Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Rusia mengaku kehilangan 76 pesawat akibat "badai" sanksi Barat

Báo Dân tríBáo Dân trí27/11/2023

[iklan_1]
Nga nói bị mất 76 máy bay vì bão trừng phạt của phương Tây - 1

Pesawat komersial Rusia (Foto: Tass).

RIA Novosti melaporkan bahwa Menteri Transportasi Rusia Vitaly Savelyev mengatakan pada akhir pekan bahwa negaranya telah kehilangan 76 pesawat penumpang sebagai akibat dari sanksi Barat yang dijatuhkan untuk menekan Rusia agar menghentikan kampanye militernya selama lebih dari 21 bulan di Ukraina.

"Kami terkejut. Rusia terkejut ketika Barat menyita 76 pesawat penumpang," kata Savelyev di pameran bertajuk "Rusia Beraksi".

Bapak Savelyev mengatakan Rusia saat ini memiliki 1.302 pesawat, termasuk 1.167 pesawat penumpang. Sebelum pecahnya permusuhan, banyak pesawat penumpang Rusia terdaftar di luar negeri dan disewakan kepada maskapai penerbangan Rusia.

Angka 76 yang disebutkannya mencakup pesawat yang sedang menjalani perawatan teknis, sedang diperbaiki di luar negeri, atau telah dipesan sebelumnya dan akan segera dioperasikan. Setelah pecahnya permusuhan, pesawat-pesawat tersebut tidak dipindahkan ke Rusia.

Selain masalah pesawat yang disita, industri penerbangan Rusia juga terpukul keras oleh sanksi Barat. Pesawat-pesawat yang dioperasikan Rusia telah dikenai sanksi oleh pemerintah AS, dan produsen pesawat Barat telah berhenti memasok suku cadang dan pesawat baru ke Rusia.

Menurut Bloomberg , langkah tersebut telah memengaruhi sekitar 70% pesawat penumpang di Rusia.

AS dan Uni Eropa telah menuntut agar Rusia mengembalikan pesawat yang disewa dari Barat, meskipun Kremlin telah berupaya menyelesaikan masalah tersebut dengan mengizinkan maskapai penerbangan Rusia untuk mendaftarkan pesawat yang disewa dari perusahaan asing.

Pesawat-pesawat ini akan diberikan sertifikat kelaikan udara oleh otoritas setempat, yang akan memungkinkan maskapai penerbangan Rusia untuk mengambil alih pesawat yang disewa dari luar negeri dan menggunakannya untuk rute domestik.

Namun, ini berarti pesawat tidak akan menerima pembaruan perangkat lunak dari produsen. Aktivitas perawatan, servis, dan inspeksi sesuai standar perusahaan juga akan terpengaruh.

Rusia berupaya menghindari sanksi dan mencari alternatif pengganti suku cadang dan peralatan buatan Barat agar industri penerbangannya tetap berjalan.

Dalam program pengembangan penerbangan negara itu hingga tahun 2030, Kementerian Transportasi Rusia mengatakan pihaknya mengharapkan Moskow secara bertahap mengurangi jumlah pesawat asing yang beroperasi.

Badan tersebut menambahkan bahwa maskapai penerbangan akan berusaha mengganti suku cadang buatan Barat, menurut kantor berita negara Interfax.

Anastasia Dagaeva, pakar independen penerbangan Rusia, mengatakan maskapai penerbangan Moskow berada di bawah banyak tekanan akhir-akhir ini karena hilangnya destinasi internasional, kontrak sewa, dukungan teknis, kemitraan...

"Tujuan utama industri penerbangan sipil Rusia adalah mempertahankan armadanya hingga tahun 2030," ujar Dagaeva, seraya menekankan bahwa industri ini tidak akan hilang dalam waktu dekat, melainkan akan menjadi lebih tertutup.

Rusia juga berfokus pada pengembangan pesawat penumpangnya sendiri. Pada bulan September, Rusia mengumumkan keberhasilan uji coba pesawat komersial Sukhoi Superjet 100.


[iklan_2]
Sumber

Komentar (0)

No data
No data

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

Kunjungi U Minh Ha untuk merasakan wisata hijau di Muoi Ngot dan Song Trem
Tim Vietnam naik ke peringkat FIFA setelah menang atas Nepal, Indonesia dalam bahaya
71 tahun setelah pembebasan, Hanoi tetap mempertahankan keindahan warisannya dalam arus modern
Peringatan 71 Tahun Hari Pembebasan Ibu Kota - membangkitkan semangat Hanoi untuk melangkah mantap menuju era baru

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

No videos available

Peristiwa terkini

Sistem Politik

Lokal

Produk