
Pada puncaknya, desa Phu My memiliki sekitar 50 rumah tangga dengan ratusan pekerja yang membuat perahu keranjang, tetapi sekarang hanya beberapa keluarga yang tersisa, termasuk Tuan Truong Van Trung dan Nyonya Truong Thi Bich Kieu.

Tahapan pembuatan keranjang mulai dari pemilihan bambu, pembelahan bambu, serutan bambu, anyaman, pemasangan tali, dan lain sebagainya, dikerjakan secara teliti menggunakan tangan oleh perajin.

Bahan baku anyaman keranjang biasanya berupa bambu lokal yang sangat tahan air dan memiliki fleksibilitas tinggi, serta tidak mudah patah saat dianyam. Setelah ditipiskan, bambu dianyam secara merata membentuk anyaman keranjang. Pengrajin akan melanjutkan dengan membentuk pinggiran keranjang. Tahap ini merupakan langkah penting yang menentukan kualitas produk, sehingga keranjang setelah dibentuk harus berbentuk bulat, seimbang, dan tidak berubah bentuk.

Setelah keranjang selesai, pekerja akan melanjutkan dengan memplester kedua sisinya menggunakan kotoran sapi segar yang dicampur air. Metode ini bertujuan untuk menutup celah di antara bilah-bilah bambu. Dua lapis kotoran sapi kering kemudian diikuti dengan dua lapis minyak berang-berang untuk melengkapi keranjang.

Teknik anti air menggunakan kotoran sapi dan minyak berang-berang telah diwariskan turun-temurun, memberikan warna yang indah pada keranjang dan mencegah rayap. Lapisan anti air khusus ini dapat digunakan di lingkungan air laut selama 4-5 tahun. Jika keranjang robek, keranjang dapat dikembalikan dan ditambal.

Keranjang bambu berkualitas yang siap diekspor ke pasar, mulai dari proses penenunan hingga penyelesaian, membutuhkan waktu sekitar 8-10 hari. Harga pasarannya berkisar antara 1,8 juta VND hingga 3 juta VND/buah, tergantung ukuran dan jumlah jari-jari.

Meskipun sulit membuat keranjang, penduduk desa yang menekuni kerajinan ini hidup dengan pendapatan yang sangat tidak stabil. "Sejak munculnya keranjang komposit (keranjang plastik), keranjang botol perlahan-lahan mulai kurang diminati. Kebanyakan dari mereka telah berhenti dari profesi ini, beralih ke pekerjaan lain, atau bekerja di tempat yang jauh," ujar Bapak Trung.

Pendapatan rumah tangga pengrajin keranjang bambu seperti Bapak Trung dan Ibu Kieu sebagian besar bergantung pada pesanan dari pelaku usaha pariwisata atau sekadar menunggu kedatangan produk untuk diekspor ke mancanegara. "Saya sering berpikir untuk berhenti dari profesi ini, tetapi karena tradisi peninggalan leluhur, saya berusaha mempertahankannya," ungkap Ibu Kieu. Untuk menambah penghasilan, keluarga Ibu Kieu memproduksi dan bekerja sama dengan kelompok wisatawan domestik dan mancanegara untuk berkunjung dan merasakan pengalaman.

Pak Sidney Pool (turis Belanda) dengan antusias berfoto bersama Ibu Kieu selama kunjungannya ke Phu Yen . Turis asing tersebut bercerita, "Beberapa hari yang lalu, saya menyaksikan kegiatan menggoyang keranjang di Hoi An. Saya sangat senang bisa datang ke sini dan melihat langsung para pengrajin membuat keranjang seperti ini."

Banyak fotografer datang ke sini untuk mencari inspirasi karya mereka. Banyak karya mereka telah memenangkan penghargaan bergengsi dalam berbagai kompetisi fotografi. Ini merupakan kesempatan untuk mempromosikan produk-produk unik Vietnam ke pasar internasional.
Laodong.vn
Sumber: https://laodong.vn/du-lich/kham-pha/muc-so-thi-lang-nghe-thung-chai-hiem-hoi-con-lai-o-phu-yen-1502172.html






Komentar (0)