang ", "Flood Season Response", atau kelompok Zalo regional terus memperbarui daftar orang yang membutuhkan bantuan, nomor telepon kontak, dan koordinat lokasi. Hal ini membantu pihak berwenang dengan cepat mengidentifikasi area tersebut, sehingga dapat mengatur sarana dan personel yang tepat.

Di komunitas Que Phuoc, sebuah lokasi dengan medan yang kompleks di sepanjang sungai Thu Bon, penerapan jaringan sosial telah menjadi solusi utama dalam pekerjaan penyelamatan.
Ibu Tao Thi To Diem, Ketua Komite Rakyat Komune, mengatakan bahwa jika mereka hanya menunggu laporan dari desa-desa, informasi tersebut bisa tertunda hingga berjam-jam. Namun, ketika warga mengunggah foto dan video di Facebook, para pemimpin komune dapat segera memahami situasi risiko banjir atau tanah longsor di wilayah tersebut, sehingga dapat segera memobilisasi pasukan tanggap darurat.
Menurut Ibu Diem, pemerintah daerah selalu menyarankan agar masyarakat mengingat nomor telepon darurat dan menjaga komunikasi rutin melalui kanal Zalo dan Facebook. Saat bencana alam terjadi, ini merupakan alat penting untuk membantu pihak berwenang merespons dengan cepat, sekaligus menjadi platform bagi masyarakat untuk saling berbagi peringatan secara proaktif.
Ibu Diem berkomentar: "Teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pencegahan dan penanggulangan bencana. Berkat jejaring sosial, banyak situasi berbahaya dapat dideteksi sejak dini, membantu pihak berwenang merespons secara proaktif dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat. Hal ini sangat berharga dalam upaya melindungi keselamatan masyarakat."
Sumber: https://baodanang.vn/ket-noi-cuu-ho-trong-mua-lu-nho-mang-xa-hoi-3308464.html






Komentar (0)