
Atas undangan Presiden Luong Cuong, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres melakukan kunjungan resmi ke Vietnam dan menghadiri upacara penandatanganan Konvensi PBB Melawan Kejahatan Dunia Maya, atau Konvensi Hanoi , dari tanggal 24-25 Oktober.

Upacara penandatanganan Konvensi Hanoi dengan tema "Memerangi Kejahatan Siber - Berbagi Tanggung Jawab - Menatap Masa Depan" akan dipimpin oleh Presiden Luong Cuong. Sekretaris Jenderal Antonio Guterres dan para pemimpin senior dari berbagai negara, organisasi regional dan internasional akan menghadiri acara tersebut. Dalam rangka upacara penandatanganan, akan ada diskusi pleno dan diskusi tingkat tinggi, serta konferensi sampingan mengenai kerja sama internasional dalam pencegahan kejahatan siber. Ini adalah pertama kalinya sebuah negara di Vietnam dikaitkan dengan perjanjian multilateral global yang terkait dengan bidang yang sangat diminati komunitas internasional, menandai tonggak penting dalam sejarah diplomasi multilateral Vietnam dan kemitraan Vietnam-PBB.

Upacara penandatanganan Konvensi Hanoi merupakan acara internasional yang penting, dan Vietnam merasa terhormat menjadi tuan rumah. Konvensi ini akan menciptakan koridor dan kerangka hukum baru, membantu negara-negara anggota di seluruh dunia bekerja sama memerangi kejahatan siber, dan berkontribusi dalam menjamin keamanan dan keselamatan di dunia siber global. Sekretaris Jenderal dan Presiden Laos, beserta delegasi tingkat tinggi Laos, yang hadir langsung dalam upacara penandatanganan Konvensi Hanoi, memberikan kontribusi signifikan terhadap kesuksesan acara ini secara keseluruhan.
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri Bui Thanh Son pada sore hari tanggal 24 Oktober, Wakil Perdana Menteri Krzysztof Gawkowski sangat menghargai penyelenggaraan upacara penandatanganan Konvensi PBB Melawan Kejahatan Dunia Maya oleh Vietnam, yang dengan demikian menegaskan komitmen kuat negara berbentuk S itu untuk berpartisipasi dalam memecahkan masalah global.
Nama sebuah Konvensi diambil dari nama ibu kota Hanoi, yang tidak hanya memiliki makna simbolis yang mendalam, tetapi juga menunjukkan peran Vietnam sebagai jembatan antara negara maju dan negara berkembang, yang mendorong dialog dan kerja sama berdasarkan prinsip-prinsip kesetaraan, penghormatan terhadap kedaulatan, dan saling menguntungkan. Dalam konteks berbagai perbedaan dalam pengelolaan ruang siber di dunia, Vietnam telah menunjukkan kapasitas mediasinya yang fleksibel dan terampil dalam diplomasi multilateral, yang berkontribusi dalam membangun konsensus internasional.

Konvensi Hanoi, yang terdiri dari 9 bab dan 71 pasal, merupakan hasil negosiasi berkelanjutan dan berkepanjangan selama hampir 5 tahun di antara negara-negara anggota, yang bertujuan membangun kerangka hukum multilateral yang komprehensif untuk memerangi kejahatan siber. Konvensi ini tidak hanya menjadi tonggak bersejarah dalam kerja sama internasional dalam mencegah dan memerangi kejahatan siber, tetapi juga dengan jelas menunjukkan peran proaktif dan tanggung jawab global Vietnam yang semakin meningkat. Terpilihnya Hanoi sebagai tempat penandatanganan dokumen penting ini menunjukkan kepercayaan masyarakat internasional kepada Vietnam sebagai mitra yang andal, jembatan antara negara dan kawasan. Dalam konteks teknologi digital yang berkembang pesat dan kejahatan siber yang semakin canggih, Konvensi Hanoi membuka peluang bagi negara-negara untuk bertindak bersama, memperkuat kepercayaan, dan meningkatkan kerja sama demi dunia siber yang aman, manusiawi, dan berkelanjutan bagi semua orang.
Vietnam.vn






Komentar (0)