Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah memerintahkan penghindaran konflik militer langsung dengan Washington di tengah memburuknya hubungan menyusul serangan baru-baru ini terhadap pangkalan AS.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. (Sumber: APA) |
Informasi di atas dipublikasikan oleh New York Times pada 2 Februari, mengutip sumber dari Iran. Oleh karena itu, Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengadakan pertemuan darurat minggu ini untuk membahas situasi tersebut.
Menurut sumber tersebut, setelah para peserta pertemuan menyampaikan rencana mereka kepada Khamenei, ia menanggapi dengan perintah yang jelas: hindari perang langsung dengan AS. Di saat yang sama, Iran juga bersiap untuk merespons jika AS melancarkan serangan balasan.
Menurut sumber, komando Iran telah menempatkan semua angkatan bersenjata dalam siaga tinggi, mengaktifkan sistem pertahanan rudal dan menyebarkan rudal balistik di sepanjang perbatasan dengan Irak.
Sementara itu, pada hari yang sama, Presiden Iran Ebrahim Raisi menyatakan: "Kami tidak akan memulai perang apa pun, tetapi jika ada yang ingin menindas kami, mereka akan menghadapi respons yang kuat."
Tindakan itu dilakukan dalam konteks bahwa sehari sebelumnya, CBS News mengutip pejabat AS yang mengatakan bahwa Washington telah menyetujui rencana untuk melakukan serangan beberapa hari, yang menargetkan personel dan infrastruktur Iran di Irak dan Suriah.
Serangan itu merupakan balasan atas serangan pesawat tak berawak oleh kelompok Perlawanan Islam Irak pro-Iran di pangkalan militer AS Tower 22 di Yordania pada tanggal 28 Januari, yang menewaskan tiga tentara dan melukai 34 lainnya.
Para pejabat AS mengatakan waktu serangan akan ditentukan oleh kondisi cuaca. Washington ingin melaksanakan serangan saat cuaca cerah agar tidak secara tidak sengaja memengaruhi warga sipil yang tidak bersalah.
Pada hari yang sama, kantor berita Reuters mengutip empat pejabat AS yang mengatakan bahwa pesawat tak berawak yang digunakan untuk menyerang Menara 22 pada tanggal 28 Januari kemungkinan dibuat di Iran.
Hasil di atas berdasarkan analisis serpihan pesawat di lokasi kejadian, tetapi pihak AS tidak mengungkapkan rincian nama senjata ini.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)