Militer AS mengumumkan penyitaan sejumlah komponen rudal yang diduga milik Iran yang dikirim ke pasukan Houthi di Yaman di Laut Arab.
"Pada 11 Januari, angkatan laut menyita sebuah kapal yang mengangkut senjata mematikan canggih dari Iran untuk pasukan Houthi di Yaman," kata Komando Pusat AS (CENTCOM) hari ini. Lokasi penyitaan adalah perairan internasional di Laut Arab, di lepas pantai Somalia.
Menurut CENTCOM, pengiriman tersebut mencakup komponen rudal balistik dan jelajah buatan Iran, seperti mesin propulsi, peralatan pemandu dan hulu ledak, serta komponen sistem pertahanan udara. Analisis awal menunjukkan bahwa Houthi menggunakan senjata serupa untuk menyerang kapal kargo yang melintasi Laut Merah.
Angkatan Laut AS kemudian menenggelamkan kapal kargo tersebut. Ke-14 orang di dalamnya ditangani sesuai dengan hukum internasional.
Pejabat Iran dan pasukan Houthi di Yaman belum mengomentari informasi tersebut.
CENTCOM juga mengonfirmasi bahwa dua anggota SEAL hilang di lepas pantai Somalia pekan lalu saat mencoba menaiki kapal kargo. Kepala CENTCOM, Michael Kurilla, mengatakan "operasi pencarian komprehensif" telah diluncurkan untuk menemukan keduanya.
Peralatan yang disita oleh pasukan AS dari sebuah kapal kargo di Laut Arab pada 11 Januari. Foto: X/@USCENTCOM
Houthi menguasai sebagian besar wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sanaa. Mereka berselisih dengan koalisi militer pimpinan Saudi yang melakukan intervensi di Yaman pada Maret 2015 untuk memulihkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui internasional.
Pasukan ini meningkatkan serangan terhadap kapal kargo yang melewati Laut Merah setelah perang di Jalur Gaza pecah pada awal Oktober 2023, untuk menekan Israel agar menghentikan kampanyenya melawan Hamas, sekutu Houthi dalam poros perlawanan anti-Tel Aviv di Timur Tengah.
AS melancarkan dua serangan udara di Yaman dalam dua hari berturut-turut sebagai tanggapan. Dalam serangan pertama pada 12 Januari, AS, berkoordinasi dengan Inggris, menggunakan lebih dari 150 rudal dan bom berpemandu untuk mengebom hampir 30 lokasi di Yaman, termasuk ibu kota Sanaa.
Gelombang kedua serangan udara terjadi pada dini hari tanggal 13 Januari dalam skala yang lebih kecil. AS mengumumkan bahwa mereka bertindak secara sepihak, sementara Houthi bersikeras bahwa serangan itu tidak menyebabkan kerusakan atau korban jiwa. Kelompok bersenjata tersebut menyatakan bahwa militer AS memiliki "kehadiran ilegal" di wilayah tersebut dan memperingatkan bahwa mereka akan menyerang pangkalan-pangkalan AS.
Lokasi Laut Arab. Grafik: Wikipedia
Nhu Tam (Menurut AFP, Reuters )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)