Membawa makanan ke ruang kuliah

Di banyak universitas, membawa roti lapis, teh susu, dan bahkan mi instan ke kelas bukanlah hal yang aneh. Jam kuliah yang panjang, waktu istirahat yang singkat, dan kebiasaan "makan cepat dan langsung belajar" membuat banyak mahasiswa menganggap hal ini biasa. Tidak sulit melihat mahasiswa memegang secangkir kopi sambil mendengarkan kuliah, atau sudut meja yang dipenuhi aroma makanan cepat saji.

Menurut Thuy Duong, mahasiswa tahun ketiga di Akademi Keuangan, karena jadwalnya yang padat, ia terkadang harus makan saat istirahat, tetapi selalu berusaha agar tidak mengganggu kelas. Banyak mahasiswa lain juga mengakui bahwa membawa makanan ke kelas adalah karena kebutuhan praktis, tetapi terkadang secara tidak sengaja menimbulkan rasa terganggu bagi orang-orang di sekitarnya.

W-siswa makan di kelas 2.jpg

Ketika sekolah terlibat

Siswa yang membawa makanan dan minuman ke dalam kelas, meskipun untuk alasan pribadi, terkadang memengaruhi ruang belajar bersama. Oleh karena itu, banyak lembaga pendidikan memiliki peraturan khusus tentang hal ini dalam kode etik budaya sekolah.

Beberapa universitas di wilayah Selatan seperti Universitas Van Hien, Universitas Nam Can Tho , dan Universitas Can Tho memiliki peraturan yang melarang membawa makanan ke dalam ruang kelas untuk memastikan lingkungan belajar yang serius. Khususnya di Universitas Perdagangan Luar Negeri (Kampus II - Kota Ho Chi Minh), peraturan ini tercantum dalam peraturan internal dan dipublikasikan di situs web universitas. Tergantung pada tingkat dan jumlah pelanggaran, mahasiswa dapat dikurangi hingga 5 poin per pelanggaran dari total nilai pelatihan semester tersebut, diingatkan, dikritik, ditegur, diperingatkan, atau bahkan diberi sanksi yang lebih tinggi.

W-peraturan perdagangan luar negeri.JPG.jpg
Peraturan Universitas Perdagangan Luar Negeri (Kampus II - Kota Ho Chi Minh) dipublikasikan di situs web sekolah.

Banyak institusi pendidikan belum mengeluarkan peraturan khusus, tetapi para dosen telah secara proaktif mengembangkan aturan mereka sendiri di dalam kelas untuk menjaga suasana tetap serius. Dr. Tran Thi Van Anh, dosen di Akademi Jurnalisme dan Komunikasi, berbagi: "Mahasiswa yang membawa makanan ke dalam kelas dapat menyebabkan seluruh kelas kehilangan konsentrasi, yang memengaruhi suasana belajar. Oleh karena itu, saya setuju sejak awal untuk tidak membawa makanan atau minuman ke dalam kelas."

Hal serupa terjadi di Universitas Phenikaa, setelah video kontroversial mahasiswa membawa makanan ke dalam kelas menjadi viral, pihak kampus segera mendisiplinkan mahasiswa yang terlibat. Meskipun pihak kampus tidak mengeluarkan larangan khusus, menurut para mahasiswa, setiap orang menyadari perilaku mereka dan berusaha untuk tidak mengganggu suasana kelas.

Secara umum, peraturan atau tata tertib internal tidak dimaksudkan untuk "menekan" siswa, melainkan untuk membangun lingkungan belajar yang beradab, yang menjamin kebersihan dan konsentrasi selama kelas. Khususnya untuk kelas-kelas khusus di bidang teknik, desain, ruang komputer, atau laboratorium, membawa makanan dan minuman juga berisiko merusak peralatan.

Disiplin diri - kunci budaya sekolah

Bukan kebetulan bahwa akhir-akhir ini, banyak universitas semakin gencar mempromosikan perilaku budaya di ruang kelas. Mulai dari cara menyapa, berpakaian, hingga makan, semuanya mencerminkan sikap belajar dan rasa hormat terhadap ruang bersama mahasiswa.

Peristiwa "makan mi di kelas" mungkin tampak sepele, tetapi jika dikaji lebih luas, hal ini menunjukkan kesenjangan keterampilan dan kesadaran perilaku sebagian mahasiswa. Menjaga ruang kuliah tetap bersih, tenang, dan saling menghormati bukan hanya sekadar aturan, tetapi juga perwujudan budaya sekolah di era baru. Di sinilah kebebasan selalu diiringi rasa tanggung jawab.

Seorang dosen di PoliteknikFPT mengatakan: "Setelah kejadian di atas, pihak sekolah tidak melarang mahasiswa membawa makanan ke dalam kelas, tetapi berharap hal itu dapat meningkatkan kesadaran diri, tanggung jawab, dan tidak mengganggu waktu belajar. Bahkan, mahasiswa juga menjadikan kejadian itu sebagai pelajaran untuk tidak mengulanginya di masa mendatang."

Sumber: https://vietnamnet.vn/khi-do-an-vao-giang-duong-tu-thoi-quen-den-van-hoa-ung-xu-2458783.html