Di tengah lanskap kuno ibu kota Brussels, ruang budaya Asia Tenggara yang semarak diciptakan kembali pada Hari Keluarga ASEAN, yang menandai peringatan 58 tahun berdirinya blok tersebut.
Acara ini tidak hanya sekadar perayaan tetapi juga menunjukkan kuatnya semangat solidaritas ASEAN di luar negeri.
Bertempat di Kedutaan Besar Indonesia pada pagi hari tanggal 9 Agustus, acara tersebut menarik banyak diplomat beserta keluarga mereka dari 10 negara anggota ASEAN dan pengamat dari Timor Leste. Ruang tersebut disulap menjadi miniatur "kampung ASEAN" tempat budaya tradisional berpadu dengan kehidupan modern.
Puncak acara adalah kegiatan pertukaran budaya yang unik. Para duta besar dan diplomat dengan antusias berpartisipasi dalam permainan rakyat seperti "mengambil bola dengan sumpit", sementara kontes "Memahami ASEAN" membantu meningkatkan pemahaman tentang sejarah dan pencapaian organisasi tersebut.
Berbicara kepada wartawan VNA, Duta Besar Singapura untuk Belgia, Hong Huai Lim, yang memegang jabatan ketua bergilir Komunitas ASEAN di Brussels pada paruh kedua tahun ini, menegaskan bahwa meskipun jauh dari tanah air, komunitas ASEAN di Belgia tetap merasakan kehangatan dan keakraban seperti berada di rumah, sebuah keluarga besar. Ia memandang Hari Keluarga ASEAN sebagai momen yang bermakna, membantu masyarakat untuk lebih dekat dan meningkatkan solidaritas mereka.

Sementara itu, Duta Besar Vietnam untuk Belgia, Nguyen Van Thao, Kepala Delegasi Vietnam untuk Uni Eropa, mengungkapkan kegembiraannya menyaksikan acara tersebut.
Dubes menegaskan, dalam konteks tantangan global yang semakin meningkat, solidaritas dan kerja sama di lingkungan ASEAN telah menjadi model khas, yang ditunjukkan secara jelas dalam bidang ekonomi dan politik , dan sekaligus tersebar luas dalam kehidupan budaya.
Program budaya yang beragam memadukan musik tradisional dan modern, mulai dari Lao Lam Vong hingga lagu-lagu daerah dari berbagai negara. Khususnya, penampilan "My Homeland Vietnam" yang dibawakan oleh delegasi Vietnam dengan kostum Ao Dai merah meninggalkan kesan yang mendalam.
Pusat jajanan dengan hidangan khas seperti udang goreng, mie goreng Vietnam, sate Indonesia, dan sudut aktivitas untuk anak-anak telah berkontribusi dalam menciptakan ruang budaya yang beragam, memperkuat solidaritas ASEAN.
Festival berakhir di bawah sinar mentari keemasan yang hangat, meninggalkan dalam hati setiap orang kenangan manis dari hari yang dipenuhi dengan kegembiraan, keterhubungan, dan persahabatan yang mendalam.
Saat-saat itu bagaikan bukti nyata masyarakat ASEAN yang tangguh, erat, dan bersemangat, yang meski jauh dari rumah, tetap selalu memandang satu sama lain bagai keluarga besar di negeri asing.
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/ngay-gia-dinh-asean-tai-bi-tai-hien-khong-gian-van-hoa-dong-nam-a-post1054794.vnp






Komentar (0)