Nenek Tionghoa tersebut jelas telah merencanakan masa tuanya tanpa bergantung pada anak-anaknya.
Bulan lalu, Ibu Duong (Jianyang, Tiongkok) genap berusia 73 tahun. Sebelum pensiun, beliau bekerja sebagai akuntan di sebuah perusahaan milik negara. Saat ini, uang pensiunnya sebesar 2.000 yuan/bulan (6,7 juta VND). Dengan tabungan sekitar 200.000 yuan, perempuan ini mengatakan bahwa ia menjalani kehidupan yang relatif nyaman.
Foto ilustrasi
Berbagi lebih banyak tentang keluarganya, ia mengatakan bahwa ia memiliki seorang putra berusia 35 tahun, seorang insinyur perangkat lunak, yang tinggal di Singapura. "Dia sangat sibuk dengan pekerjaan dan urusan keluarga, jadi saya tidak ingin mengganggunya. Sebagian besar komunikasi kami dilakukan melalui panggilan video . Saya rasa itu sudah cukup membuat kami bahagia," kata Ibu Duong.
Wanita ini selalu diajak putranya ke Singapura. Namun, ia tahu ada jarak tak kasat mata antara dirinya dan putranya. "Meskipun saya tidak tinggal bersama putra saya, saya tidak kesepian. Saya dikelilingi teman-teman lama. Terkadang, kami membuat janji untuk bermain mahjong atau pergi ke supermarket bersama. Hidup ini begitu sederhana, tetapi banyak orang iri pada saya," kata wanita tua itu dengan wajah bangga.
Nikmati kesendirian dengan cara yang spesial
Ia berkata bahwa untuk menjalani hidup bahagia di tahun-tahun terakhir hidupnya, seseorang harus belajar menikmati kesendirian. Nyonya Duong memahami kesenjangan generasi antara dirinya dan anak-anaknya, sehingga ia menolak untuk tinggal bersama.
Meskipun tinggal sendiri, ia selalu tahu bagaimana menjadikan setiap hari lebih bermakna dengan bepergian . Setelah menjelajahi seluruh provinsi di negeri ini, Ibu Duong mulai menjelajahi negeri-negeri terpencil. Ke mana pun ia pergi, ia berbincang dengan penduduk setempat atau orang-orang dalam kelompoknya. “Saya senang mendengarkan mereka bercerita tentang kehidupan. Kami bahkan tetap berhubungan dan membuat janji untuk perjalanan selanjutnya. Setelah setiap perjalanan seperti itu, saya menyadari bahwa saya perlu menikmati momen dan orang-orang yang saya temui saat ini. Dengan pengalaman-pengalaman itu, saya menyadari bahwa saya bisa hidup sendiri sepenuhnya tanpa bergantung pada anak-anak saya,” ujarnya.
Berbagi lebih lanjut, Ibu Duong menegaskan bahwa ia telah hidup sendiri selama bertahun-tahun dan telah terbiasa dengan kesepian. Ia mengakui bahwa kesepian tidak menakutkan. Kesepian memberinya ruang untuk berpikir dan mengeksplorasi hal-hal yang sebelumnya tidak dapat ia lakukan.
Setiap pagi ketika bangun tidur, aku selalu bilang ke diri sendiri bahwa hari ini akan penuh kebahagiaan. Kalau aku tidak bepergian, aku akan pergi ke kelas dansa atau minum teh bersama teman-teman. Kebahagiaan-kebahagiaan kecil inilah yang menjadi rahasia agar aku tidak kesepian di masa tuaku.
Perencanaan untuk tahun-tahun mendatang
Selain menikmati setiap momen kecil dalam hidup, Ibu Duong memiliki rencana yang jelas tentang uang dan kesehatan. Meskipun tabungannya tidak terlalu banyak, ia mengatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar. Pandangannya tentang uang sangat sederhana: Secukupnya saja, jangan terlalu banyak. Keinginan yang berlebihan hanya akan mendatangkan masalah.
Foto ilustrasi
"Jika suatu hari saya cukup malang untuk tertular penyakit serius yang tak tersembuhkan, saya tidak akan berobat dengan cara apa pun. Hidup itu berharga. Tapi saya tidak ingin menghabiskan tahun-tahun terakhir hidup saya menderita sakit fisik, menambah beban finansial dan mental anak-anak saya," ungkap Ibu Duong.
Akhirnya, perempuan ini berencana untuk pergi ke panti jompo dan bertekad untuk tidak tinggal bersama anak-anaknya. Beberapa orang menganggap panti jompo adalah tempat bagi para lansia yang kesepian. “Saya percaya bahwa seiring waktu, kondisi dan layanan di sini akan semakin baik. Di sana, saya bisa bertemu orang-orang seusia saya. Kami bisa berpartisipasi dalam kegiatan kelompok bersama dan mengenang masa lalu. Panti jompo ini mungkin akan menjadi rumah kedua saya untuk menikmati masa tua saya,” kata perempuan ini.
Jadi, baik di masa sekarang maupun di masa depan, Ibu Duong bersyukur atas apa yang telah diberikan kehidupan kepadanya. Ia menghargai setiap panggilan telepon dengan putranya, setiap momen bersama teman-temannya, dan setiap momen kesendiriannya.
[iklan_2]
Source: https://giadinh.suckhoedoisong.vn/khong-can-dua-vao-con-cu-ba-u75-luong-huu-6-trieu-dong-van-song-nhung-nam-ve-gia-tu-tai-172250109151820742.htm
Komentar (0)