Tentara Rusia di Ukraina (Foto: Getty).
Washington Post pada tanggal 2 Oktober mengutip analis Pasi Paroinen dari Bird Group, sebuah organisasi analisis intelijen sumber terbuka yang berbasis di Helsinki, yang mengatakan bahwa pasukan Rusia di Donbass maju "dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya" sejak konflik Ukraina pecah lebih dari 2 tahun yang lalu.
Ia memperkirakan pasukan Rusia menguasai sekitar 823 kilometer persegi wilayah Ukraina pada bulan Agustus dan September.
Kemajuan terbesar militer Rusia "terjadi dari pertengahan Agustus hingga pertengahan September, bertepatan dengan serangan Ukraina ke wilayah perbatasan Kursk Rusia," kata analis Paroinen.
Dalam kemajuan terbaru di front timur Ukraina, tentara Rusia pada 2 Oktober berhasil menguasai penuh kota strategis Vuhledar di provinsi Donetsk setelah dua tahun pertempuran. Vuhledar terletak sekitar 60-70 km di barat daya kota Donetsk, dan dianggap sebagai benteng utama terakhir Ukraina di provinsi Donetsk.
Langkah ini memungkinkan Rusia untuk maju lebih jauh ke dalam pertahanan Ukraina, semakin dekat ke tujuannya untuk menguasai seluruh wilayah timur Ukraina.
Sementara itu, Ukraina dikabarkan terjebak dalam serangan Rusia di perbatasan Kursk. Kiev melancarkan serangan Kursk pada awal Agustus dengan harapan dapat memaksa Rusia menarik pasukannya dari garis depan Donbass.
Akan tetapi, pengerahan puluhan ribu pasukan Ukraina ke Kursk telah membuat garis pertahanan mereka di Timur semakin melebar dan rentan terhadap gelombang serangan Rusia.
Rusia hampir tidak mengurangi kekuatannya di Donbass, bahkan mempercepat serangannya untuk menembus garis pertahanan terakhir Ukraina di sana.
[iklan_2]
Sumber: https://dantri.com.vn/the-gioi/nga-dang-tien-cong-nhanh-chua-tung-co-o-donbass-20241003091921335.htm
Komentar (0)