Pada tanggal 2 Maret, seorang perwakilan dari Departemen Lalu Lintas Kepolisian mengatakan bahwa Kementerian Keamanan Publik baru saja mengeluarkan Surat Edaran 12/2025 "Peraturan tentang pengujian, pemberian SIM; pemberian dan penggunaan SIM internasional".

Perlu diketahui, Pasal 4 Surat Edaran tersebut mengatur tentang bentuk, isi dan tata cara ujian mengemudi.

Tes mengemudi W-CSGT 3.jpg
Mulai 1 Maret, kepolisian akan bertugas menguji dan menerbitkan SIM. Foto: Dinh Hieu

Dengan demikian, ujian teori akan mencakup soal-soal yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan tentang ketertiban dan keselamatan lalu lintas; teknik mengemudi; materi yang berkaitan dengan struktur dan perbaikan umum (untuk golongan B1 dan B ke atas); etika pengemudi, budaya berlalu lintas dan pencegahan pengaruh buruk alkohol dan bir saat berkendara; keterampilan pencegahan kebakaran, pemadaman kebakaran dan penyelamatan (untuk golongan B ke atas).

Kandidat yang mengikuti ujian mengemudi kelas A1, A dengan SIM mobil yang sah dibebaskan dari ujian teori.

Ujian teori dilaksanakan di komputer (kecuali pada kasus dimana halaman hanya digunakan untuk pengujian sepeda motor, ujian teori dilaksanakan dengan menggunakan metode pilihan ganda di atas kertas).

Tes mengemudi W-CSGT 10.jpg
Kelas B dinilai menggunakan metode penilaian langsung. Foto: Dinh Hieu

Terkait ujian praktik mengemudi pada gambar, untuk kelas A1, A akan melaksanakan ujian menggunakan metode penilaian langsung yang dikombinasikan dengan alat penilaian otomatis. Peserta ujian harus mengendarai sepeda motor melalui 4 sesi ujian: Mengemudi di jalur angka 8, melewati jalur lurus, melewati jalan berpagar, dan melewati jalan bergelombang.

Untuk kelas B1, ujian dilakukan dengan metode penilaian langsung, di mana penguji tidak duduk di dalam kendaraan. Peserta ujian harus mengemudikan kendaraan maju secara zig-zag dan mundur ke arah berlawanan.

Untuk kelas B, C1, C, D1, D2, D, ujian akan dilakukan dengan menggunakan peralatan penilaian otomatis; tidak akan ada penguji yang duduk di kendaraan ujian.

Peserta ujian harus mengikuti latihan-latihan ujian yang diselenggarakan di tempat ujian mengemudi, meliputi: Start, berhenti untuk memberi jalan kepada pejalan kaki, berhenti dan menyalakan kendaraan di tanjakan, melewati lintasan roda dan tikungan tegak lurus, melewati persimpangan dengan lampu lalu lintas, melewati tikungan berkelok-kelok, parkir (kelas B dan C1 untuk parkir membujur; kelas B, C, D1, D2 dan D untuk parkir mendatar), berhenti di perlintasan kereta api, beroperasi saat menghadapi situasi berbahaya, mengganti gigi transmisi di jalan datar, dan finis.

Tes mengemudi W-csgt 6.jpg
Kelas C1 diuji menggunakan alat penilaian otomatis, tanpa penguji yang duduk di dalam kendaraan uji. Foto: Dinh Hieu

Untuk kelas BE, D1E, D2E, dan DE, tes akan dilakukan dengan metode penilaian langsung. Penguji tidak akan duduk di dalam kendaraan. Peserta tes akan mengemudikan kendaraan melalui area tes: melewati 5 tiang standar dan kembali.

Kelas C1E, CE diuji dengan metode penilaian langsung, penguji tidak duduk di dalam kendaraan uji. Peserta uji mengemudikan kendaraan melalui 2 bagian uji: Bergerak maju melalui pola 5 pos dan kembali; memarkir kendaraan secara vertikal.

Untuk ujian praktik mengemudi di jalan raya, kelas B, C1, C, D1, D2, dan D diuji menggunakan alat penilaian otomatis, dengan seorang penguji duduk di dalam mobil uji. Peserta ujian mengemudikan mobil uji, menangani situasi lalu lintas, dan mengikuti perintah penguji.

Untuk kelas BE, C1E, CE, D1E, D2E, DE, pengujian dilakukan dengan metode penilaian langsung, dengan penguji duduk di kendaraan pengujian.

Khususnya, tes mengemudi dilakukan menggunakan perangkat lunak yang mensimulasikan situasi lalu lintas untuk kelas B, C1, C, D1, D2, D, BE, C1E, CE, D1E, D2E, dan DE. Peserta tes mendeteksi risiko keselamatan lalu lintas dengan mengamati situasi simulasi yang muncul di komputer dan memberikan tindakan untuk menangani situasi tersebut.

Rincian 15 kategori SIM dalam Undang-Undang tentang Tertib Lalu Lintas dan Keselamatan Jalan Undang-Undang tentang Tertib Lalu Lintas dan Keselamatan Jalan akan mengubah klasifikasi SIM menjadi: A, A1, B, B1, C, C1, D, D1, D2, BE, C1E, CE, DE, D1E, D2E.