Banyak masalah dalam kehidupan dan bisnis dianalisis dari perspektif strategis melalui dasar teori permainan, menurut buku "The Art of Strategic Thinking".
Buku ini memiliki judul bahasa Inggris The Art of Strategy: A Guide to Success in Business and Life, ditulis oleh dua penulis Avinash Dixit dan Barry Nalebuff, diterbitkan pada tahun 1993. Buku ini secara singkat memperkenalkan teori permainan dan penerapannya yang bermanfaat dalam banyak konteks, dari kehidupan hingga bisnis.
Sampul buku "The Art of Strategic Thinking". Buku setebal 560 halaman ini pertama kali diterbitkan oleh Alpha Books dan Lao Dong Publishing House pada tahun 2019. Foto: Alpha Books
Sejak zaman dahulu, strategi selalu menjadi topik yang menarik bagi manusia. Strategi dapat dipahami secara luas sebagai rencana untuk mencapai suatu tujuan, yang dapat mencakup segala aspek kehidupan. Strategi yang baik biasanya didasarkan pada tiga bagian: Memahami diri sendiri secara internal, memahami sifat situasi, dan memprediksi tindakan lawan atau faktor eksternal.
Seni Berpikir Strategis mengkaji topik ini melalui sudut pandang teori permainan, sebuah disiplin ilmu abad ke-20 yang mempelajari model matematika interaksi strategis antar-aktor. Buku ini penuh dengan angka dan kalkulasi, tetapi umumnya cukup mudah dipahami berkat penggunaan berbagai situasi kehidupan nyata.
Di awal buku, penulis dengan cerdik memperkenalkan teori permainan dengan menyajikan 10 situasi nyata agar pembaca dapat merenungkannya. Ada beberapa kasus menarik, misalnya ketika seorang atlet terus-menerus mencetak skor, lawan akan menjaganya dengan ketat sehingga performanya menurun. Namun, rekan satu timnya tidak terlalu terhambat dan justru meningkatkan performa mereka. Dengan kata lain, hasil luar biasa atlet ini memang menjadi penghalang bagi performanya di kemudian hari, tetapi justru menguntungkan tim.
Contohnya adalah Piala Dunia 1986, ketika Maradona (Argentina) yang legendaris mencetak total empat gol di babak perempat final dan semifinal. Di final, Jerman Barat berusaha sekuat tenaga untuk membendung Maradona, mencegahnya mencetak gol. Namun, mereka justru kebobolan tiga gol dari pemain Argentina lainnya. Nilai seorang bintang seperti Maradona tidak dapat dinilai hanya dari rekor golnya, dan teori permainan mendorong orang untuk melihat konteks situasi secara lebih luas.
Maradona digendong oleh rekan satu tim dan penggemar setelah membantu Argentina memenangkan Piala Dunia 1986. Foto: Sports Photography
Pada bagian-bagian selanjutnya, buku ini menyajikan gagasan-gagasan penting teori permainan, serta contoh-contoh praktis. Keterampilan penting yang diperkenalkan adalah penalaran mundur, yaitu menyimpulkan dari hasil yang diinginkan langkah-langkah sebelumnya yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Alat penting dalam seni strategi adalah pohon keputusan - sebuah diagram yang menggambarkan pilihan para peserta dan konsekuensinya. Penalaran mundur dan pohon keputusan adalah dua hal yang tampaknya sederhana, tetapi sering diabaikan dalam proses pengambilan keputusan.
Banyak situasi kehidupan nyata digambarkan secara jenaka dari perspektif permainan. Misalnya, menyetel alarm untuk berlari divisualisasikan sebagai pertarungan antara dua lawan, versi malam dan pagi diri kita. Versi diri kita yang "bertekad" di malam hari mencoba menyusun strategi untuk mengalahkan versi diri kita yang "belum bertekad" di pagi hari. Ketika kita membuat resolusi Tahun Baru, kita adalah versi diri kita yang memikirkan tujuan jangka panjang dan ingin memperbaiki diri. Di hari kerja, kita adalah versi diri kita yang berjangka pendek yang seringkali menyerah pada godaan. Jadi, diperlukan beberapa strategi agar versi jangka panjang dapat mengalahkan versi jangka pendek.
Penulis "The Art of Strategic Thinking" Avinash Dixit (kiri) dan Barry Nalebuff. Foto: Mint/ Yale School of Management
Dalam interaksi manusia (atau organisasi), janji dan ancaman juga dianggap sebagai langkah strategis. Pilihan atau kombinasi kedua metode ini disesuaikan dalam negosiasi untuk mencapai hasil terbaik. Misalnya, sebuah perusahaan dapat menjanjikan bonus tinggi kepada karyawan jika target bisnis tercapai (janji), atau mengancam akan memecat mereka jika tidak tercapai (ancaman), atau menggunakan keduanya. Buku ini juga mencakup contoh-contoh langsung, seperti bagaimana seorang ibu seharusnya menggunakan taktik untuk membujuk anaknya melakukan apa yang diinginkannya, dan mengantisipasi respons anak tersebut.
Strategi brinkmanship banyak dibahas dalam buku-buku, berdasarkan contoh-contoh historis dan bisnis. Dalam strategi ini, satu pihak mendorong pihak lain ke ambang batas dan berharap mereka tidak mampu menanggung risikonya. Untuk melakukannya, pihak yang mendorong juga harus bergerak lebih dekat ke ambang batas dan meningkatkan risikonya sendiri. Fakta bahwa pihak yang mendorong benar-benar mendorong pihak lain ke ambang batas membuat ancamannya lebih kredibel daripada sekadar omong kosong. Dalam krisis nuklir 1962, Amerika Serikat dan Uni Soviet meningkatkan konflik mereka dengan cara ini hingga mereka menyadari bahwa ambang batas (yaitu, perang nuklir) akan terlalu mahal dan akhirnya menyerah.
Teori permainan menawarkan banyak penjelasan untuk praktik bisnis, membantu kita lebih memahami hakikat jual beli. Kontrak dibuat tertulis (alih-alih lisan) untuk memberi kedua belah pihak insentif agar menyelesaikannya, karena biaya pemutusan kontrak seringkali lebih besar daripada biaya penyelesaiannya. Kompensasi seringkali dibayarkan secara mencicil, sebuah langkah strategis untuk menjaga motivasi kedua belah pihak selama proses berlangsung. Pelanggan seringkali memilih membeli produk bergaransi karena mereka yakin produk tersebut kecil kemungkinannya rusak. Alih-alih hanya mengatakan "produk saya berkualitas sangat baik," penjual menawarkan garansi untuk menyiratkan bahwa klaimnya kredibel.
Menjelang akhir buku, buku ini memperkenalkan situasi yang lebih spesifik seperti lelang, pemilihan umum, perebutan pangsa pasar, atau persaingan. Situasi yang digambarkan juga semakin sulit dan membutuhkan beberapa perhitungan untuk memahami sepenuhnya gagasan penulis. Oleh karena itu, buku ini agak sulit bagi pembaca untuk membaca dengan cepat dan memahami semua informasinya.
Penulis telah berulang kali menegaskan bahwa situasi kehidupan nyata seringkali jauh lebih kompleks daripada ketika membahas teori. Teori permainan harus dipandang sebagai alat dasar bagi orang-orang untuk lebih mahir dalam proses pengambilan keputusan. Dalam kehidupan nyata, emosi dan nilai-nilai moral terkadang membuat orang bertindak berbeda dari rencana optimal dalam hal hasil. Hal ini juga merupakan poin yang harus dimasukkan oleh para ahli strategi dalam perhitungan mereka.
Untuk mendorong semangat ingin tahu pembaca, penulis merekomendasikan banyak buku dengan topik yang sama, seperti Theory of Games and Economic Behavior Book (John von Neumann dan Oskar Morgenstern), The Strategy of Conflict Book (Thomas Schelling), atau Games and Decisions (R. Duncan Luce). Selain itu, mereka juga menyediakan 10 latihan, yang secara jenaka disebut "kunjungan ke pusat kebugaran" untuk dipraktikkan pembaca, yang sangat penting dalam penyusunan strategi apa pun.
Buku ini menerima banyak pujian, termasuk Thomas C. Schelling (pemenang Nobel Ekonomi tahun 2005) yang menyatakan bahwa buku ini menyajikan permasalahan dengan cara yang baru dan cerdik. John Burns dari majalah Times Higher Education berkomentar bahwa buku ini mudah dibaca, hidup, dan kaya akan situasi praktis.
An Nguyen
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)