Dalam pidato pembukaannya, Kepala Departemen Pajak Provinsi Nghe An Nguyen Bang Thang menekankan bahwa penyelenggaraan lokakarya merupakan salah satu tugas utama Departemen Pajak Nghe An, yang bertujuan untuk pengembangan komunitas bisnis yang kuat dan berkelanjutan di provinsi tersebut.
Dalam konteks integrasi internasional yang mendalam, memperbarui kebijakan perpajakan, pajak minimum global, dan standar akuntansi IFRS merupakan persyaratan mendesak yang membantu bisnis meningkatkan daya saing dan kepatuhan hukum mereka.
.jpg)
Dalam lokakarya tersebut, Kepala Layanan Konsultasi Pajak EY Vietnam, Pham Manh Hung, menganalisis secara mendalam perubahan kebijakan perpajakan pada tahun 2025 yang berdampak langsung terhadap bisnis. Area fokusnya meliputi pajak minimum global, manajemen faktur elektronik, dan insentif pajak untuk bisnis investasi baru.
Bapak Hung menekankan bahwa tahun 2025 merupakan tahun yang sangat penting dengan serangkaian amandemen kebijakan perpajakan dan akuntansi. Beberapa poin baru yang penting antara lain: Resolusi Majelis Nasional 204/2025/QH15 yang menurunkan PPN dari 10% menjadi 8% untuk berbagai kelompok barang dan jasa hingga 31 Desember 2026; Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai, berlaku mulai 1 Juli 2025; Undang-Undang Pajak Penghasilan Badan, berlaku mulai 1 Oktober 2025; Undang-Undang Administrasi Perpajakan (amandemen), yang diperkirakan akan disahkan oleh Majelis Nasional pada Sidang ke-10 yang sedang berlangsung. Khususnya, pelaku usaha perlu memperhatikan peraturan baru tentang faktur, termasuk penerapan faktur elektronik dari mesin kasir untuk rumah tangga pelaku usaha dan usaha perorangan.
Lokakarya ini juga mencurahkan banyak waktu untuk pembaruan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS). Perwakilan dari ACCA dan EY Vietnam berbagi pengalaman praktis dalam penerapan IFRS.
Berdasarkan peta jalan Kementerian Keuangan , mulai tahun 2025, IFRS akan menjadi standar wajib bagi perusahaan tercatat, lembaga kredit, dan perusahaan yang perlu memobilisasi modal di pasar internasional. Penerapan IFRS dinilai akan memberikan banyak manfaat praktis seperti transparansi informasi keuangan, peningkatan reputasi perusahaan, dan peningkatan akses ke sumber modal internasional.
.jpg)
Pada lokakarya tersebut, para ahli juga secara khusus menjawab banyak pertanyaan dari para pelaku usaha tentang mekanisme pemotongan dan pengembalian PPN, penanganan biaya yang dapat dikurangkan, dan kesulitan dalam proses penerapan IFRS.
Kepala Dinas Pajak Provinsi Nghe An, Nguyen Bang Thang, menegaskan bahwa Dinas Pajak Provinsi Nghe An akan terus berkoordinasi erat dengan berbagai organisasi dan pelaku usaha untuk membangun lingkungan perpajakan yang transparan, modern, dan ramah. Pemutakhiran kebijakan dan penerapan IFRS akan berkontribusi pada integrasi yang mendalam dan pembangunan berkelanjutan bagi pelaku usaha di wilayah tersebut.
Sumber: https://daibieunhandan.vn/nghe-an-cap-nhat-chinh-sach-thue-moi-va-chuan-muc-bao-cao-tai-chinh-quoc-te-ifrs-10393037.html






Komentar (0)