Dalam pernyataan di halaman Telegram pribadinya, Presiden Ukraina Volodymir Zelensky mengumumkan bahwa Kiev berencana untuk menyerang semenanjung Krimea dengan rudal balistik presisi tinggi ATACMS.
Menurut Presiden Ukraina, target utama Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) di Krimea adalah bandara. Namun, Kiev masih kekurangan rudal jarak jauh.
"Rudal ATACMS tidak ada di Ukraina saat ini... Pihak Rusia tahu bahwa kami dapat menghancurkan pesawat-pesawat ini dan mereka mengerahkannya di Krimea untuk menyerang," kata Volodymir Zelensky, menekankan bahwa Ukraina sangat membutuhkan rudal jarak jauh AS.
Pada tanggal 12 Maret, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengumumkan alokasi paket bantuan militer baru untuk Ukraina senilai $300 juta.
| Ukraina mengumumkan akan meluncurkan serangan rudal ke semenanjung Krimea. Foto: Getty |
"Hari ini, atas nama Presiden Joe Biden, saya mengumumkan bantuan militer sebesar $300 juta kepada Ukraina untuk mengatasi beberapa kebutuhannya yang paling mendesak," kata Jake Sullivan.
Bagian dari paket dukungan tersebut diharapkan berupa rudal balistik jarak pendek ATACMS untuk AFU, serta amunisi tambahan untuk senjata 155mm dan sistem artileri roket.
Ini adalah paket bantuan militer AS pertama untuk Ukraina dalam beberapa bulan. AS terakhir kali memberikan bantuan sebesar $250 juta kepada Ukraina pada akhir Desember 2023, setelah itu Kongres AS terpecah belah mengenai paket bantuan baru untuk Kiev. Dalam konteks tersebut, Presiden Volodymir Zelensky mulai meragukan komitmen bantuan militer AS dalam konflik tersebut.
“Kami mengandalkan mitra kami dan saya harap ini bukan sekadar kata-kata kosong, tetapi ini adalah cara untuk membuat kami lebih kuat,” kata Volodymir Zelensky.
Menanggapi pernyataan Presiden Ukraina, Duma Negara Rusia segera merespons. Wakil Wali Kota Sevastopol, Dmitry Belik, mengumumkan bahwa Angkatan Bersenjata Rusia siap mencegah serangan rudal AS di Krimea.
"Volodymir Zelensky tidak hanya memberi peringatan, tetapi juga menyampaikan rencana aksi yang menyeluruh. Saya yakin bahwa dengan semua jenis senjata AFU, pasukan pertahanan udara kita sedang mencarinya dan akan mampu menetralisirnya, sehingga akan sulit bagi Presiden Ukraina untuk mengancam kita," kata Dmitry Belik.
Menurut pemimpin Kota Sevastopol, tidak satu pun senjata yang diterima Ukraina dari negara-negara Barat yang membantu AFU meraih keberhasilan di medan perang. Tentara Rusia selalu memperhatikan dan menetralisir senjata yang diterima Kiev dari Barat dengan cermat dan tidak mengabaikan atau mengabaikan potensi ancaman.
Terkait pernyataan Presiden Ukraina, dalam beberapa hari terakhir, pesawat nirawak pengintai RQ-4B Global Hawk AS telah memantau secara ketat perairan Laut Hitam, wilayah yang berbatasan dengan Sochi dan Novorossiysk. Sebelumnya, setiap kali pesawat pengintai AS muncul di Laut Hitam, pesawat tersebut menandakan serangan rudal oleh AFU terhadap Semenanjung Krimea atau Armada Laut Hitam.
| Situasi medan perang memang sulit, tetapi Ukraina masih terus berganti kepemimpinan. Foto: AP |
Menurut kantor berita TASS, Presiden Ukraina telah memutuskan untuk memberhentikan sejumlah penasihat, asisten, dan utusan presiden untuk reformasi kepegawaian. Menurut sekretaris pers Presiden Ukraina, Sergei Nikiforov, langkah ini bertujuan untuk memberi contoh bagi administrasi publik negara agar lebih proaktif dalam bekerja.
Sebelumnya, Presiden Ukraina memecat sejumlah pejabat, termasuk asisten pertamanya Sergei Shefir, mantan direktur dan pendiri studio film Kvartal-95.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)