Perang Rusia-Ukraina hari ini, 24 Mei 2024: Ukraina mengirim pasukan ke Kharkov, front Timur ditembus Perang Rusia-Ukraina 25 Mei 2024: NATO mendukung Ukraina dalam menggunakan senjata Barat untuk menyerang wilayah Rusia, tetapi tidak berpartisipasi dalam perang |
Dalam wawancara dengan The Economist, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg meminta negara-negara anggota yang mendukung Ukraina untuk diizinkan menyerang target militer di wilayah Rusia.
Kegagalan di garis depan memaksa NATO memperhitungkan bahwa Ukraina akan meningkatkan konflik dengan menyerang wilayah Rusia. Foto: Getty |
"Sudah saatnya bagi sekutu untuk mempertimbangkan apakah mereka harus mencabut beberapa pembatasan yang telah mereka terapkan terhadap penggunaan senjata yang dikirim ke Ukraina," kata Jens Stoltenberg.
Sekretaris Jenderal NATO menekankan bahwa strategi perlu diubah sekarang, karena operasi militer sedang berlangsung di wilayah Kharkiv, tak jauh dari perbatasan Rusia. Menurut Sekretaris Jenderal NATO, karena Kiev tidak dapat menyerang "target militer yang sah" di wilayah Rusia, negara itu akan kesulitan mempertahankan diri. Di saat yang sama, ia menyatakan keraguan bahwa serangan Rusia di wilayah tersebut akan mengarah pada terobosan strategis di garis depan.
Sementara itu, saat menilai kemungkinan NATO mengirim pasukan ke Ukraina, Tn. Jens Stoltenberg menyatakan: "Kami tidak berniat mengirim pasukan darat NATO ke Ukraina . "
Pada saat yang sama, ia mencatat bahwa aliansi tersebut akan terus menyediakan senjata, amunisi, dan membantu melatih tentara Ukraina. Sekretaris Jenderal NATO mengakui risiko eskalasi. Ia mengatakan tugasnya adalah mencegah konflik berubah menjadi perang skala penuh antara Rusia dan NATO di Eropa.
Tanggal pasti masuknya Ukraina ke NATO belum ditetapkan, tetapi Jen Stoltenberg mengatakan aliansi tersebut membantu Ukraina memenuhi persyaratan masuk.
Menurut Sekretaris Jenderal NATO, Kiev harus memenuhi standar teknis aliansi dan meningkatkan "kesesuaian operasionalnya" dengan aliansi tersebut. Ia juga menambahkan bahwa untuk menerima suatu negara ke dalam aliansi, harus ada kemauan politik dari para pemimpin negara anggota aliansi.
Jen Stoltenberg menekankan bahwa meskipun situasi di garis depan menguntungkan bagi Kiev, negara itu tidak akan dapat menjadi anggota aliansi selama bertahun-tahun mendatang. Ia juga mendesak untuk tidak mengharapkan keputusan serius terkait Ukraina pada pertemuan puncak di Washington musim panas mendatang untuk memperingati ulang tahun NATO ke-75.
Konflik di Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir. Foto: AP |
Menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal NATO yang agak memanas, Ketua Komite Urusan Kebangsaan di Krimea, Zaur Smirnov, menyatakan: "Seruan Stoltenberg tidak lebih dari upaya kolektif Barat untuk mengintimidasi Rusia dan menekan kami. Hal ini terjadi di tengah keberhasilan ofensif militer Rusia dan penguatan posisi Rusia jika terjadi negosiasi."
Ukraina telah melancarkan serangan terhadap wilayah Rusia, kata Zaur Smirnov, seraya menambahkan bahwa jika terjadi bahaya strategis, Moskow akan mengambil tindakan yang tepat sesuai dengan doktrin militernya.
Sementara itu, sumber-sumber diplomatik Barat menilai bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin siap untuk merundingkan persyaratan perdamaian di Ukraina.
Sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa presiden Rusia kecewa dengan upaya Barat yang menyebabkan negosiasi yang seharusnya berlangsung pada tahun 2022 mengenai masalah Ukraina gagal. Demikian pula dengan isu Presiden Ukraina Volodymir Zelensky yang menyatakan tidak ada negosiasi dengan Rusia, padahal Vladimir Putin masih menjabat sebagai presiden melalui dekrit resmi di tahun yang sama.
"Putin dapat bertempur selama diperlukan, tetapi dia juga siap untuk gencatan senjata guna membekukan konflik," ujar seorang sumber diplomatik Eropa. Pemimpin Rusia tersebut menganggap keberhasilan Operasi Militer Khusus di Ukraina sudah cukup untuk dianggap sebagai sebuah kemenangan.
Menurut kantor berita Inggris, Reuters, para politisi Barat yakin bahwa tidak akan ada perjanjian damai di Ukraina selama Presiden Volodymir Zelensky tetap berkuasa di Kiev. Dengan demikian, isu perdamaian di Ukraina hanya dapat terjadi antara Rusia dan Amerika Serikat.
Namun, AS tidak percaya pada motivasi Rusia untuk menyelesaikan konflik tersebut. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menilai bahwa Moskow dianggap "belum siap untuk ini".
"Jika Presiden Rusia Vladimir Putin menunjukkan minat serius untuk mengadakan perundingan damai, saya yakin Ukraina akan menanggapi inisiatif ini secara positif," ujar Menteri Luar Negeri AS dalam kunjungannya baru-baru ini ke Kiev.
[iklan_2]
Sumber: https://congthuong.vn/chien-su-nga-ukraine-hom-nay-ngay-2552024-nato-muon-ukraine-tan-cong-cac-muc-tieu-tren-lanh-tho-nga-322266.html
Komentar (0)