(CLO) Kepala badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa menyerukan kesabaran karena jutaan pengungsi Suriah mempertimbangkan untuk kembali ke rumah setelah penggulingan rezim Presiden Bashar al-Assad.
Dalam pernyataan kepada media pada 9 Desember, kepala Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) Filippo Grandi mengatakan: "Ini adalah kesempatan luar biasa bagi Suriah untuk bergerak menuju perdamaian dan bagi rakyatnya untuk mulai kembali ke rumah."
Kepala Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi. Foto: Reuters
"Namun, dengan situasi yang masih belum pasti saat ini, jutaan pengungsi Suriah dengan cermat menilai apakah aman untuk pulang. Sebagian bersemangat, sementara yang lain ragu-ragu," tambahnya.
Ia mendesak para pengungsi Suriah yang mengungsi akibat perang saudara selama 13 tahun untuk "sabar dan waspada" saat mereka mempertimbangkan pilihan mereka.
Sejak 9 Desember, negara-negara Eropa untuk sementara waktu menghentikan penerimaan permohonan suaka dari warga Suriah hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Tn. Grandi mengatakan kemungkinan pemulangan dapat bergantung pada apakah pemimpin baru Suriah memprioritaskan hukum dan ketertiban.
“Transisi yang menghormati hak, kehidupan, dan aspirasi semua warga Suriah – tanpa memandang etnis, agama, atau keyakinan politik – sangat penting agar masyarakat merasa aman,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa UNHCR siap membantu negara-negara dalam menyelenggarakan repatriasi sukarela.
Ngoc Anh (menurut Reuters)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/lien-hop-quoc-keu-goi-nguoi-ti-nan-syria-than-trong-truoc-khi-quyet-dinh-ve-nuoc-post324927.html
Komentar (0)