Selama konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada tanggal 27 Februari di Gedung Putih, ketika ditanya tentang masa depan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, Presiden AS Donald Trump mengatakan negosiasi terkait Jalur Gaza berjalan cukup baik.
Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dalam konferensi pers bersama di Gedung Putih pada 27 Februari. (Sumber: Reuters) |
Gencatan senjata tiga fase di Gaza, yang mulai berlaku pada 19 Januari, telah memulangkan 33 sandera Israel dan sekitar 2.000 tahanan Palestina yang ditahan oleh Tel Aviv.
Fase pertama gencatan senjata yang berlangsung selama enam minggu akan berakhir dalam dua hari. Israel mengumumkan pada 27 Februari bahwa mereka akan mengirim negosiator ke Kairo untuk membahas perpanjangan fase pertama ini.
Ketika ditanya apakah tahap kedua akan diluncurkan, Presiden Donald Trump berkata "tidak ada yang benar-benar tahu" dan "kita lihat saja nanti."
"Beberapa pembicaraan berjalan cukup baik," kata pemimpin AS tersebut.
Selain itu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga menegaskan kembali dukungannya terhadap solusi dua negara, menyerukan pembentukan negara Palestina di Tepi Barat dan Gaza, yang hidup berdampingan dengan Israel.
"Saya yakin bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian abadi di kawasan ini," tegas Perdana Menteri Starmer dalam konferensi pers ketika ditanya tentang usulan AS untuk mengendalikan Gaza dan memaksa warga Palestina untuk pindah secara permanen.
Rencana Trump telah dikutuk oleh masyarakat internasional dan dilihat sebagai pembersihan etnis.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan militer Israel di jalur itu sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 48.000 warga Palestina, membuat hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi, dan menyebabkan krisis kelaparan.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/xung-dot-gaza-my-khang-dinh-dang-dam-phan-kha-tot-anh-kien-quyet-giai-phap-hai-nha-nuoc-305882.html
Komentar (0)